Pandemi Covid-19 (coronavirus disease) yang masih merambah di Indonesia banyak menguras tenaga dan waktu untuk menanganinya. Sektor-sektor penting menjadi terganggu akibat adanya pandemi Covid-19. Salah satu sektor penting yang merasakan dampaknya adalah sektor pendidikan.
Berbagai macam kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pendidikan terus bermunculan sebagai antisipasi untuk menekan penularan Covid-19 di tanah air, mulai dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), pembelajaran tatap muka secara terbatas, blended learning, penyederhanaan kurikulum, peniadaan UN 2020 untuk jenjang SMP dan SMA, dan lain sebagainya.
Kondisi ini juga sangat berdampak pada pendidik atau tenaga pengajar. Guru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan situasi pembelajaran yang tidak biasa. Banyak tuntutan dan tantangan yang harus dihadapi guru di masa-masa seperti sekarang ini di mana guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang nyaman untuk dilaksanakan. Sehingga guru mau tidak mau harus belajar dan memahami teknologi, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran online.
Pada situasi seperti ini, kompetensi pendidik sangat diuji dan harus dioptimalkan. Kompetensi pendidik sendiri mengacu pada kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuan guru dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi pendidik tidak hanya sekedar mampu transfer of knowledge ke siswa saja, tetapi pada situasi yang tidak biasa ini, guru harus mengoptimalkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut perlu dioptimalkan agar proses belajar mengajar tetap berjalan efektif dan efisien sehingga situasi pandemi tidak terlalu berdampak terhadap proses pembelajaran.
Selain itu, guru harus mampu membuat siswa agar tetap berdaya di kondisi yang serba berubah karena tidak semua siswa memiliki kondisi yang sama dari segi finansial keluarganya yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan belajar sang buah hati. Sehingga guru perlu hadir membawa semangat baru ke siswa, bukan menambah penderitaan. Guru harus mampu memberi dorongan bahwa pandemi bukanlah penghalang untuk terus maju. Justru dengan pandemi ini, siswa diharapkan bisa lebih aktif dan mampu mengasah diri.
Di zaman sekarang ini, nilai bukanlah satu-satunya cara untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran yang ramah dan dekat dengan lingkungan, itulah yang dinanti siswa sebagai bekal hidup di masyarakat. Melihat situasi seperti ini, guru harus bisa menyampaikan pelajaran yang mudah dipahami dan dekat dengan lingkungan sehingga materi pembelajaran akan mudah dipahami. Kesiapan guru dalam menyiapkan media pembelajaran yang tepat juga menjadi salah satu faktor penting keberhasilan pembelajaran di situasi sekarang ini.
Perlu dipahami bersama bahwa kemampuan siswa bermacam-macam. Ada yang cakap berbicara, berhitung, menulis, atau bahkan olahraga. Sehingga guru di masa yang sulit ini harusnya bisa paham bahwa potensi siswa dapat yang dapat dikembangkan tidak harus terpaku pada hal akademik saja, aspek non-akademik juga sangat penting.
Oleh karena itu, kompetensi pendidik dalam menyikapi pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 sangat nyata diperlukan. Pendidik yang tidak mau berkembang dan masih mengandalkan kompetensi sebelum pandemi tentu akan tertinggal dan sulit untuk mengantar siswa semangat belajar, bahkan justru bisa jadi beban bagi siswa. Perlu adanya perencanaan yang matang terkait pembelajaran yang cocok diterapkan di kondisi pembelajaran yang tidak biasa ini, agar proses pembelajaran tetap terlaksana dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan membentuk sikap siswa ke arah yang lebih baik.
Ditulis oleh Arnanda Irawan, Mahasiswa Pendidikan Kimia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.