Salah satu penulis ternama, Asfar Amir Tanjung pernah menulis: “Seorang guru yang sukses adalah guru yang mampu mengelola siswanya dengan baik, mampu mendidik siswanya dengan penuh kasih sayang, selalu tampak senang dan bersemangat dalam mengajar, sehingga membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar”
Dalam keadaan pandemi Covid-19 seperti saat ini, peran guru sebagai motivator sangat diperlukan. Pasalnya, semangat siswa jauh menurun, siswa mulai jenuh dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara online. Dan kejenuhan itu berpotensi terbawa pada saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) diterapkan. Oleh sebab itu diperlukan cara-cara khusus untuk dapat meningkatkan semangat siswa untuk mau belajar kembali.
Seperti yang diketahui bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang dapat menular dengan mudah dan sangat cepat. Percikan batuk dan napas oleh penderita Covid-19 yang jatuh ke permukaan benda, akan dapat menular kepada orang lain. Karena penularan Covid-19 sangat cepat, maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona atau COVID-19 ini sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Hampir tak ada negara di dunia yang dapat terhindar dari virus corona, termasuk Indonesia.
Dalam rangka penanganan Covid-19 di Indonesia, pemerintah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemerintah Indonesia menghimbau untuk tetap di dalam rumah dan mengisolasi diri. Kalau tidak terlalu penting, jangan keluar rumah. Hal ini dilakukan dengan harapan virus tidak menyebar lebih luas dan agar upaya penyembuhan dapat berjalan maksimal. Dalam usaha pembatasan sosial ini pemerintah Indonesia telah membatasi kegiatan di luar rumah termasuk kegiatan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sejak awal pandemi Covid-19, kegiatan belajar tatap muka sudah tidak dapat dilaksanakan karena dinilai sangat berbahaya. Oleh sebab itu dilakukan sistem pembelajaran jarak jauh secara online dengan memanfaatkan teknologi khususnya internet. Melalui pembelajaran online, materi pembelajaran dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Disamping itu, materi belajar dapat diperkaya dengan berbagai sumber pembelajaran termasuk multimedia.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap dapat dilakukan untuk semua sekolah yang berada pada zona hijau dan kuning. Sebenarnya melaksanakan PTM di masa Covid-19 memiliki risiko. Peserta didik dapat terpapar Covid-19. Oleh sebab itu pemerintah juga mengeluarkan panduan untuk sekolah yang melaksanakan PTM yaitu harus mengikuti dan melakukan protokol kesehatan di sekolah. Dalam protokol kesehatan tersebut, siswa harus menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 meter, dilarang pinjam-meminjam peralatan, memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara berulang dan intensif terkait penggunaan masker, CTPS, dan jaga jarak, dan melakukan pengamatan visual kesehatan warga sekolah.
Jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan sekolah. Jumlah siswa yang hadir di sekolah juga dibatasi, paling banyak 18 orang siswa tiap rombongan belajar. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan kurikulum darurat di mana jam pelajaran menjadi lebih pendek.
Dari pengamatan saya, setelah PTM dilaksanakan, ternyata semangat (motivasi) belajar siswa masih menurun. Siswa masih kurang aktif di kelas. Ada siswa yang terlambat datang ke sekolah, bahkan ada yang tidak datang dengan alasan takut terpapar Covid-19. Kebiasaan yang kurang baik saat PJJ, terbawa dalam pelaksanaan PTM. Kalau hal ini dibiarkan terus, maka siswa akan mengalami ketidakmajuan dalam hasil belajarnya. Oleh karena itu, diperlukan pendorong untuk menggerakkan siswa agar tumbuh semangat belajar.
Guru sebagai motivator diharapkan dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamiskan potensi siswa kembali, sehingga akan terjadi dinamika di dalam pembelajaran. Beberapa cara untuk meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka di masa Covid-19 dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
Pertama, jadikan kegiatan belajar sebagai pendorong agar siswa kita termotivasi dalam belajar.
Kedua, gunakan pendekatan kreatif dan imajinatif yang penuh inspiratif.
Ketiga, usahakan mempertahankan pendekatan positif bagi diri Anda sendiri, tunjukkan contoh ambisi dan standar tinggi yang Anda inginkan untuk dicapai oleh siswa.
Keempat, tunjukkan energi dan antusiasme sebesar mungkin dalam cara kita menangani kelas.
Kelima, gunakan suara dan bahasa yang lugas dan mudah dipahami dan bisa dengan bahasa tubuh sebagai motivasi bagi siswa.
Keenam, usahakan memilih batasan waktu yang singkat, bukan yang panjang, untuk memberikan ruang perasaan yang cepat sehingga alokasi waktu terasa singkat.
Ketujuh, lakukan dialog bagaikan teman dengan siswa yang kurang termotivasi, sehingga siswa merasa dekat dengan guru mengajar. Dan itu juga bisa menimbulkan motivasi.
Kedelapan, berikan kesempatan bertanya kepada siswa walaupun pertanyaan di luar materi. Setelah itu baru diarahkan dengan materi yang dipelajari. Dan pertanyaan yang diajukan bisa saja menyangkut tentang hobi dan kesukaan siswa atau Anda bisa memancing pertanyaan kepada siswa tentang hobinya.
Kesembilan: Saat berada di dalam kelas, perhatikan penataan ruang kelas. Tempat duduk, pencahayaan, kebersihan dan kesegaran ruangan bisa ditata ulang agar motivasi belajar yang kurang dan hilang bisa tumbuh kembali.
Kesepuluh: luruskan niat seikhlas mungkin saat kita mengajar. Sebab niat yang tulus saat kita mengajar akan berdampak terhadap kesuksesan dalam pembelajaran. Dan siswa akan melihat dari sosok guru yang tampil saat mengajar di depan kelas atau di luar sekolah
Demikianlah beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka di masa Covid-19. Semoga dengan cara-cara tersebut, kita dapat membantu siswa kita untuk bersemangat kembali dalam belajar. Sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik lagi.
Ditulis oleh: Elya Suharjo, S.Pd, Guru SMAN 13 Padang, Sumatera Barat