Meningkatkan Semangat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka di Masa COVID-19

- Editor

Rabu, 5 Mei 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu penulis ternama, Asfar Amir Tanjung pernah menulis: “Seorang guru yang sukses adalah guru yang mampu mengelola siswanya dengan baik, mampu mendidik siswanya dengan penuh kasih sayang, selalu tampak senang dan bersemangat dalam mengajar, sehingga membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar”

Dalam keadaan pandemi Covid-19 seperti saat ini, peran guru sebagai motivator sangat diperlukan. Pasalnya, semangat siswa jauh menurun, siswa mulai jenuh dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara online. Dan kejenuhan itu berpotensi terbawa pada saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) diterapkan. Oleh sebab itu diperlukan cara-cara khusus untuk dapat meningkatkan semangat siswa untuk mau belajar kembali.

Seperti yang diketahui bahwa Covid-19  merupakan penyakit  yang  dapat  menular  dengan mudah  dan sangat cepat. Percikan batuk dan napas oleh penderita Covid-19 yang jatuh ke permukaan benda, akan dapat menular kepada orang lain. Karena penularan  Covid-19  sangat  cepat,   maka Organisasi  Kesehatan  Dunia (WHO) menetapkan virus corona atau COVID-19 ini sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Hampir  tak  ada  negara  di  dunia  yang  dapat terhindar dari virus corona, termasuk Indonesia.

Dalam rangka penanganan Covid-19 di Indonesia, pemerintah  menerapkan  aturan  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemerintah  Indonesia  menghimbau  untuk  tetap  di  dalam  rumah  dan  mengisolasi  diri.  Kalau tidak terlalu penting, jangan keluar rumah. Hal ini dilakukan dengan harapan virus tidak menyebar lebih luas dan agar upaya penyembuhan dapat berjalan maksimal. Dalam usaha pembatasan sosial ini  pemerintah  Indonesia  telah  membatasi  kegiatan  di luar  rumah  termasuk  kegiatan pendidikan.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sejak awal pandemi Covid-19,  kegiatan belajar tatap muka sudah tidak dapat dilaksanakan karena dinilai sangat berbahaya. Oleh sebab itu  dilakukan sistem pembelajaran jarak jauh  secara online   dengan   memanfaatkan   teknologi   khususnya internet. Melalui pembelajaran online, materi pembelajaran dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Disamping itu, materi belajar dapat diperkaya dengan berbagai sumber pembelajaran termasuk multimedia.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap dapat dilakukan untuk semua sekolah yang berada pada zona hijau dan kuning. Sebenarnya melaksanakan PTM di masa Covid-19 memiliki risiko. Peserta didik dapat terpapar Covid-19. Oleh sebab itu pemerintah juga mengeluarkan panduan untuk sekolah yang melaksanakan PTM yaitu harus mengikuti dan melakukan protokol kesehatan di sekolah. Dalam protokol kesehatan tersebut, siswa harus menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 meter, dilarang pinjam-meminjam peralatan, memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara berulang dan intensif terkait penggunaan masker, CTPS, dan jaga jarak, dan melakukan pengamatan visual kesehatan warga sekolah.  

Jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan sekolah.   Jumlah siswa yang hadir di sekolah juga dibatasi, paling banyak 18 orang siswa tiap rombongan belajar. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan kurikulum darurat di mana jam pelajaran menjadi lebih pendek.

Dari pengamatan saya, setelah PTM dilaksanakan, ternyata  semangat (motivasi) belajar siswa masih menurun. Siswa masih kurang aktif di kelas. Ada siswa yang terlambat datang ke sekolah, bahkan ada yang tidak datang dengan alasan takut terpapar Covid-19. Kebiasaan yang kurang baik saat PJJ, terbawa dalam pelaksanaan PTM. Kalau hal ini dibiarkan terus, maka siswa akan mengalami   ketidakmajuan  dalam  hasil  belajarnya.  Oleh  karena  itu, diperlukan pendorong untuk menggerakkan siswa agar tumbuh semangat belajar.

Guru sebagai motivator diharapkan dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamiskan potensi siswa kembali, sehingga akan terjadi dinamika di dalam pembelajaran. Beberapa  cara untuk meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka di masa Covid-19 dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

Pertama, jadikan kegiatan belajar sebagai pendorong agar siswa kita termotivasi dalam belajar.

Kedua, gunakan pendekatan kreatif dan imajinatif yang penuh inspiratif.

Ketiga, usahakan mempertahankan pendekatan positif bagi diri Anda sendiri, tunjukkan contoh ambisi dan standar tinggi yang Anda inginkan untuk dicapai oleh siswa.

Keempat, tunjukkan energi dan antusiasme sebesar mungkin dalam cara kita menangani kelas.

Kelima, gunakan suara dan bahasa yang lugas dan mudah dipahami dan bisa dengan bahasa tubuh sebagai motivasi bagi siswa.

Keenam, usahakan memilih batasan waktu yang singkat, bukan yang panjang, untuk memberikan ruang perasaan yang cepat sehingga alokasi waktu terasa singkat.

Ketujuh, lakukan dialog bagaikan teman dengan siswa yang kurang termotivasi, sehingga siswa merasa dekat dengan guru mengajar. Dan itu juga bisa menimbulkan motivasi.

Kedelapan, berikan kesempatan bertanya kepada siswa walaupun pertanyaan di luar materi. Setelah itu baru diarahkan  dengan materi yang dipelajari. Dan pertanyaan yang diajukan bisa saja menyangkut tentang hobi dan kesukaan siswa atau Anda bisa memancing pertanyaan kepada siswa tentang hobinya.

Kesembilan: Saat berada di dalam  kelas, perhatikan penataan ruang kelas. Tempat duduk, pencahayaan, kebersihan dan kesegaran ruangan bisa ditata ulang agar motivasi belajar yang kurang dan hilang bisa tumbuh kembali.

Kesepuluh: luruskan niat seikhlas mungkin saat kita mengajar. Sebab niat yang tulus saat kita mengajar akan berdampak terhadap kesuksesan dalam pembelajaran. Dan siswa akan melihat dari sosok guru yang tampil saat mengajar di depan kelas atau di luar sekolah

Demikianlah beberapa  cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka di masa Covid-19. Semoga dengan cara-cara tersebut, kita dapat membantu siswa kita untuk bersemangat kembali dalam belajar. Sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik lagi.

Ditulis oleh: Elya Suharjo, S.Pd, Guru SMAN 13 Padang, Sumatera Barat

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 24 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis