Oleh Nur Rhohmani Layli, S.Pd.
Guru di SMKN 8 Kabupaten Tangerang
Berdasarkan penelitian World Psychiatry bahwa perpisahan orang tua sangat berisiko mengganggu kesehatan mental anak remaja. Perpisahan orang tua bagi anak juga sangat mengganggu konsentrasi belajar seperti yang disebutkan dalam sebuah prosiding National Academy of Sciences.
Broken home adalah keadaan di mana suatu keluarga yang tidak harmonis sehingga harus mengalami perpecahan. Perpecahan tersebut bisa terjadi karena ketidakcocokan, kekerasan, kekecewaan, ataupun perselingkuhan. Dan hal tersebut tentu sangat menyakiti pasangan suami istri. Tidak hanya itu, anak pun bisa jadi akan lebih hancur hatinya karena tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya; ataupun bisa jadi mengetahui namun tidak bisa berbuat berbuat apa-apa untuk membantu mengatasi masalah kedua orang tuanya.
Di antara dampak negatif yang bisa terjadi pada anak ketika ia mengalami broken home adalah suka mencari masalah baik di dalam rumah maupun di luar rumah sehingga menyebabkan tidak terjalinnya hubungan baik antara orang tua ataupun teman sejawatnya.
Setiap anak pasti merindukan sebuah kasih sayang dari ibu dan ayahnya. Namun karena keadaan anak yang broken home, maka anak tidak merasakan kasih sayang yang penuh. Hal ini akan menyebabkan mereka untuk mencari perhatian di luar dengan cara mencari masalah seperti melakukan bullying terhadap temannya karena anak tersebut merasa rendah diri dengan apa yang dia punya dan merasa iri dengan apa yang orang lain punya.
Bukan hanya masalah sosial dengan orang-orang terdekatnya, namun juga bisa berdampak pada pada masalah pendidikan yaitu kurangnya motivasi belajar, tidak fokus dengan materi yang diberikan oleh guru, jarang hadir di kelas, malas mengerjakan tugas sehingga menyebabkan nilai yang diperolehnya buruk.
Dampak lain yang dapat anak rasakan dari kondisi broken home selain dalam masalah pendidikan adalah masalah ketidakpercayaan diri sehingga menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka akan menutup diri dari orang tua bahkan takut bertemu orang baru, menjadi anak yang sangat pendiam memendam semua yang dirasakan karena dia merasa tidak seberuntung temannya yang memiliki orang tua lengkap.
Itulah beberapa dampak negatif yang bisa terjadi saat anak mengalami keadaan broken home. Namun kondisi broken home tentu tidak selamanya membuat dampak negatif apabila kedua orang tua dapat saling bekerja sama dalam mendidik anak, selalu berusaha membangun keadaan yang tentram pada anak, dan menanamkan nilai-nilai agama pada diri anak agar mengerti bahwa semua kejadian sudah menjadi takdir yang harus ikhlas dijalani.
Oleh sebab itu, sebuah keluarga yang mengalami broken home harus tetap dapat memberikan arahan, pengertian, perhatian kepada anak agar tidak hilang kendali karena anak sebenarnya hanya membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.