Oleh Suwardi, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 215/IX Tanjung Sari
Sangat penting bagi peserta didik untuk memahami Matematika. Dengan pembelajaran Matematika siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya penjumlahan, perkalian, pembagian, dan pengurangan saja Matematika digunakan. Banyak materi dalam pelajaran Matematika yang digunakan secara langsung. Misalnya dengan belajar Aljabar bisa menghitung laba rugi dengan efektif bahkan tanpa bantuan kalkulator.
Di dalam Matematika juga akan belajar cara menghitung peluang. Dengan materi peluang bisa memperkirakan keputusan mana yang seharusnya diambil berdasarkan peluang yang ada. Dalam Matematika juga ada geometri. Dalam membangun tata kota diperlukan pelajaran geometri. Dan masih banyak lagi materi-materi lain yang bersinggungan secara langsung di berbagai lini kehidupan.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan berhitung masih rendah di berbagai Sekolah Dasar (SD). Pengajaran Matematika di SD sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
- Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luas, akurat dan efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
- Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.
- Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
- Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
Nah, metode pembelajaran bermain kartu soal dapat menjadi solusi membantu peserta didik mengerjakan soal Matematika. Menurut Berliana dalam Tarjo (2012), media kartu soal adalah sarana agar peserta didik dapat belajar secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar, berpikir aktif, dan kritis di dalam belajar. Dan secara inovatif dapat menemukan cara atau pembuktian teori Matematika.
Lebih jauh, Dave Meier (2005) mengatakan bahwa di tengah permainan kita paling dekat dengan kekuatan penuh kita. Kesenangan bermain yang tidak terhalang melepaskan segala macam endorfin positif dalam tubuh, melatih kesehatan, dan membuat kita merasa hidup sepenuhnya. Bagi banyak orang, ungkapan kehidupan dan kecerdasan kreatif yang paling tinggi di dalam diri dapat tercapai dalam sebuah permainan. Sebab, permainan menciptakan atmosfer menggembirakan dan membebaskan kecerdasan penuh dan tidak terhalang sehingga dapat memberi banyak sumbangan.
Permainan dalam belajar jika dimanfaatkan secara bijaksana, dapat memberikan manfaat di antaranya menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat, menghilangkan stres dalam lingkungan belajar, mengajak peserta didik terlibat penuh dalam belajar, dan meningkatkan proses belajar.
Menurut Ngalim Purwanto (1997), dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap, dan pengalaman.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk merangsang pengembangan potensi peserta didik agar aktif dan memperoleh hasil belajar yang optimal adalah dengan bermain kartu soal. Di dalam kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang disusun oleh peserta didik dan guru secara bersama.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Pertama, membuat media dari kertas asturo atau sejenisnya berukuran 10 cm x 15 cm yang telah didesain dengan komputer untuk menuliskan soal cerita sesuai materi yang dibahas.
Kedua, terlebih dahulu dijelaskan inti dari materi yang didiskusikan. Tiap-tiap kelompok menuliskan soal pada kartu tersebut, dan dikumpulkan setelah selesai.
Ketiga, kartu tersebut diacak atau dikocok dan dibagikan kembali kepada semua kelompok, untuk dijawab. Setiap kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara bersama-sama. Koreksi jawaban dan pembahasan atau tugas kelompok.
Di akhir kegiatan belajar mengajar setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan di depan kelas. Peserta didik dapat bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
Dengan penerapan metode bermain kartu soal tersebut, berdasarkan pengalaman penulis, terdapat peningkatan kemampuan dalam mengerjakan soal cerita Matematika pada siswa kelas IV di Negeri 215/IX Tanjung Sari. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan rata-rata nilai 22 siswa—yang semula 32,72 menjadi 80,00. Artinya terjadi perubahan yang signifikan.
Selain itu, metode ini memiliki sejumlah keunggulan. Yang pasti, dengan cara tersebut dapat mengubah kebiasaan belajar berpusat pada guru menjadi berpusat pada aktivitas siswa, mengefektifkan proses, mengatasi masalah, menumbuhkan suasana kreatif, dan hasil pembelajaran menjadi lebih bagus.
Adapun kelemahan dari metode bermain kartu soal adalah suasana belajar yang dibentuk dalam permainan terkadang membuat siswa ada yang bermain-main dalam belajar, siswa terkadang saling mengandalkan teman dalam mengerjakan soal, kartu soal sering dijadikan bahan permainan oleh siswa, dan membutuhkan banyak waktu.
Akan tetapi, jika kita bandingkan antara keunggulan dan kelemahannya penggunaan metode bermain kartu soal lebih banyak kelebihannya. Agar siswa merasa terlibat langsung dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap Matematika, metode permainan dalam pelajaran ini layak dicoba. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.