Lerry Alfayanti merupakan lulusan Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Setelah itu sempat mengajar di SMK swasta terbesar di Kabupaten Kendal. Sayangnya, ia harus menghadapi dilema besar dan harus membuatnya berhenti dari aktivitas mengajar.
Lerry Alfayanti terlahir di sebuah desa yang bisa dikatakan cukup dekat dengan pantai karena hanya berjarak 7 km, tepatnya di salah satu desa yang ada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Tanggal 24 Mei 1990, itulah yang menandai kelahiran si jabang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Lerry Alfayanti.
Sejak kecil, perempuan yang akrab disapa Lerry tersebut tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Pendidikannya dari sekolah dasar hingga menengah atas ditempuh di lingkungan tempat tinggalnya. Uniknya, sejak kecil, ia sudah memiliki ketertarikan dengan dunia berbicara di depan umum.
Cita-cita Lerry sejak kecil tidak pernah berubah, yaitu ingin menjadi seorang guru. Namun karena kondisi ekonomi keluarga yang dulu dapat dikatakan sangat pas-pasan, hampir saja ia mengubur keinginan itu. Ia tidak yakin dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi untuk meraih cita-cita.
Namun karena sikap demokratis dan kegigihan orang tua, serta usaha dari diri sendiri akhirnya dapat membuatnya berkuliah di Universitas Negeri Semarang mengambil jurusan PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).
Keinginannya menjadi guru semakin terbuka lebar manakala setelah lulus kuliah diterima bekerja di SMK swasta terbesar di Kabupaten Kendal, yaitu di SMK Bina Utama. Banyak pengalaman dan ilmu yang didapatnya di lembaga sekolah tersebut.
Lerry kemudian memutuskan melanjutkan studi magister dan mengambil Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dua tahun dijalaninya berkuliah sambil bekerja. Ia harus bolak-balik setiap pekan Kendal-Solo. Namun itu semua tidak mematahkan semangatnya, justru membuatnya makin yakin untuk lulus kuliah tepat waktu. Dan benar, dia dapat lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude.
Tapi kemudian karier Lerry Alfayanti sebagai guru tidak selalu berjalan mulus. Setelah menikah, dia harus memilih antara karier atau fokus mengurus rumah tangga. Dengan berat hati dia memilih keluarga dan melepas kariernya sebagai guru.
Selama vakum dari dunia mengajar di instansi pendidikan dia bertemu dengan orang-orang baik yang akhirnya membawanya bergabung dengan e-Guru.id, sebuah komunitas guru pembelajar dari seluruh nusantara. Dalam komunitas tersebut tersedia berbagai pelatihan dengan topik-topik menarik yang dapat menunjang kompetensi pendidik. Untuk dapat bergabung dengan komunitas tersebut, dapat dilakukan melalui kanal Telegram Guru Era Digital.
Di dalam komunitas tersebut, setelah melihat semangat para guru untuk terus mengupgrade diri, Lerry pun ikut semangat untuk terjun kembali ke dalam dunia pendidikan. Di tahun 2022 ini, ia kembali mengajar di sekolah melalui jalur PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Saat ini, ia sebagai guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Weleri.
Selain itu juga aktif sebagai pengajar di Universitas Terbuka Semarang kelompok belajar Kendal untuk mata kuliah yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia seperti keterampilan menulis, keterampilan berbahasa Indonesia, metode pengembangan bahasa, dan teknik menulis karya ilmiah.
Sejak 2021, Lerry Alfayanti juga dipercaya sebagai salah satu instruktur di e-Guru.id. Cukup banyak pelatihan yang telah dipandunya di antaranya adalah Pengembangan RPP Bermuatan Literasi dan Numerasi serta Nilai-Nilai Kearifan Lokal; dan Pengembangan Modul Ajar Bermuatan Literasi Numerasi dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Kurikulum Merdeka.
“Mari terus belajar guru-guru tercinta karena ilmu selalu dinamis dan berkembang,” itulah pesan pendidik yang pernah mendapat Hibah PTK dari SEAMEO pada tahun 2018 tersebut.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud