Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
(Lirik lagu Hymne Guru)
Begitu mulianya jasa guru hingga ia diabadikan dalam satu lagu, Hymne Guru. Tidak asing di telinga kita ketika mendengar lagu tersebut. Sebab lagu tersebut menjadi salah satu yang wajib disenandungkan saat perayaan Hari Guru Nasional.
Filosofi Bahasa Jawa, Guru mempunyai makna “Digugu lan Ditiru”. Guru sebagai aktor utama di kelas, maka segala tindakan dan perkataannya akan dianggap benar oleh siswa. Guru harus bisa mempertanggung jawabkan apapun yang ia lakukan, itulah makna digugu. Karena ia dianggap benar dan dijadikan panutan oleh siswa, pasti tindak tanduknya pun akan diikuti oleh siswa. Baik itu perkataan, akhlak, pengetahuan yang disampaikan, dan lain-lain.
Mengutip kalimat Darmaningtyas, bahwa Guru dalam sekolah diibaratkan seperti tiang rumah. Kokoh atau tidaknya sebuah rumah tergantung pada tiang penyangganya. Meskipun tersedia sarana prasarana yang lengkap, jika tidak ada Guru maka tidak akan ada proses pembelajaran. Tapi jika ada Guru, sekalipun fasilitas belum memadai, proses pembelajaran akan tetap terlaksana.
Bagi penulis, Guru adalah sosok yang menemani dalam proses pendewasaan siswanya baik secara pengetahuan maupun moral. Sesederhana dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tau menjadi tau, dari tidak terampil menjadi terampil. Sehingga pada proses pendewasaan itulah lahirnya insan yang memanusiakan manusia.
Begitu mulianya Guru, namun masih ada saja yang menganggap Guru adalah suatu profesi yang remeh. Saat ini Guru tidak lagi dipandang terhormat dan prestisius seperti saat awal kemerdekaan Indonesia. Mirisnya lagi adalah jurusan pendidikan seringkali menjadi pilihan terakhir daripada harus mandek kuliah satu tahun sebab ditolak jurusan impian.
Perlu kita telaah kembali, mengapa fenomena ini bisa terjadi. Mungkin selama ini wajah yang ditampilkan seorang Guru tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Bahkan bisa jadi ada faktor “x” yang menjadi sebab utama Guru tidak lagi dipandang sebagai profesi yang mulia bahkan termarginalkan.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya