Capaian pembelajaran dalam Kurikulum Prototipe 2022 merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran untuk bimbingan konseling disebut sebagai capaian layanan.
Capaian pembelajaran untuk PAUD, SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMALB dijabarkan dalam bentuk dokumen yang ditetapkan oleh pimpinan unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan intelektual dapat menggunakan capaian pembelajaran pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan capaian pembelajaran regular dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Dasar kerangka kurikulum merupakan landasan utama dalam pengembangan struktur kurikulum yang menjadi acuan pembelajaran. Kerangka dasar kurikulum mengarahkan kompetensi yang perlu dikuasai peserta didik, karakter yang perlu dibangun dan dikembangkan, serta materi pelajaran yang perlu dipelajari peserta didik. Kerangka dasar kurikulum juga mengatur prinsip-prinsip yang perlu menjadi acuan guru ketika merancang pembelajaran dan asesmen. Kerangka dasar Kurikulum Prototipe 2022 salah satunya yakni capaian pembelajaran.
Pada pengimplementasian kurikulum Prototipe 2022 pemerintah menyediakan berbagai contoh kurikulum operasional dan perangkat ajar untuk membantu sekolah dan guru. Kemendikbudristek mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam Jam Pembelajaran per tahun.
Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. Sebagai contoh satuan pendidikan dapat mengajarkan mata pelajaran secara intensif dalam kurun waktu 1 (satu) semester untuk memenuhi kebutuhan peserta didik untuk melakukan pameran unjuk kerjanya di akhir semester pertama.
Maka dari itu alokasi waktu yang ditargetkan untuk 1 (satu) tahun dapat dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) semester. Dengan demikian satuan pendidikan dapat meniadakan mata pelajaran tersebut pada semester berikutnya karena jam pembelajaran yang harus dipenuhi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun telah dicapai dalam waktu 1 (satu) semester.
Pengaturan beban belajar seperti ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna karena peserta didik memiliki waktu belajar yang lebih efektif dan dapat fokus pada kompetensi yang ingin dicapai tanpa membebaninya dengan muatan yang terlalu padat. Namun demikian alokasi jam pembelajaran intrakurikuler per-minggu tetap disampaikan untuk membantu guru dalam merancang kurikulum dan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri kurikulum prototipe 2022 yakni pendidikan berbasis projek yang pengembangan soft skills serta kepribadian( iman, taqwa, serta akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, kreativitas, fokus pada modul esensial sehingga terdapat waktu lumayan buat pendidikan yang mendalam untuk kompetensi bawah semacam literasi serta numerasi dan fleksibilitas untuk guru buat melaksanakan pendidikan yang cocok dengan keahlian murid (teach at the right tingkat) serta melaksanakan penyesuaian dengan konteks serta muatan lokal.
Ikutilah “Pelatihan Pengembangan Motivasi Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran” yang diselenggarakan oleh e-guru.id
Penulis : ERLIN YULIANA