Kecakapan Bahasa Inggris – Kemampuan dalam berbahasa inggris merupakan suatu hal yang menjadi keharusan di tengah perkembangan teknologi global. Indonesia sendiri masih dalam tingkatan rendah dalam Kecakapan Bahasa Inggris tersebut.
Dari seluruh aspek yang ada, mulai ekonomi, teknologi digital, pemasaran, sosial budaya, hingga pendidikan membutuhkan komunikasi bahasa inggris, sekurang-kurangnya dalam percakapan sehari-hari. Kecakapan Bahasa Inggris merupakan salah satu hal yang penting dalam zaman yang terus berkembang ini. Selain karena menjadi bahasa internasional, bahasa inggris juga menjadi akses informasi dasar dan pelatihan yang lebih luas.
Selain itu, jejaring sosial, dan tempat untuk berkembang juga lebih beragam sehingga memberikan kesempatan untuk meningkatkan penghasilan daripada yang dimiliki sebelumnya. Apalagi bila terbiasa, maka seluruh manfaat dari membiasakan menggunakan bahasa inggris akan jauh lebih terasa hingga masa mendatang.
“Penguasaan bahasa inggris akan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi, apalagi di Indonesia,” ucap Fanno Hendriawan sebagai Operation Directors (OE) English First dikutip dari kompas.com.
Sebagai informasi, English First merupakan sebuah lembaga pendidikan swasta dengan kantor pusat di Swiss dan telah bertahan hingga 57 tahun dengan persebaran hingga 51 negara. Kemudian, tiap tahunnya EF ini merasa perlu memiliki tolok ukur untuk memantau tingkat kecakapan bahasa inggris dari tiap negara.
Dan baru-baru ini, dirilislah laporan English Proficiency Index (EPI) atau Indeks Kecakapan Bahasa Inggris di Indonesia dengan pemetaan tiap proviinsi dan kota besarnya. Hasilnya menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Indonesia menempati tingkat 81 dari 111 negara yang didata.
Berdasarkan data yang diterima, negara-negara di Asia memiliki rata-rata skor di tengah-tengah yaitu 500 dari standar yang ditetapkan pada 5 (lima) tingkatan. Yaitu, sangat tinggi (very high), tinggi (high), menengah (moderate), rendah (low), dan sangat rendah (very low).
Skala tersebut didasarkan pada Common European Framework of Reference for Language (CEFR). Sementara itu Belanda berada di posisi pertama, dan Singapura berada di posisi kedua dari 111 negara yang melakukan EF SET.
Di samping itu, ketimpangan yang terjadi pada tiap generasi menjadi fokus yang ingin diperhatikan oleh EF. Pasalnya, Kecakapan Bahasa Inggris juga terjadi akibat tidak dibiasakannya anak untuk belajar sejak dini, apalagi dalam dunia pendidikan formalnya.
Halaman Selanjutnya
Penyebab Ketimpangan Kecakapan Bahasa Inggris dari Tiap Generasi
Halaman : 1 2 Selanjutnya