Cara Menghindari Plagiarisme Dalam Menulis Sebuah Karya Ilmiah

- Editor

Selasa, 11 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cropped shot of hand Young female using laptop working at home and writing her plan on paper, Concept work from home

Cropped shot of hand Young female using laptop working at home and writing her plan on paper, Concept work from home

Plagiarisme adalah hal yang sangat dilarang dan merupakan pelanggaran etika sebagai seorang akademisi. Suatu karya dikatakan sebagai plagiat apabila memiliki kesamaan isi yang tidak dapat ditoleransi terhadap karya lainnya.

Tindakan plagiarisme dapat  terjadi  karena  memiliki  beberapa  pemicu  sehingga tindakan tersebut dapat terjadi diantaranya adalah karena kurangnya pengetahuan seseorang dalam  hal  melakukan pararase serta malasnya seseorang  untuk  membaca  untuk  menganalisis sumber  referensi  yang  dipakai  sehingga  memicu  adanya  copy  and paste dan sedikitnya waktu yang dipunya untuk membuat karya ilmiah orang tersebut. 

Masing-masing Negara memiliki persentase minimum sebuah karya dapat dikatakan sebagai plagiat. Walaupun demikian kita sebagai akademisi yang baik tetap harus mencegah agar tindakan-tindakan plagiarisme tersebut dapat hilang dari kebiasaan masyarakat khususnya masyarakat akademisi.

Hal-hal yang dapat mengidentifikasi plagiarisme dapat dilihat dari beberapa aspek yang untuk menentukan apakan sebuah karya dapat dikatakan plagiat atau tidak. Aspek tersebut yakni:

  1. Penggunaan kosa kata.

Penggunaan kosakata dalam sebuah tugas atau karya tulis ilmiah terhadap penggunaan kosakata yang digunakan sebelumnya dapat membantu menentukan apakah karya tersebut benar-benar ditulis berdasarkan idenya sendiri. Dengan menemukan kosakata baru dalam jumlah yang besar (terutama kosa kata lanjut) dapat menentukan apakah sebuah karya benar-benar ditulis tanpa mengambil ide atau gagasan dari orang lain dan tanpa adanya ancaman plagiarisme.

2. Perubahan kosakata.

Dengan merubah beberapa kosakata yang digunakan ini dapat mencegah terjadinya plagiarism copy dan paste yang biasanya sering terjadi. Dengan merubah kosakata yang digunakan penulis asli ini dapat menghindari tindak plagiarisme tapi dengan catatan kita menuiskan nama penulis asli dari referensi yang kita gunakan.

3. Teks yang membingungkan.

Ketidak konsistenan penulis terhadap karyanya dapat menjadi sebuah indikasi untuk mengetahui apakah sebuah karya merupakan hasil plagiarisme. Alur yang tidak jelas dan memutar ini menjelaskan bahwa sebagian atau seluruh dari isi sebuah karya adalah plagiarisme.

Dalam pembuatan sebuah karya penggunaan tanda baca adalah suatu indikasi yang dapat menentukan apakah suatu karya merupakan hasil plagiarisme. Hal ini dikarenakan, bukan merupakan hal yang wajar bagi dua orang yang berbeda menggunakan tanda baca yang sama tanpa ada perbedaan.

4. Jumlah kemiripan teks.

Hal ini merupakan hal yang sangat krusial dan paling mudah untuk dijadikan sebuah indikasi apakah suatu karya merupakan hasil plagiat atau karya murni dari penulis. Kesamaan nama-nama atau ahli yang menjadi acuan dari topik suatu karya ilmiah mungkin bisa menjadi kesamaan tapi apabila terjadi dalam jumlah yang besar maka hal ini dapat dikatakan sebagai plagiarisme dan melanggar etika dalam menulis sebuah karya.

5. Kesalahan ejaan yang sama.

Hal ini patut dijadikan sebuah indikasi karna sangat tidak mungkin sebuah karya memiliki kesalahan ejaan yang sama. Kesalahan ejaan pada suatu karya adalah hal yang wajar, tetapi apabila dalam dua karya yang hampir mirip terjadi kesalahan ejaan yang sama, sebuah karya patut untuk dicurigai sebagai hasil dari plagiarisme.

6. Distribusi kata-kata.

Distribusi kata-kata yang mirip dan bahkan samapersis dapat menjadi faktor yang mengindikasi sebuah karya merupakan hasil plagiat atau tidak. Penggunaan struktur sintaksis.

Apabila rangkaian panjang kata dari dua karya mirip maka dapat dicurigai bahwa sebuah karya tercipta dari cara plagiarism.Bentuk  pencegahan  tindakan  plagiarisme juga  dapat  dilakukan  dalam bentuk lain yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:

  1. Teknik parafrasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia parafrasa berarti pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi tuturan yang lain tanpa  mengubah  pengertian,  atau  dapat juga  memiliki  arti  sebagai  penguraian kembali suatu teks (karangan) dalan bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud  untuk  dapat  menjelaskan  makna  yang  tersembunyi. 

Definisi tersebut mengartikan  bahwa  teknik  parafrasa  ini  memungkinkan untuk  seorang  penulis karya ilmiah menyebutkan tuturan yang berbeda dengan sumber yang dibacanya namun makna dari gagasan tersebut tidak berubah dan mempunyai makna yang sama.

Teknik parafrasa ini dapat dilakukan dengan cara-cara pertama membaca dan memahami seluruh isi dan tema dari sumber gagasan. Kedua membuat ide pokok yang ada pada setiap paragraf lalu mencatat ide-ide yang telah ditemukan. Ketiga pahami makna tersurat dan tersirat dari sumber bacaan. Keempat membedakan fakta-fakta dan wacana yang ada dalam sumber bacaan. Kelima  tulislah kembali ide-ide dan inti tulisan dengan kalimat yang lebih sederhana serta dapat mudah  dipahami dan masih memiliki  makna yang sama  dengan sumber gagasan. Keenam cantumkan sumber tulisan pada daftar pustaka.

Hasil dari teknik parafrasa dapat membantu dalam menhindari plagiasi sehingga memerlukan banyak latihan untuk menggunakan teknik parafrasa yang baik.

2. Membuat kutipan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kutipan berarti pengambilalihan  satu kalimat  atau  lebih  dari  karya  lain  untuk  tujuan  ilustrasi  atau  memperkokoh argumen  dalam  tulisan  sendiri. 

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kutipan yakni pertama memilih tulisan yang penting dan diperlukan untuk dikutip. Kedua mempertimbangkan jenis kutipan yang akan dibuat (Kutipan langsung/tidak langsung). Ketiga sebaiknya tidak menggunakan banyak kutipan langsung.

Jenis kutipan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Kutipan langsung yakni jenis kutipan yang berisi tulisan yang sama/identik dengan sumber rujukannya, kutipan ini  harus  diapit  oleh  tanda  petik  yang  diikuti  oleh nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang menggunakan tanda kurung.

Kutipan tidak langsung yakni jenis kutipan yang berisi tulisan dan hanya mengandung kesimpulan/ringkasan dari  tulisan rujukannya yang ditulis dengan  menggunakan bahasa yang  lebih  sederhana. Kutipan ini dibuat menjadi sebuah kalimat yang tidak diapit oleh tanda petik yang kemudian ditulis dengan mencantumkan sumber rujukan setelah kalimat kutipan.

Selain itu kutipan tidak langsung juga dapat ditulis dengan mendahulukan sumber yang kemudian diikuti dengan kalimat yang dikutip

3. Penggunaan software pencegah plagiarisme.

Dalam penulisan karya ilmiah sangat dibutuhkan referensi sebagai  bahan  acuan  dalam menyusun  karya  ilmiah.  Kegiatan mengambil bahan dari  hasil  karya  orang  lain  disebut mengutp  atau  mensitasi. 

Bagian yang diambil biasanya berupa argumentasi, ide, analisa, ataupun hasil  penelitiannya. Dalam penyusunan karya ilmiah mensitasi memiliki peran penting untuk mendukung argumentasi yang digunakan.

Sitasi dapat diambil dari berbagai sumber, baik itu jurnal, artikel, buku, dan lain-lain. Ketika mengambil ide, hasil penelitian, maupun argumentasi dari orang lain harus dicantumkan asal-usul kutipan yang digunakan sejelas-jelasnya dalam daftar pustaka. Tujuan dari penulisan sitasi dan daftar pustaka selain menguatkan argumentasi juga untuk menghindari plagiarisme.

Software yang dapat digunakan dalam mensitasi sumber untuk menghindari plagiarisme salah satunya adalah Mendeley desktop yakni merupakan kombinasi dari aplikasi desktop dan situs web yang dapat digunakan untuk mengelola, berbagi, dan mencari referensi maupun kontak. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk penulisan sitasi maupun daftar pustaka secara otomatis berdasarkan dengan database Mendeley tersebut.

Mari bergabung di Pelatihan Khusus 10 Hari Menulis Buku “Cara Mudah Menulis Buku Ber-ISBN” yang diadakan oleh e-guru.id

DAFTAR SEKARANG

Penulis : Erlin Yuliana

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 142 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Rabu, 11 Desember 2024 - 09:47 WIB

Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis