Cara Memahami Definisi Projek P5 dalam Kurikulum Merdeka dengan Mudah

- Editor

Minggu, 25 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Projek P5 adalah istilah umum yang merujuk pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini penting untuk dilakukan oleh satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Tujuan dari pelaksanaan P5 ini adalah memberikan pengalaman kepada siswa agar “mengalami pengetahuan” secara langsung melalui kegiatan kokurikuler berbasis projek. 

Projek P5 ini merupakan inisiatif dari pemerintah, dalam hal ini adalah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Sebenarnya alasan pemerintah mendorong satuan pendidikan melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sangat sederhana, yaitu melaksanakan pembelajaran di luar kelas dengan model belajar berbasis projek. Pasalnya, jika menilik dari berbagai satuan pendidikan di Indonesia, masih sedikit sekolah yang mempraktikkan model belajar tersebut. Seringkali siswa hanya diberikan teori-teori tentang materi pelajaran, sedangkan praktiknya sangat kurang. 

Dan diharapkan dengan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini, para pelajar di Indonesia dapat mempraktikkan secara langsung pengetahuan yang telah didapatkan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan di sekitar mereka. Oleh sebab itu, salah satu prinsip daripada pelaksanaan P5 ini adalah kontekstual yaitu berkaitan dengan masalah-masalah yang ditemukan oleh siswa di lingkungan sekitar mereka. 

Masih ada tiga prinsip lagi yang perlu dimengerti yaitu, holistik, berpusat pada siswa, dan eksploratif. Holistik berarti projek tersebut dilakukan secara menyeluruh, tidak terpisah. Artinya dalam kegiatan tersebut tidak untuk mendukung tema satu mata pelajaran tertentu. Namun lebih mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. 

Kemudian prinsip berpusat pada siswa adalah, dalam melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan siswa yang lebih banyak aktif di dalam pelaksanaannya. 

Tugas fasilitator sendiri adalah agar menyiapkan berbagai kebutuhan untuk kesuksesan pelaksanaan projek tersebut. Sehingga fasilitator memiliki tanggung jawab untuk membuat modul projek di mana modul tersebut akan menjadi panduan bagi siswa dalam melaksanakan projek. 

Tim fasilitator ini dapat dibentuk oleh kepala sekolah. Jadi di sini penting bagi kepala sekolah mengambil peran untuk melakukan refleksi apakah di satuan pendidikan yang dipimpin sudah terdapat sumber daya manusia (SDM) yang siap untuk menjadi fasilitator tersebut. 

Kemudian ada prinsip eksploratif dalam melaksanakan projek ini. Artinya, para siswa diberikan kebebasan dalam menentukan masalah-masalah yang ingin dipecahkan. Mereka pun dapat diberikan kebebasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan inisiatif mereka. 

Yang tak kalah penting untuk dipahami bahwa dalam melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini adalah terdapat tema-tema yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Setidaknya terdapat tujuh tema yang dapat dipilih yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifian Lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Ragayanya, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, dan Kewirausahaan. Tema-tema ini sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. 

Dalam satu tahun ajaran, projek ini wajib dilakukan satu kali. Dan di setiap pelaksanaan projek, minimal harus ada dua tema yang dipilih untuk fase A, B, C. Sementara untuk fase D, E, F, minimal harus memilih tiga tema yang telah disebutkan di atas. 

Selanjutnya, pihak satuan pendidikan bersama dengan tim fasilitator yang terdiri dari dewan guru, dapat membuat topik yang lebih spesifik dari tema yang telah disebutkan di atas. Misalnya memilih tema Kewirausahaan, topik projek yang dibuat dapat berupa “Memanfaatkan Sampah Rumah Tangga untuk Membuat Kompos yang Bernilai Ekonomis”. 

Penentuan topik tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada di lingkungan satuan pendidikan. Maka melihat potensi, masalah-masalah yang ada di sekitar satuan pendidikan sangat penting di dalam melaksanakan projek ini. 

Halaman Selanjutnya

Mungkin sebagian pendidik masih bingung…..

Berita Terkait

Bocoran MenPAN RB, 2 Kategori Guru Honorer Otomatis Diangkat PPPK Tahun 2024
Kabar Gembira, Secara Resmi Presiden Tetapkan Guru Sertifikasi Dapat Tambahan 2 Bulan TPG
Guru Penggerak Pati Langsungkan Talkshow Pendidikan Berkelanjutan Serta Pengabdian ke Sekolah Pinggiran
Terbaru, Siaran Pers Kemdikbud untuk  Guru TK,SD, SMP, dan SMA/SMK Tertanggal 16 Mei 2024, Simak Selengkapnya!
Pengumuman Terbaru Kemendikbud Menanggapi Beredarnya Link Cek Peserta PPG  Daljab 2024
Kemdikbud Resmi Mengeluarkan Edaran Yang Dinanti Khusus Guru Non Sertifikasi 
Ternyata Ini Maksud Sekolah SD di Salatiga Study Tour Naik Pesawat Terbang
Study Tour Disebut Jadi Ladang Bisnis Sekolah
Berita ini 254 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Mei 2024 - 10:28 WIB

Bocoran MenPAN RB, 2 Kategori Guru Honorer Otomatis Diangkat PPPK Tahun 2024

Senin, 20 Mei 2024 - 09:21 WIB

Kabar Gembira, Secara Resmi Presiden Tetapkan Guru Sertifikasi Dapat Tambahan 2 Bulan TPG

Senin, 20 Mei 2024 - 06:09 WIB

Guru Penggerak Pati Langsungkan Talkshow Pendidikan Berkelanjutan Serta Pengabdian ke Sekolah Pinggiran

Sabtu, 18 Mei 2024 - 10:22 WIB

Terbaru, Siaran Pers Kemdikbud untuk  Guru TK,SD, SMP, dan SMA/SMK Tertanggal 16 Mei 2024, Simak Selengkapnya!

Jumat, 17 Mei 2024 - 23:37 WIB

Pengumuman Terbaru Kemendikbud Menanggapi Beredarnya Link Cek Peserta PPG  Daljab 2024

Jumat, 17 Mei 2024 - 23:00 WIB

Ternyata Ini Maksud Sekolah SD di Salatiga Study Tour Naik Pesawat Terbang

Jumat, 17 Mei 2024 - 22:30 WIB

Study Tour Disebut Jadi Ladang Bisnis Sekolah

Jumat, 17 Mei 2024 - 22:20 WIB

Dinas Pendidikan Jawa Tengah Larang Sekolah Gelar Study Tour

Berita Terbaru