Covid-19 dan Sebuah Cerita dari SD Negeri 1 Galih Lunik

- Editor

Rabu, 31 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam rangka memutus tali penyebaran Covid-19 pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar. Hal ini juga berlaku pada dunia pendidikan, saat ini pemerintah memberikan peraturan untuk mengadakan proses pembelajaran secara daring.

Di sekolah tempat saya mengajar, yakni SD Negeri 1 Galih Lunik , kegiatan daring awalnya ada kendala karena para siswanya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Di desa tempat saya mengajar masyarakatnya bekerja sebagai buruh petani dan pekerja pabrik. Oleh sebab itu siswa-siswanya banyak yang termasuk anak  kurang pandai menggunakan handphone. Sehingga mereka lebih menyukai pembelajaran tatap muka. Akan tetapi setelah berjalan dan diberikan penjelasan, akhirnya mereka juga lebih pandai menggunakan handphone.

Namun ada juga sebagian siswa yang tidak mempunyai handphone. Keluhan yang dirasakan siswa yang tidak mempunyai handphone sangatlah menyedihkan. Sehingga kami para guru menjalankan pembelajaran secara luring bagi mereka.

Ada juga di antara siswa yang mengeluh dengan pembelajaran daring. Mereka lebih suka pembelajaran dengan tatap muka, karena mereka lebih leluasa untuk menanyakan pelajaran yang belum paham. Salah satu siswa ada yang komentar di WhatsApp, begini bunyinya: “Ternyata ibuku tidak sesabar guruku untuk ngajari aku belajar, ibuku lebih galak.”

Selain itu ada juga keluhan dari orangtua mereka merasa tidak mampu untuk mengajari anaknya di rumah karena mereka mayoritas pekerja pabrik dan buruh tani . Mereka biasanya memang selalu mengandalkan anaknya belajar dengan guru. Mereka juga merasa keberatan untuk membeli kuota internet karena termasuk keluarga pra sejahtera. Maka dari itu mereka selalu berharap agar segera dimulai pembelajaran tatap muka.

Para orang tua tersebut bahkan sampai mengadakan pertemuan dan mengusulkan untuk anaknya belajar  di sekolah karena mereka tidak bisa menjadi guru untuk anaknya. Akan tetapi karena ini peraturan dari pemerintah maka kami para guru tidak berani mengadakan tatap muka.

Adapun masalah karena pandemi ini yang dirasakan guru  sendiri sangatlah banyak. Selain harus memberikan pelajaran secara daring, guru juga mengadakan pembelajaran luring. Terkadang kami jga harus menemui siswa di rumahnya untuk memberikan pelajaran. Sebab, mengajar di kelas 1 tidaklah mudah untuk memberikan materi pelajaran kepada siswa dengan jarak jauh. Mereka harus diberikan penjelasan atau contoh yang nyata.

Namun demikian, Covid-19 ini juga memberikan pengaruh baik pada guru. Kami mulanya jarang sekali mengikuti pelatihan atau diklat untuk menambah wawasan atau ilmu pengetahuan. Alasannya karena tidak mau meninggalkan anak karena guru di sekolah kami masih kurang.  Jadi kalau ada yang mau ikut diklat berarti ada guru lain yang harus mengajar kelas rangkap.

Nah, sekarang ini semenjak adanya Covid-19, kami para guru dapat mengikuti pelatihan atau diklat melalui daring. Sehingga kami dapat menambah ilmu pengetahuan, terlebih kami juga bisa mendapatkan sertifikat atau piagam yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat.

Dengan adanya pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini, kami berharap agar pembelajaran tetap dilakukan dengan semangat walaupun tidak dilaksanakan dengan tatap muka.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik lagi, kami para guru selalu memberikan pengarahan kepada siswa dan wali murid  untuk menyikapi keadaan semacam ini dengan sabar.  Sebab selalu ada jalan lain atau kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk membimbing anak-anak. Dengan kerjasama antara guru dan wali murid, semoga para siswa bisa menjadi anak yang pintar, maju, kreatif, dan inovatif.

Ditulis oleh: Siti Murtakiyah, S.Pd, Guru di SD Negeri 1 Galih Lunik

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis