Ketakutan seorang guru terhadap Vaksinasi Covid-19 tampaknya masih terjadi. Hal itu dapat terlihat dari beberapa guru yang tidak mau didaftar atau didata sebagai kandidat yang akan mendapat Vaksin Covid-19. Mereka beralasan, Vaksin Covid-19 malah akan menimbulkan penyakit baru di dalam tubuh. Benarkah demikian?
Seperti dikutip dari Tempo, juru bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa guru PNS maupun honorer akan masuk ke dalam prioritas vaksinasi tahap kedua.
“Guru dan petugas penunjang di sekolah harus dapat vaksin. Jadi yang akan dapat baik guru honorer maupun ASN,” kata Nadia dalam diskusi Vaksinasi Tahap 2.
Nadia menjelaskan, jika semua guru mendapatkan vaksin Covid-19, akan ada tiga keuntungan yang didapat. Pertama, vaksinasi akan memberikan proteksi spesifik untuk guru. Kedua, lebih banyak guru yang divaksin maka akan menciptakan usaha pencegahan penularan Covid-19 pada kelompok guru. Ketiga, dengan vaksin kepada guru akan menciptakan perlindungan pada kelompok yang belum bisa mendapat vaksin saat ini.
Kelompok yang belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19 adalah para pelajar yang berusia di bawah 18 tahun.
“Sehingga untuk melindungi anak-anak kita, tentu guru harus mendapat vaksin,” kata Nadia lagi.
Dari penjelasan di atas, semua guru wajib mengetahui bahwa vaksinasi Covid-19 adalah sesuatu sangat penting. Untuk tahap awal, ketakutan itu mungkin wajar terjadi. Namun setelah tahu manfaatnya, maka lambat-lambat rasa takut divaksin tersebut bisa berubah menjadi kebutuhan. Karena, dengan divaksin Covid-19, kekebalan tubuh kita akan terbentuk dan akan mengurangi penyebaran penyakit Covid-19 di lingkungan masing-masing.
Seorang guru harus dapat melindungi dan mengayomi siswa-siswinya. Oleh sebab itu, ketakutan guru terhadap vaksinasi harus dihilangkan.
Ditulis oleh: Siswo Prayitno,S.Ag, Guru MTs Jaya Bakti