3. Survei Tidak Maksimal
Calon mahasiswa yang merupakan pendaftar beasiswa tidak mampu, contohnya Bidikmisi akan kedatangan surveyor untuk mengecek kondisi rumahnya. Langkah ini sudah tepat tapi masih belum maksimal. Pasalnya, inspeksi ini seolah setengah hati karena ada beberapa rumah pendaftar yang tidak diperiksa sama sekali. Lantas apa bukti kuat yang menentukan penerima beasiswa ini miskin?
Banyak dari mahasiswa memegang konsep jika ada gratisan, siapa yang tidak berminat? Kadang, peluang begini tak pandang bulu. Kesempatan terbuka dan kadar malu yang sudah menipis mengakibatkan beasiswa salah sasaran.
4. Koneksi dengan Birokrat
Kejadian yang menjengkelkan ketika sedang ada penyaluran beasiswa adalah maraknya oknum-oknum yang mengobral beasiswa seenaknya sendiri. Kerap kali dosen, birokrat kampus, dan pejabat fakultas menghimpun mahasiswa yang menjadi orang terdekatnya. Mahasiswa ini dengan mudahnya mendapat beasiswa dengan cara licik yang disepakati antar satu sama lain.
Biasanya mahasiswa yang aktif berorganisasi menjadi pelakunya. Seringnya berkomunikasi dengan birokrat membuat mereka mudah mengenal karakter satu sama lain sehingga keakraban terjalin untuk saling memberikan keuntungan. Alhasil beasiswa tersebut diberikan pada mahasiswa tersebut.
Ada pun pemberian beasiswa karena tekanan. Ada contoh kasus mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang pernah diberikan hadiah beasiswa karena pihan birokrat tertekan. Pasalnya pada 2017 lalu, mahasiswa dengan sebutan Ivan pernah melakukan demonstrasi menolak aturan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbayar. Hal itu memberikan tekanan pada kampus.
Kampus tersebut pun malu karena tak ingin kebijakannya menjadi konsumsi publik di dunia luar. Bahkan Ivan dan rekan-rekannya membuat petisi online untuk menolak KKN berbayar di UNNES.
Demi meredam langkah mahasiswa tersebut, pihak birokrat kampus membungkam suara Ivan dengan memberinya beasiswa. Pihak kampus berharap supaya Ivan berhenti demo dan merasa untung karena memperoleh beasiswa dari kampus, sehingga keadaan kampus kondusif.
Tidak tepatnya penyaluran beasiswa menjadi pekerjaan rumah pemerintah sebagai penyedia subsidi pendidikan. Pemerintah harus mencari solusi guna memecahkan masalah klasik tersebut. Pemerintah harus menegakkan bahwa pendidikan merupakan hak rakyat. (sgn)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Untuk update informasi terbaru mengenai guru dan pendidikan simak selengkapnya di Naikpangkat.com. Mari bergabung di Grup Telegram “NaikPangkat.Com – Portal Media Online”, cara klik link https://t.me/naikpangkatdotcom kemudian join.