Pembelajaran tatap muka – Selama kurang lebih tiga semester siswa dihadapkan dengan pembelajaran daring. Hal ini tentunya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan dan kecakapan siswa dalam memahami pembelajaran.
Bisa dilihat ketika pembelajaran dihadapkan dengan metode daring, siswa merasa kurang antusias sehingga pembelajaran kurang efektif dan kurang adanya keaktifan siswa dalam prosesnya. Dengan kondisi demikian dikhawatirkan adanya kemunduran pola piker siswa terhadap aktivitas belajaranya.
Sesuai informasi yang beredar, pemerintah telah memberikan kewenangan kepada pihak sekolah untuk membuka sekolah Kembali yang dilaksankan secara tatap muka atau tidak dengan memperhatikan kondisi wabah di daerahnya masing-masing. Dengan melihat kondisi pandemi covid-19 saat ini, tentu sebagian daerah besar kemungkinan sudah siap untuk membuka kembali sekolah dengan sistem pembelajaran tatap muka.
Dengan memperhatikan kemungkinan yang ada, maka tidak ada salahnya jika guru mampersiapkan metode pembelajaran tatap muka yang cukup relevan untuk diterapkan nanti (saat pembelajaran tatap muka berlangsung) dengan melihat aktivitas-aktivitas siswa saat pembelajaran daring yang dirasa kurang pro aktif dengan materi-materi yang disajikan.
Untuk menguji kembali kecakapan siswa dalam pembelajaran, maka perlu adanya metode yang menguji siswa untuk berkomunikasi, mengemukakan pendapat antara satu dengan yang lainnya. Selain siswa mendapatkan skill komunikasi yang baik, ini juga melatih fokus siswa dalam pembelajaran.
Guru dapat menggunakan metode FGD (Forum Group Discussion) dalam pembelajaran tatap muka. Metode ini dapat menguji kecakapan, gaya komunikasi, fokus dan interaksi antar siswa ketika belajar di kelas.
Berikut adalah langkah-langkah dalam metode pembelajaran FGD;
- Memilih moderator dan sisten moderator
Moderator ditentukan melalui perolehan suara dari peserta diskusi atau bisa juga ditunjuk secara langsung oleh guru
2. Membagi kelompok
Guru dapat membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Penentuan kelompok bisa dengan menggunakan pemilihan secara random atau ditentukan secara langsung sesuai dengan minat siswa.
3. Pembukaan
Moderator membuka diskusi dengan memperkenalkan dirinya. Kemudian, moderator bertanya anggota kelompok yang lain untuk memperkenalkan diri. Setelah itu, moderator memperkenalkan topik diskusi.
4. Pertanyaan pembuka
Moderator memberikan pertanyaan pembuka terkait topik kepada kelompok. Untuk merangsang tanggapan peserta diskusi, moderator menggunakan pertanyaan terbuka yang dapat ditanggapi oleh semua kelompok.
5. Proses diskusi
Selama diskusi, moderator terus mengajukan beberapa pertanyaan dan menanggapi pertanyaan peserta. Hal itu bertujuan agar diskusi tetap berjalan.
6. Mengakhiri pertanyaan
Pertanyaan penutup disampaikan oleh moderator untuk mengarahkan peserta dalam memberikan pendapat terakhir atau final.
7. Membaca ringkasan dan kesimpulan.
Asisten moderator membaca ringkasan dan kesimpulan di akhir diskusi.
Pada saat FGD, guru tidak dapat mengambil bagian dalam memberikan pertanyaan, komentar, atau tanggapan. Berikut tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan kelas:
1. Menjelaskan materi. Guru dapat terlebih dahulu menjelaskan materi atau topik menggunakan media video, tulisan, atau gambar.
2. Mengelompokkan siswa. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Dapat disesuaikan dengan minat masing-masing siswa atau dipilih secara acak.
3. Memilih moderator dan asisten moderator. Guru harus mampu memilih moderator dan asisten moderator sesuai dengan kapasitasnya. Hal ini dilakukan agar kegiatan diskusi berjalan dengan baik.
4. Mengamati diskusi. Selama diskusi, guru harus tetap memperhatikan jalannya diskusi agar diakhir guru dapat memberikan masukan serta penilaian terkait keberjalanan diskusi.
5. Mendengarkan kesimpulan dan memberi saran. Di akhir diskusi, asisten moderator mempresentasikan ringkasan dan penutup sesi. Guru mendengarkannya dan kemudian memberikan beberapa saran untuk siswa berdasarkan pengamatannya. Guru juga harus memberikan kesimpulan atau saran terhadap peserta didik agar mendapatkan pembelajaran yang sesuai dan peserta didik dapat mengevaluasi kegiatan diskusi di pertemuan selanjutnya.
Metode ini dapat melatih kemampuan berbicara peserta didik dalam diskusi yang dipimpin oleh rekannya. Situasi nyaman ini secara otomatis meningkatkan tingkat kepercayaan diri peserta didik, sehingga mereka menghasilkan lebih banyak kosakata, frase, dan kalimat dalam menanggapi temannya.