4. Penggunaan Bahasa
Guru yang baik harus selalu berbicara dengan kosakata dan bahasa yang baik dan santun. Meskipun sedang marah atau emosi, seorang guru harus mampu menahannya sehingga tidak mengeluarkan kata-kata yang kasar.
Seorang guru harus menunjukkan bahwa ia menghargai orang lain termasuk siswanya, tidak suka merendahkan, mengejek, atau memojokkan siswa dengan berbagai kata-kata yang tidak seharusnya keluar dari lisannya karena bahasa merupakan cerminan hati.
Siswa akan lebih mudah dinasehati dengan tutur bahasa yang baik dan santun. Siswa yang dibimbing dan dinasehati dengan bahasa hati oleh guru maka akan patuh dan menurutinya dengan sepenuh hati pula.
5. Motivasi Siswa dengan Cerita atau Kisah
Memberikan motivasi melalui cerita-cerita atau kisah-kisah inspiratif merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam penggunaan metode hypnoteaching.
Kebanyakan siswa suka sekali dengan kisah-kisah atau cerita-cerita yang dapat menumbuhkan imajinasinya.
Mengapa? Karena watak tabiat dasar kerja pikiran adalah imajinasi dan fantasi. Guru Pintar dapat berusaha mencari cerita-cerita yang sesuai dengan tema pelajaran dan menjadikannya sebagai bahan diskusi.
Atau jika siswa terlihat down, butuh motivasi, guru juga dapat membimbing dan menasehati tanpa tampak menggurui melalui cerita-cerita yang inspiratif.
6. Peraga
Salah satu unsur hypnoteaching atau hypnosis dalam pembelajaran adalah peraga atau mengeluarkan ekspresi diri.
Ketika guru sedang mengajar, sebaiknya berusaha untuk menggunakan gaya bahasa tubuh yang baik agar apa yang disampaikan mengesankan bagi siswa.
Untuk dapat menggunakan gaya bahasa tubuh yang baik, guru harus menguasai materi yang akan disampaikan terlebih dahulu.
Guru yang tidak menguasai materi, cenderung akan mengajar dengan gaya yang tidak menarik dan membosankan.
7. Menguasai Hati Siswa Terlebih Dahulu, Sebelum Menguasai Alam Pikirannya
Salah satu cara untuk menguasai hati siswa adalah dengan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, melakukan permainan, dan sebagainya.
Belajar melalui pengalaman di lapangan yang nyata biasanya akan lebih mengena daripada belajar teori materi pelajaran di kelas saja.
Ketika siswa merasa senang dan nyaman, maka tidak sulit bagi guru untuk menguasai alam pikirannya.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya