Oleh Leni Marlina Sitorus, S.Pd
Guru SMPN 7 Tanjungpinang
Pada pembelajaran tatap muka, belajar Matematika bagi sebagian peserta didik masih dirasa sulit. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang harus menerapkan pembelajaran daring, belajar Matematika dianggap lebih sulit.
Dalam pembelajaran online, banyak peserta didik yang mengeluh tidak bisa belajar Matematika secara mandiri. Apalagi bagi mereka yang memiliki orang tua yang tidak begitu peduli dengan pendidikan putra-putrinya.
Dalam beberapa kasus, sebenarnya orang tua tidak mau mendampingi anak belajar di rumah bukan karena mereka tidak mau mengajari putra-putrinya, tetapi memang tidak tahu bagaimana cara mengajarinya. Memang mengajarkan Matematika tidak segampang membalikkan telapak tangan. Oleh sebab itu, inilah pentingnya peran seorang guru Matematika dalam memotivasi peserta didik.
Belajar Matematika sebenarnya tidak sulit, namun juga tidak mudah. Kita perlu strategi dan kiat-kiat khusus untuk mengajarkannya karena materi Matematika banyak yang bersifat abstrak. Artinya, konsep Matematika sulit diterima oleh peserta didik tanpa penanganan khusus.
Oleh sebab itu, seorang guru Matematika harus bisa melahirkan inovasi-inovasi baru agar motivasi belajar peserta didik tetap terjaga untuk mencapai prestasi. Menurut Clayton Alderfer (2011), motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Selain motivasi yang lahir dari diri peserta didik kita sebagai guru juga perlu memotivasi mereka.
Nah, ada beberapa kiat-kiat khusus bagi guru yang bisa dijadikan referensi agar motivasi belajar Matematika pada diri siswa tetap ada dan semakin membara.
Pertama, gunakan yel-yel yang bisa menambah semangat mereka belajar. Yel-yel bisa diberikan di awal, di pertengahan atau sebelum mengakhiri pembelajaran. Contoh: “Apa kabar kelas Matematika? Luar biasa, belajar aktif, penuh semangat, yes, yes, yes!”
Kedua, dalam pembelajaran, bawa peserta didik ke dunia nyata mereka. Pembelajaran model seperti ini biasa disebut pembelajaran kontekstual. Di dalam kelas atau di lingkungan sekolah banyak objek-objek atau benda-benda yang bisa dijadikan alat peraga.
Sebagai contoh, ketika mengajarkan materi bangun datar, kita bisa mengatakan kepada peserta didik, “Coba kalian perhatikan ruangan kelas ini. Adakah bangun datar di dalamnya? Coba kalian tunjukkan kemudian berikan namanya sesuai dengan topik kita hari ini. Bisakah kalian menentukan keliling dan luasnya?”
Dengan demikian, harapannya peserta didik akan tertantang untuk mengetahuinya karena benda-benda itu ada di sekitar mereka dan sangat erat dengan kehidupan mereka.
Bila materi yang dipelajari contoh-contohnya tidak ada di sekitar lingkungan sekolah, kita boleh menggunakan contoh di luar lingkungan sekolah dengan menampilkannya dalam slide presentasi. Untuk membuat slide presentasi kita bebas memilih sejumlah aplikasi seperti PowerPoint, Google Slide, Canva , dan lain-lain.
Tips selanjutnya adalah menggunakan video sebagai media pembelajaran. Kita bisa menggunakan video dari Youtube atau video yang kita buat sendiri. Lebih bagus kalau video itu buatan kita sendiri karena video yang kita buat dalam penyampaian materi pasti lebih bisa mengena di hati dan pikiran peserta didik ketimbang video buatan orang lain.
Jangan lupa buatlah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk menuntun peserta didik menemukan konsep materi yang dipelajari. Ingatlah, jika konsep sudah tertanam kuat pada diri peserta didik, untuk menuntun mereka ke konsep selanjutnya tidak akan kesulitan.
Yang terakhir dan tak kalah pentingnya, mengingat Matematika itu penuh dengan rumus-rumus, ada baiknya kita memudahkan peserta didik untuk mengingatnya. Misalnya dengan memasukkan rumus-rumus tersebut ke dalam sebuah lagu yang syair lagunya kita ubah disesuaikan dengan lagu yang sudah familiar.
Sebagai contoh lagu Pelangi-Pelangi, nyaris seluruh peserta didik pasti sudah mengetahuinya. Kata “pelangi-pelangi” bisa kita ganti menjadi “persegi-persegi”. Sehingga lagunya akan jadi seperti berikut ini, “Persegi-persegi alangkah indahmu, sisi kali sisi itulah luasmu, empat kali sisi itu kelilingmu, persegi-persegi bangun bidang datar”. Dengan begitu mereka pasti akan senang untuk mengafalnya dan lebih mudah dipahami.
Nah, itulah sejumlah kiat-kiat dalam mengajar Matematika yang hingga saat ini masih dianggap sebagai pelajaran menakutkan bagi siswa. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.