Merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan Sederhana

- Editor

Sabtu, 22 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Sumini 

Guru di SDN 009 Nongsa Batam 

 

 

Lebaran tahun ini kusambut dengan rasa syukur yang tak terhingga, dengan segala kesederhanaan, tanpa baju baru dan kue lebaran yang banyak, tanpa pulang kampung dan jalan-jalan.

Sebenarnya dalam hati kecil ini ingin sekali kali pulang ke kampung halaman untuk berziarah ke makam orang tua, tapi tiket mahal sekali dan aku tak ada uang sebanyak itu. Sementara  itu, aku juga akan mengantarkan kedua anakku yang sebentar lagi lulus SLTA dan katanya ingin melanjutkan kuliah.  Tabungan juga sedang menipis, sebagai modal untuk memasukkan kuliah dua orang secara bebarengan.  

Seperti biasanya, menjelang lebaran pasti aku berangkat belanja di pasar untuk mencari semua kebutuhan dapur. Setelah sekian lama, terasa capek dan kegerahan, muter-muter di pasar berdesakan dan kadang saling senggol.

Di depan pasar dekat parkiran aku duduk sebentar melepaskan lelah sambil menunggu hujan reda. Hujan yang turun kala itu tidak terlalu deras tapi cukup untuk membuat basah kuyup. Akhirnya kuputuskan untuk berteduh sambil melamun membiarkan alam pikiranku melayang ke mana saja. 

Dalam diam tiba-tiba aku dikejutkan oleh  suara dari samping tempat aku duduk. Ada tiga orang yang sedang berbincang soal Idul Fitri, aku pun turut mendengarkan tanpa sengaja.

”Wah, repot ya sama-sama agama Islam tapi pendapatnya berbeda-beda. Muhammadiyah bilang lebaran tanggal 21 April sementaara pemerintah sampai hari ini belum membuat keputusan, buat bingung rakyat kecil saja.”

”Sudah lah, yang pasti sore nanti sudah ada pemberitahuan. Repot mikirin lebaran, emang sudah banyak siapin THR…ha… ha…” saut yang lainnya.  

Begitulah obrolan mereka. Dan hujan pun mulai reda sambil merunduk aku permisi lewat menuju motorku dan aku pun pulang.  

Sampai di rumah,  aku pun menata belanjaan dan meracik bumbu-bumbu persiapan sehingga besok waktu lebaran tak repot lagi. 

Kulihat ponselku bunyi, ”Tang..ting….tang….ting.” 

Ternyata lebaran tahun ini dirayakan berbeda penetapan harinya, ada yang 21 dan 22 April 2023. Organisasi Muhammadiyah lebaran lebih dulu dan pemerintah menetapkan  22 April sebagai 1 Syawal 1444 Hijriyah setelah melakukan sidang isbat. 

Perbedaan ini tidak perlu menjadi persoalan, sebab perbedaan yang didasari dengan ilmu akan menimbulkan kesepahaman, bukan pertentangan dan permusuhan. Karenanya beragama itu perlu ilmu agar dapat menjaga keseimbangan harmoni dan kebersamaan.

Kapanpun perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini yang terpenting adalah bagaimana kita dapat memaknainya. Kita tak perlu gengsi jika karena rumah kita tak berganti cat atau gorden baru. Sebab Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan berlebihan dalam merayakan Idul Fitri, namun tetap dalam kesederhanaan yang menentramkan. 

Menyadari semua itu, tak terasa menetes lah air mataku. Sungguh aku merasa sangat berdosa dengan kesedihan yang sebelumnya aku rasakan hanya karena tidak bisa pulang kampung.  

Padahal jika aku mau mengingat nikmat yang telah diberikan kepadaku,  Allah telah memberiku banyak kelebihan; di antaranya adalah nikmat kesehatan, makanan, tempat tinggal, suami dan anak-anak yang baik yang tak pernah menuntut harus beli baju baru saat lebaran.

Idul Fitri tahun ini memberi hikmah yang luar biasa terutama pada diriku: pemahaman tentang perbedaan, hidup rukun saling menghormati, ikhlas menerima kondisi apapun. 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK
Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan
Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca
Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza
Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat
Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya
Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa
Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN
Berita ini 465 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 20:45 WIB

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK

Minggu, 9 Juni 2024 - 20:59 WIB

Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan

Kamis, 16 Mei 2024 - 10:10 WIB

Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca

Rabu, 13 Maret 2024 - 11:34 WIB

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza

Minggu, 20 Agustus 2023 - 21:20 WIB

Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis