Mengenal Perbedaan Kurikulum Baru 2022 dan Kurikulum Lama

- Editor

Jumat, 24 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Yanti  Yuliningsih, S.Pd

Guru di SDN 2 RUMAK LOMBOK BARAT

Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan serta evaluasi sebagai pedoman atau acuan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Beberapa kurikulum muncul sebagai pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Di tahun 2022, rencananya akan ada kurikulum baru dan kita harus mengenalnya agar nyaman dalam melaksanakannya.  

Kurikulum yang sangat populer  di era milenial ini di antaranya  kurikulum 1994. Kurikulum tersebut dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Kurikulum ini dipakai sejak tahun ajaran 1994/95 hingga 2003/04. 

Pada kurikulum 1994 ini terjadi perubahan sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap, diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Dan kurikulum ini pemberlakuannya untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Selanjutnya kurikulum 1994 ini digantikan dengan kurikulum 2004. Dengan pertimbangan bahwa  beban belajar terlalu berat untuk peserta didik.

Kurikulum  2004 dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang sering kita singkat KBK. Kurikulum ini mengandung tiga unsur pokok yaitu kompetensi sesuai spesifikasi pencapaian kompetensi melalui indikator dan pengembangan pembelajaran. 

Di tahun 2006, muncul kurikulum dengan menetapkan Standar Kompetensi dan  Kompetensi Dasar. Di sini guru dituntut untuk mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah. Kurikulum 2006 ini juga populer dengan sebutan KTSP . Proses pembelajaran dengan kurikulum KTSP ini telah melekat dalam jiwa guru namun kemudian muncul kurikulum baru yang dikenal Kurikulum 2013. 

Kurikulum 2013 ini lebih menekankan kepada tiga aspek  penilaian yaitu aspek pengetahuan keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Terdapat beberapa materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan  dapat dilihat pada pembelajaran bahasa Indonesia, IPS, PPKN dan beberapa materi lain. Sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi pada pembelajaran Matematika.

Kurikulum 2013 ini pun terjadi pro dan kontra sehingga pada saat itu menteri pendidikan Anies Baswedan sempat menghentikan sementara dan kembali menerapkan KTSP 2006 dengan alasan masih banyak sekolah belum siap terhadap kurikulum 2013. 

Dari beberapa kurikulum yang telah dilalui di atas sebagian guru mengalami berbagai dilema. Keluhan-keluhan yang sering terjadi di antaranya adalah saat awal muncul kurikulum baru, sulit untuk mengubah kebiasaan; di saat guru telah menyatu dengan kurikulum tertentu muncul kurikulum baru sehingga harus memulai dari awal lagi; pada kurikulum 2013 terjadi dilema yang sangat signifikan pada guru yakni pada proses penilaian dianggap terlalu sulit dan rumit.

Namun demikian, para guru tetap melaksanakan apa yang diperintahkan. Guru terus berusaha untuk memahami bagaimana pelaksanaan proses penilaian dan mencoba untuk lebih dekat dengan kurikulum yang ada . 

Namun di samping respon negatif, tentu saja  ada juga respon positif dari guru pada setiap perubahan kurikulum yang terjadi. Misalnya ketika menggunakan Kurikulum 2013, sebagian guru menilai tidak mengalami masalah. Justru menurut mereka, Kurikulum 13 lebih simpel  dan lebih leluasa dalam mengatur materi saat pembelajaran.

Nah, saat ini muncul lagi kurikulum dengan paradigma baru yang akan diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada beberapa hal yang perlu kita kenali pada kurikulum baru ini di antaranya adalah jika pada Kurikulum 13 dikenal dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, maka  dalam Kurikulum Paradigma Baru kita akan mengenal dengan aspek Capaian  Pembelajaran. Capaian Pembelajaran ini merupakan rangkaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 

Selain itu, pada kurikulum paradigma baru jumlah jam ditetapkan dalam jumlah jam per tahun, berbeda dengan kurikulum 13 di mana jumlah jam ditetapkan per minggu.

Para guru di seluruh Indonesia tak perlu risau dengan kurikulum–kurikulum baru yang akan hadir. Sebab hal tersebut merupakan sebagai pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum  sebelumnya yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan setiap individu belajar.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 140 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis