Membangun Mindset Guru Menuju Pendidikan Bermutu

- Editor

Sabtu, 3 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peran guru dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh dalam menentukan sukses atau tidaknya pendidikan tersebut kedepannya. Mantan menteri pendidikan, Anies Baswedan, mengungkapkan bahwa, “Guru adalah ujung tombak proses pendidikan. Tanpa guru, tidak mungkin bangsa Indonesia bisa membuat konversi tingkat melek huruf dari 5% menjadi 92%. Tanpa guru, tidak mungkin program pendirian sekolah dan universitas dapat berhasil. Tanpa guru, tidak mungkin muncul generasi berkualitas”

Sehingga dapat dikatakan bahwa guru merupakan figur sentral dalam peningkatan mutu pendidikan suatu bangsa. Karena, guru menjadi garda terdepan dalam proses pembelajaran. Guru juga merupakan pemimpin di kelas. Oleh karenanya, berhasil dan tidaknya suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas guru dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Berdasarkan pernyataan tersebut kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat bangsa serta berperan sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Lebih jauh lagi, profesionalitas guru dituangkan dalam Undang-Undang No 14 tahun 2015 tentang  Guru dan Dosen. Pada pasal 10 (ayat 1) mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru profesional. Dari isi Undang- Undang Guru dan Dosen tersebut disyaratkan bahwa guru harus memiliki kualitas baik dalam tugas mendidik dan mengajar, dan yang sangat penting adalah guru harus memiliki mindset (pola pikir) yang bermutu atau berkualitas. Jangan sampai seorang guru memiliki pola pikir lama dan tidak mau mengikuti perkembangan zaman. Karena mereka bisa tertinggal oleh kemampuan siswanya sehingga siswa berani menolak kehadiran guru karena mereka menganggap guru tidak bisa menyesuaikan dengan pola pikir dan kondisi siswanya.

Sama halnya dengan kondisi saat ini ketika dunia sedang mengalami masa pandemi Covid-19, yang berdampak pada dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 telah merubah dunia pendidikan mulai dari proses pembelajaran, di mana biasanya dapat dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka sekarang berubah menjadi belajar daring (dalam jaringan). 

Sesuai dengan tuntutan kompetensi guru dalam Undang-Undang Guru dan Dosen, seorang guru  dituntut untuk bisa menghadirkan proses pembelajaran yang efektif dan aktif walaupun dilaksanakan dari rumah masing-masing (daring). Belajar dari rumah di masa pandemi harus bisa dimanfaatkan guru untuk mengelola mindset-nya agar dapat mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.

Pembelajaran di masa pandemi menuntut guru untuk melek teknologi. Mereka mau tidak mau harus mengajar dengan metode pembelajaran daring berbasis ICT dan aplikasi. Tidak mudah bagi guru beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Mereka yang biasanya mengajar secara tatap muda dengan metode konvensional, pada masa pandemi ini mereka harus mengajar melalui aplikasi Zoom, Google Meet, dan Google Classroom. 

Bagi guru yang enggan belajar teknologi dan tidak mau mengikuti perkembangan teknologi komunikasi pastinya mereka akan banyak mengalami kesulitan dan mengeluhkan situasi dan kondisi. Salah satu riset yang dilakukan oleh Afif Miftahul Basar di Jurnal Ilmiah Pendidika tentang Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19 disebutkan salah satu permasalahan yang terjadi berasal dari sumber daya manusianya yaitu dari sisi pendidik (guru).  Dikatakan bahwa sebagian pendidik mengeluhkan  kemampuan pengoperasian media pembelajaran secara online.

Problematika yang dihadapi guru selama pembelajaran daring tidak akan muncul apabila guru mampu mengolah mindsetnya dengan baik untuk terus mau belajar agar bisa mengikuti perkembangan dan perubahan pendidikan. Seorang guru harus bisa menjawab tantangan zaman dengan melakukan perubahan yang fundamental yaitu mindset untuk menjadi guru yang berkualitas (bermutu) mengikuti perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi.

Peningkatan mutu pendidikan, tidak bisa terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia di dalamnya salah satunya adalah guru. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan sumber daya manusia itu sendiri. Perbaikan mutu terus-menerus secara total dan permanen  atau sering disebut total quality.

Total Quality adalah sebuah kerja keras dan kerja cerdas untuk membangun kultur mutu. Total Quality membutuhkan mental juara yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. Mental juara dihasilkan dari sumber daya manusia yang mempunyai mindset mutu. Beberapa mindset mutu guru yang perlu dibangun di lingkungan pendidikan adalah sikap mental mutu dari kata “Tidak bisa” menjadi “Bisa”, dari kata “Tidak mungkin berubah menjadi “Bisa dicoba”, dari merasa gagal walau sudah mencoba berubah menjadi mari belajar dari pengalaman, dari rasa pesimis diubah menjadi rasa optimis, dan masih banyak lagi sikap mental yang perlu dibangun untuk mengubah mindset mutu guru.

Untuk membangun mindset guru bermutu dalam institusi perlu dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien. Mindset tersebut perlu dibangun secara terus menerus dan konsisten. Pimpinan sebuah institusi pendidikan  berperan penting dalam menanamkan sikap mental untuk bisa meraih mutu kepada bawahannya. 

Selain peran pimpinan, yang terpenting adalah pribadi guru yang harus memiliki kemauan untuk terus belajar meningkatkan mutu diri dengan belajar sesuatu yang baru dan menerima kehadiran inovasi-inovasi positif di segala bidang pendidikan sehingga mampu menyesuaikan diri dengan era belajar siswa dan perkembangan pola pikir siswa.  

Ditulis oleh: Ich’eti Hudi Kusriyanahwati, M.Pd, Guru di  MTs Negeri 3 Purworejo

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 166 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis