Dalam praktik pembelajaran setiap guru menghendaki proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Dan juga hasilnya yang di capai di harapkan maksimal. Semua peserta didik bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Akan tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Adakalanya terdapat beberapa oeserta didik yang mengalami kesulitan. Nilainya bahkan juga tidak tuntas. Sayangnya, kesulitan yang di alami oleh peserta didik seringkali tidak mendapat perhatian dan penanganan tuntas. Justru sebaliknya Peserta Didik di tuntut untuk menyelesaikan masalah kesulitan pembelajaran itu sendiri. Tanpa adanya bantuan orang lain. Padahal permasalahan yang di hadapi bukanlah semata-mata pada kesulitan pelajaran saja. Akan tetapi ada faktor psikologis yang menyelimutinya.
Lebih parahnya lagi pada saat Peserta didik tidak mampu menyelesaikan kesulitan pelajaran selanjutnya memperoleh labelisasi “anak bodoh” oleh lingkungannya. Hal tersebut semakin membuat anak terpuruk dalam pelajaran dan terganggunya perkembangan pribadi pada Peserta Didik. Jikalau kita perhatikan sesungguhnya peserta didik itu mempunyai potensi yang baik dan juga kecerdasan yang memadai untuk mengikuti suatu pelajaran. Akan tetapi prestasi pelajarannya justru di bawah kemampuannya. Peserta didik ini tenryata mengalami keadaan underachiever. Apa itu underachiever dan bagaimana upaya guru dalam menanganinya?
Apa Itu Peserta Didik Underachiever
Makmun(2001) menjelaskan underachiever merupakan anak yang prestasinya lebih rendah dari apa yang di perkirakan berdasar hasil tes kemampuan belajarnya selama di kelas. Seperti halnya, secara potensial (IQ) peserta didik seharusnya dapat memperoleh nilai minimal 7. Kenyataannya siswa tersebut hanya mendapat nilai di bawah 7.
Keadaan psikologis peserta didik yang kurang memperoleh ruang penerimaan yang tepat acap kali menjadi salah satu penyebab terjadinya underachiever. Pengalaman traumatik terhadap suatu pelajaran, ketidakmampuan dalam mengungkapkan emosi secara tepat manakala mengalami kesulitan, dan bahkan juga kegagalan dalam beradaptasi terhadap lingkungan bisa menjadi penyebabnya.
Beberapa ciri yang nampak ada pada Peserta didik underachiever antara lain yaitu nilai pelajaran yang rendah, malas mengikuti pelajaran, membolos, tidak menghiraukan nasehat, atau perintah, “ndableg”, serta menarik diri dari pergaulan. Keadaan ini tentu saja tidak boleh berlangsung terus menerus lantaran berdampak buruk pada perkembangan peserta didik. Bahkan dapat terjadi kegagalan pendidikan, drop out. Perlu penanganan khusus secara tersistem yang melibatkan semua pihak.
Penanganan Khusus Pada Anak Underachiever
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor mempunyai peran strategis dalam penanganan Peserta Didik underachiever. Mengutip dari Mungin Eddy Wibowo (2019) Konselor merupakan profesi bantuan (helping profession) yang memberikan bantuan keahlian dengan tingkat kebahagiaan para pengguna berdasarkan norma – norma yang berlaku.
Demikian tugas Guru BK/Konselor memberikan bantuan melalui pelayanan. Pelayanan untuk membantu pengembangan pribadi para Peserta didik supaya optimal. Guru BK/ Konselor menjadi sosok pendamping tumbuh kembang peserta didik dengan berbagai masalah yang mengikutinya. Di antaranya yaitu pelayanan pada penanganan Peserta Didik Underachiever.
Ciri – Ciri Anak Didik Mengalami Underachiever
- Adanya pola yang tidak konsisten terhadap pencapaian dalam tugas-tugas sekolah
- Adanya pola yang tidak konsisten terhadap pencapaian pada mata pelajaran tertentu
- Adanya ketidakcocokan antara kemampuan dan pencapaian lantaran kemampuan yang di miliki ternyata jauh lebih tinggi
- Konsentrasi yang kurang tepat
- Suka melamun dan juga mengkhayal di dalam kelas
- Terlalu banyak melawak atau melucu di dalam kelas
- Selalu memiliki strategi untuk menghindari pengerjaan tugas sekolah
- Kemampuan belajar yang sangat rendah
- Kebiasaan belajar yang tidak baik dan tidak tepat
- Seringkali menghindar dan tidak menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan guru di sekolah
- Menolak untuk menuliskan apa pun yang di perintahkan
- Terlalu banyak aktivitas dan gelisah atau tidak bisa diam dalam kelas
- Terlalu kasar dan agresif atau bahkan juga terlalu submisif dan kaku dalam bergaul
- Adanya ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan sosial dengan teman teman sebayanya di dalam kelas
- Adanya ketidakmampuan untuk menghadapi kegagalan yang terjadi
- Adanya ketakutan dan menghindar dari sebuah kesuksesan
- Kurang mampu untuk menggali pengetahuan yang dalam tentang diri sendiri dan dalam diri orang lain
- Kemampuan berbahasa yang sangat rendah
- Terus berbicara dan selalu menghindar untuk mengerjakan sesuatu yang di berikan oleh guru
- Menjadi bagian dari kelompok minoritas
Halaman Selanjutnya
Langkah Guru dalam Menangani Siswa Underachiever
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya