Baru saja Mentri Keuangan, Sri Mulyani mengabarkan anggaran pendidikan 2023 Indonesia menembus angka Rp612 trilun. Menurutnya jumlah anggaran tersebut menduduki jumlah tertinggi di APBN tahun 2023.
Memang menurut undang-undang dasar negara, anggaran pendidikan harus dialokasikan sebanyak 20 persen pertahunnya dalam APBN. Tahun 2023 ini jumlah anggaran beanja negara mencapai Rp3.041,7 triliun, sehingga prosentase dana pendidikan menjadi sebanyak itu.
Melansir dari laman CNN “Jumlah anggaran belanja pendidikan tahun 2023 tetap 20 persen dari total alokasi anggaran. Besarnya jumlah keseluruhan tersebut telah menjadikan anggaran pendidikan mencapai Rp612 triliun. Anggaran ini terbilang cukup besar,” ujar Mentri Keuangan (2/2/2023).
Pemerintah pun sudah mengumumkan bahwa tahun 2023 anggaran pendidikan menduduki jumlah tertinggi dalam sejarah.
Anggaran sebesar itu nantinya akan digunakan untuk menunjang pelaksanaan banyak kebijakan pendidikan Indonesia yang saat ini sedang digemborkan.
Mentri Nadiem sendiri sepanjang kepemimpinannya sedang gencar sekali melakukan transformasi untuk pendidikan Indonesia.
Misalnya tahun 2022 kemarin, pemerintah sedang berfokus untuk melakukan peningkatan kualitas tenaga pendidik.
Hal tersebut termanifestasi dalam program sekolah penggerak dan guru penggerak yang output dari kebijakan itu adalah tercipta guru pemimpin pembelajaran dengan kurikulum merdeka belajar.
Dalam hal tersebut pemerintah pusat banyak berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
Tak hanya itu, upaya lain yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat adalah dengan memupuk pendidikan karakter. Hal tersebut sangat memerlukan saran dan prsarana pendidikan yang baik.
Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah nyatanya tidak berujung pada kesia-sian.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari hasil statistik 2022 prosentase buta huruf di Indonesia mengalami penurunan. Banyak penduduk Indonesia yang saat ini sudah mulai melek huruf.
Kebijakan pemerintah yang berusaha meningkatkan kualitas pendidikan agaknya tidak sia-sia.
Mengingat banyaknya warga Indonesia yang masih banyak mengalami tuna aksara.
Berdasarkan data yang diambil dari BPS, provinsi dengan jumlah butu huruf terbanyak diantaranya: Nusa Tenggara Barat, Nusa tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Kalimantan Barat.
Halaman Selanjutnya
Rincian anggaran 2023
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya