Masa Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim akan segera usai. Sesuai dengan pergantian presiden setiap 5 tahun sekali. Begitu juga pergantian para menteri, apakah kebijakannya berganti dan merubah semua kebijakan yag telah ada?
Kemudian kita bertanya tanya bagaimana dengan program program Menteri Nadiem yang saat ini berjalan apakah akan dilanjutkan saat berganti menteri lagi kedepannya?
Ini merupakan kekhawatiran kita bersama, saat baru mulai beradaptasi dengan berbagai inovasi kebijakan mulai dari guru penggera, implementasi kurikulum merdeka dan lain sebagainya.
Apakah berbagai kebijakan ini akan diganti semuanya saat berganti menteri pendidikan? Seperti yang sering kita dengar apakah ganti menteri juga ganti kurikulum?
Nah, untuk menjawab hal ini disampaikan oleh menteri Nadiem Makarim dalam salah satu kesempatannya mengenai kekhawatiran guru- guru.
Dalam salah satu kesempatan dialog terbuka tersebut, ada pertanyaan dari audiens mengenai kelanjutan berbagai kebijakan Menteri Nadiem di tahun 2024 saat berganti menteri?
Kemudian berikut ini beberapa keterangan dan jawaban yang dipaparkan oleh Mendikbud RI saat ini, antara lain:
Semua kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud semuanya dilatar belakangi dengan pemikiran apakah mudah untuk diterima dan diadaptasi oleh guru guru di Indonesia atau justru akan menyulitkan.
“Sebelum memutuskan untuk dijadikan kebijakan baru. Harus dipastikan kebijakan ini kana semudah apa atau sesulit apa untuk diputarbalikkan” Kata Nadiem.
Segala inovasi yang dikeluarkan oleh Kemdikbud semuanya didesain dan dibuat agar hal ini sulit untuk dihilangkan. Mengapa demikian agar segala programnya ini dapat berjalan sendirinya.
Misalnya seperti berikut ini:
Program Guru Penggerak
Misalnya sudah ada 100 ribu guru penggerak, kemudian katakan saja sudah 50% guru penggerak menjadi kepala sekolah, dan menjadi pengawas.
Apabila nantinya ada kebijakan baru mengenai ini pun, saat guru penggerak sudah menjadi dalam posisi posisi kepemimpinan. Seperti prinsip PGP bahwa untuk menciptakan guru guru yang mendorong perubahan menjadi lebih baik untuk pendidikan Indonesia.
Maka akan secara otomatis, guru guru penggerak dengan dukungan elemen sekolah lainnya akan terus melakukan perubahan.
Kemudian Nadiem juga menambahkan,”misalnya saja seburuk buruknya sudah tidak ada lagi guru penggerak baru, komunitas guru penggerak yang sudah ada tentu akan berjalan sendiri secara otonom melakukan perubahan dan mengembangkan komunitas komunitas di daerahnya”.
Halaman selanjutnya,
Implementasi Kurikulum Merdeka ….
Halaman : 1 2 Selanjutnya