Komponen pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah hal yang harus diketahui oleh para pendidik. Hal ini tentunya akan mendukung optimalisasi penerapan pembelajaran berdiferensiasi di satuan pendidikan masing-masing.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan metode penting dalam pendidikan karena setiap siswa memiliki keunikan dalam cara mereka belajar dan memahami dunia sekitar. Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa, sehingga siswa dapat belajar secara lebih efektif.
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi juga dapat membantu mengatasi kesenjangan belajar dan kurangnya motivasi dalam belajar. Ketika siswa merasa terlibat dalam pembelajaran dan menerima pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, maka mereka cenderung lebih termotivasi dalam belajar dan dapat meraih hasil belajar yang lebih baik.
Menurut Marlina (2019), terdapat empat (4) komponen pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: isi, proses, produk, dan lingkungan belajar. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing komponen beserta contohnya.
1. Isi (meliputi apa yang dipelajari siswa)
Isi berkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada aspek ini, guru memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa dan kondisi disabilitas yang dimiliki. Isi kurikulum disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa. Umumnya, guru tidak mampu mengontrol isi kurikulum yang spesifik (yang tidak bisa dipahami semua anak) berdasarkan gaya belajar siswa serta menyesuaikan materi pembelajaran berdasarkan jenis disabilitas yang dimiliki.
Contoh diferensiasi pada komponen isi adalah:
- Menggunakan bahan bacaan pada berbagai tingkat keterbacaan.
- Menyediakan bahan ajar pada kaset.
- Menggunakan daftar kosakata untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa.
- Mempresentasikan ide melalui sarana pendengaran dan penglihatan.
- Menggunakan teman bacaan.
- Menggunakan kelompok kecil untuk mengajarkan kembali ide atau keterampilan pada siswa yang mengalami kesulitan, serta memperluas pemikiran atau keterampilan peserta didik yang sudah menguasai.
2. Proses (Bagaimana siswa mengolah ide dan informasi)
Proses merupakan bagaimana siswa berinteraksi dengan materi dan bagaimana interaksi tersebut menjadi bagian yang menentukan pilihan belajar siswa. Karena banyaknya perbedaan gaya dan pilihan belajar yang ditunjukkan siswa, maka kelas harus dimodifikasi sedemikian rupa agar kebutuhan belajar yang berbeda-beda dapat diakomodir dengan baik.
Gregory & Chapman (2002) menyatakan proses pembelajaran yang dimodifikasi tersebut adalah:
- Mengaktifkan pembelajaran. Aktivitas belajar difokuskan pada materi yang dipelajari, menghubungkan materi yang belum dikuasai, memberi kesempatan pada siswa untuk mencari mengapa materi yang dipelajari penting, dan menjelaskan apa yang dilakukan siswa setelah belajar.
- Kegiatan belajar. Melibatkan kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, seperti pemodelan, latihan, demonstrasi, atau game pendidikan.
- Kegiatan pengelompokkan. Baik kegiatan belajar individu maupun kelompok harus direncanakan sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya