Dilema Penggunaan Gadget: antara Belajar dan Permainan

- Editor

Selasa, 29 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gadget yang berupa ponsel atau smartphone sudah menjadi barang yang biasa bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Semua tahu bahwa ponsel adalah alat komunikasi jarak jauh. Dan tampilan ponsel saat ini sangat bervariasi sehingga membuat penggunanya menjadi sangat tertarik untuk menggunakannya dalam waktu yang cukup lama.

Saat ini gadget bukan hanya digunakan sebagai alat komunikasi. Namun sudah menjadi menjadi hal penting yang dapat digunakan sebagai sarana dan fasilitas melakukan berbagai kegiatan seperti belajar, perdagangan, dan kegiatan lainnya.

Pembelajaran secara online pun menuntut adanya ponsel atau gadget tersebut. Bagi masyarakat Indonesia, terutama di berbagai daerah yang terpencil dan jauh dari perkembangan teknologi, pembelajaran online sangat sulit dilakukan. Demikian juga untuk keluarga dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Mereka harus memenuhi kebutuhan sehari-hari namun di sisi lain dituntut memiliki ponsel agarnya anaknya dapat mengikuti pelajaran online.

Demi kemajuan anak-anak, setiap orang tua meskipun memiliki keterbatasan finansial,  pasti akan tetap mengusahakan semaksimal mungkin. Misalnya,  menyediakan satu ponsel walau harus bergantian dengan sesama saudaranya. Bagi masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah, memberikan ponsel pada setiap anak dalam satu keluarga tentu akan menjadi beban yang sangat berat. Karena, mereka harus memenuhi kebutuhan hidup pokok keluarga.

Ditinjau dari berbagai aspek, pembelajaran melalui gadget ini memang kurang efektif. Salah satu dampak yang bisa dirasakan adalah terjadinya perubahan karakter siswa yang menjadi lebih santai dan suka bermalas-malasan karena belajar di rumah. Sikap sosialisasi dengan orang lain pun berkurang sehingga menjadi lebih individual dan tidak ada rasa kebersamaan. Rasa kebosanan sering menghampiri mereka karena tidak adanya interaksi yang membuat merasakan keceriaan, canda tawa, dan berbagi dengan teman-teman dalam banyak hal.

Pembelajaran daring akan menambah kegiatan bagi orang tua karena harus menggantikan peran guru di rumah. Keluhan banyak disampaikan oleh orang tua terutama ibu yang harus membagi waktu antara kegiatan belajar anak dengan kegiatan rumah.

Jika dalam satu keluarga terdapat anak yang semua sekolah, pasti hal itu akan menambah beban keluarga yaitu harus berbagi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran online. 

Dan penggunaan handphone secara bergantian akan memberi pengaruh kepada sikap anak. Keributan akan sering timbul antar anggota keluarga yang melakukan pembelajaran online. Biasanya hal itu karena sarana yang ada digunakan secara bergantian. Parahnya, dalam menggunakan ponsel tersebut biasanya menghabiskan waktu yang cukup lama, sehingga yang menunggu akan merasa tidak sabar untuk menanti.

Pembelajaran dengan Ponsel

Pembelajaran dengan menggunakan ponsel memiliki keterbatasan yang membuat kegiatan belajar menjadi sering terkendala, seperti masalah teknis pengiriman tugas, kapasitas penyimpanan ponsel yang terbatas,  aplikasi yang ada di ponsel juga dapat memengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar.

Kita semua tentu mengharapkan kemajuan dalam pendidikan di Indonesia melalui pembelajaran online. Namun hal itu sangat berpengaruh pada cara berpikir dan cara penyampaian guru agar siswa juga bisa secara jelas menangkap pesan yang diberikan.

Namun untuk saat ini, pembelajaran online yang dilakukan lewat gadget masih lebih banyak memberikan dampak negatif daripada positifnya.

Perlu diakui bahwa pembelajaran yang dilakukan secara online dapat memberikan wawasan pengetahuan melalui penggunaan berbagai macam aplikasi edukatif. Anak-anak akan lebih cepat menerima hal-hal baru mengingat masa usia mereka sedang berkembang dan produktif. Mereka juga dapat berkreasi melalui aplikasi-aplikasi modern yang tersedia.

Namun di sisi lain, dengan terus menerus menggunakan gadget anak-anak akan kehilangan waktu yang cukup lama. Serta, anak akan lebih suka berdiam diri dengan bermain sendiri dibandingkan bermain dengan teman-teman atau saudaranya.

Keributan dalam rebutan gadget sering terjadi di dalam rumah jika hanya terdapat satu buah gawai dalam keluarga.  Gadget yang awalnya diharapkan dapat untuk mendukung pembelajaran online bisa berubah menjadi sarana permainan game online, yang memakan waktu cukup lama. Sebab, game online tidak akan pernah habis. Dan inilah yang lebih sering terjadi dalam penggunaan gadget.

Ditulis oleh Ika Oktaviani, S.Pd, M.Pd

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis