Begini Cara Mendesain Sekolah Ramah Anak

- Editor

Jumat, 31 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan sekolah yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak. Tidak mengancam atau menekan anak untuk belajar.

Sekolah pada dasarnya merupakan salah satu tempat untuk anak belajar dan mendapatkan informasi baru. Informasi yang didapatkan oleh anak dapat digunakan untuk anak melanjutkan ke tahap belajar selanjutnya dan lingkungan bermasyarakat.

Sehingga apapun yang didapatkan oleh anak, sebaiknya adalah hal-hal yang berguna dan aman untuk anak. Pada dasarnya, apa yang dilihat, didengar dan dirasakan oleh anak akan dilakukannya dan dibawa menjadi kebiasaan sampai anak dewasa.

Pola Asuh Anak di Sekolah Ramah Anak

Perilaku yang tidak baik pada anak terdapat sedikit banyak pengaruh dari pola asuh anak. Pola asuh tidak hanya dilakukan oleh orang tua di rumah, namun ada campur tangan dari guru di sekolah. Oleh karena itu, sebagai guru pun harus berhati-hatu dalam mendidik anak.

Karena bentuk pengabaian walaupun sedikit seperti tidak adanya sentuhan, tatapan mata, dan kedekatan emosional antara guru dan siswa. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh terhadap perilaku anak di masa mendatang, bahkan dapat dimunculkan saat masa pertumbuhan.

Untuk mendukung kedekatan guru dengan siswa, didukung oleh lingkungan sekolah. Baik dari fasilitas dan orang-orang yang ada di lingkungan sekolah. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman wajib untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sekolah yang menerapkan keamanan dan kenyamanan untuk siswanya dinamakan Sekolah Ramah Anak (SRA). Ramah anak bermakna berpihak pada anak, tidak menjatuhkan martabat anak, dan melindungi hak anak. Hal tersebut perlu karena pada masa golden age itu penentu masa depan anak.

Maksudnya bagaimana? Maksudnya adalah 70% informasi yang anak dapatkan itu akan diserap dan dilakukan menjadi perilaku dasar anak. Usia berapa masa keemas an tersebut? Yaitu 1000 hari pertama kehidupan, dihitung dari hari pertama anak dalam kandungan.

Selanjutnya, didukung sepenuhnya oleh pendidikan pada usia dini. Biasanya untuk usia dini anak sudah diserahkan atau dititipkan untuk belajar di sekolah. Maka peran dari guru juga penting untuk menentukan perilaku anak di masa depan.

Guru dalam Perspektif SRA

Guru yang baik dan hebat dalam konteks SRA adalah guru yang dapat memahami konvensi hak anak. Konvensi hak anak itu mencakup:

  • non diskriminasi, walaupun sudah emosi, seorang guru seharusnya dapat menjaga agar tidak melakukan kekerasan fisik maupun verbal. Alasannya karena semua akan terekam di memori anak, walaupun anak tidak ingat namun akan menjadi pengaruh bagi anak dalam bertindak saat emosi di usia selanjutnya;
  • kepentingan terbaik bagi anak, yaitu jika ada masalah pada anak, maka dicari akar permasalahannya dengan menggunakan asesmen dan observasi;
  • wajib mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak, yaitu bagaimana gaya belajar anak, apa yang menjadi kesukaan anak, cara yang tepat untuk memberi informasi kepada anak, dan bagaimana cara untuk memberikan stimulus pada anak; dan
  • partisipasi, yaitu mendengarkan suara anak. Apa yang akan kita berikan kepada anak sebaiknya meminta terlebih dahulu pendapat anak. Karena anak memiliki hak dasar yaitu hak partisipasi.

Elemen Sekolah Ramah Anak

Sekolah Ramah Anak (SRA) tidak bekerja sendiri untuk dapat mengoptimalkan tujuan-tujuan baik dari sekolah. Sehingga apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan anak dapat terpenuhi secara baik dan optimal.

Maka dari itu, SRA membutuhkan bantuan dari lembaga-lembaga lainnya. Lembaga-lembaga lainnya yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dan Kementerian Keagamaan.

SRA memberikan kesadaran kepada pendidik dalam menjalankan fungsinya dan ruang kerjanya. Tidak hanya sebagai pemberi informasi kemudian pulang. Tetapi, membimbing anak untuk mencapai perkembangan sesuai dengan tahapan usianya dengan tepat bahkan lebih.

Kemudian, ruang kerja bagi pendidik tidak hanya di sekolah, namun di hati anak-anak. Ketika guru sudah mempunyai ruang di hati anak, maka akan mudah untuk anak menerima stimulus yang diberikan.

Komponen-komponen yang harus dimiliki oleh Sekolah Ramah Anak:

  1. Kebijakan tentang SRA meliputi (1) sekolah diberikan Surat Keputusan (SK) oleh dinas terkait atau pemerintah daerah, (2) mempunyai SK tim, yaitu empat bidang evaluator dengan setiap bidang harus ada tiga pilar SRA, (3) mempunyai SK tim penanganan kasus, (4) ada deklarasi, seperti papan penanada SRA di depan sekolah
  2. Pendidik dan tenaga kependidikan terlatih Konvensi Hak Anak (KHA)
  3. Proses belajar ramah anak, harus dari persetujuan tiga pilar SRA, tidak ada penekanan, dan harus bisa menjalani komitmen bersama
  4. Sarana dan prasarana ramah anak, harus ramah anak, misalnya taman bermain alasnya sebaiknya menggunakan pasir sehat untuk anak, tidak ada sudut-sudut lancip (meja, kursi, pintu, lemari, dll), yang menjadi catatan adalah tidak harus mewah atau megah tetapi ramah untuk anak
  5. Partisipasi anak, yaitu checklist potensi anak dan ada negosiasi dengan anak dalam segala hal agar melatih anak mengeluarkan pendapat
  6. Partisipasi orang tua, lembaga masyarakat, dinas terkait, dll

Tiga pilar SRA yang dimaksud adalah peserta didik, orang tua, dan pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam hal ini untuk menghubungkan ketiganya menggunakan komunikasi yang baik.

Penting untuk Diperhatikan

Mendesain Sekolah Ramah Anak (SRA) memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Adapun diantaranya adalah memiliki pendidik yang memahami Konvensi Hak Anak (KHA).

Selain itu, memiliki sarana dan prasarana yang aman dan nyaman. Tidak harus mewah atau megah.Ruang kerja pendidik tidak hanya di sekolah, namun di hati anak-anak.

Tingkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan bergabung bersama e Guru Id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Klik disini untuk mendaftar!

Berita Terkait

Guru Harus Siapkan Administrasi Untuk Pencairan TPG Triwulan 1 Tahun 2024
Penjelasan Ditjen GTK bahwa Guru Honorer Tidak Terakomodasi dalam PPPK 2024 Tidak Akan Menjadi PPPK Paruh Waktu, Kabar Baik atau Kabar Buruk?
Harap Perhatikan, Guru Sertifikasi  Gagal Mendapatkan Pembayaran TPG Triwulan 1 Karena Ini
Benarkah Guru dan Kepala Sekolah Akan Terima 2 Jenis Tunjangan Sebelum Lebaran? Simak Penjelasannya
Pengumuman Penting dari Kemdikbud, Harap Bersiap Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 28 Maret Besok, Jangan Terlewat!
Segera Cek Saldo, THR Guru PNS dan PPPK Siap Dicairkan 28 Maret untuk Daerah Berikut
Dirjen GTK Menjawab, Nasib Honorer Tidak Masuk Database BKN di Seleksi PPPK 2024
Update, Rincian Kebutuhan PPPK Guru 2024 Jabatan Fungsional Ahli Pertama di Semua Instansi Lengkap!
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 29 Maret 2024 - 09:21 WIB

Guru Harus Siapkan Administrasi Untuk Pencairan TPG Triwulan 1 Tahun 2024

Kamis, 28 Maret 2024 - 12:02 WIB

Penjelasan Ditjen GTK bahwa Guru Honorer Tidak Terakomodasi dalam PPPK 2024 Tidak Akan Menjadi PPPK Paruh Waktu, Kabar Baik atau Kabar Buruk?

Kamis, 28 Maret 2024 - 10:29 WIB

Harap Perhatikan, Guru Sertifikasi  Gagal Mendapatkan Pembayaran TPG Triwulan 1 Karena Ini

Kamis, 28 Maret 2024 - 09:06 WIB

Benarkah Guru dan Kepala Sekolah Akan Terima 2 Jenis Tunjangan Sebelum Lebaran? Simak Penjelasannya

Rabu, 27 Maret 2024 - 20:52 WIB

Pengumuman Penting dari Kemdikbud, Harap Bersiap Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 28 Maret Besok, Jangan Terlewat!

Rabu, 27 Maret 2024 - 10:24 WIB

Dirjen GTK Menjawab, Nasib Honorer Tidak Masuk Database BKN di Seleksi PPPK 2024

Rabu, 27 Maret 2024 - 09:32 WIB

Update, Rincian Kebutuhan PPPK Guru 2024 Jabatan Fungsional Ahli Pertama di Semua Instansi Lengkap!

Selasa, 26 Maret 2024 - 11:19 WIB

5 Hari Lagi! Kemenag Salurkan Tunjangan bagi Guru Sesuai PP No.14/2024 Tanpa Perantara

Berita Terbaru