Tak ada yang tidak mungkin dicapai jika mau berusaha. Orang yang awalnya tidak mampu menulis pun, jika rajin belajar pada suatu saat pasti akan mampu menerbitkan sebuah karya. Hal itu juga dialami oleh seorang guru yang mengajar di SDN Jomblang 03, Candisari, Semarang. Dia adalah Antonius Padua Eka Wahyu Suryadi.
Awalnya, guru kelahiran di Yogyakarta pada tahun 1969 tersebut sama sekali tidak bisa menulis. Apalagi menelurkan sebuah karya tulis. Rasanya tidak mungkin.
Namun kemudian ia rajin belajar dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan secara online. Salah satu pelatihan yang pernah diikuti adalah sebuah pelatihan yang diselenggarakan oleh e-Guru.id. Dari pelatihan tersebut, lulusan Sarjana Pendidikan di Universitas Terbuka tersebut akhirnya bisa menulis dan melakukan publikasi karya.
Beberapa buku yang pernah ditulis oleh guru yang akrab disapa Pak Eko tersebut di antaranya adalah buku Meniti Jalan Menjadi Guru, Impian Jadi kenyataan, Dunia Guru, dan Ada Apa Dengan Kurikulum Prototipe. Selain itu, ia juga pernah mengirim tulisan ke media massa dan dipublikasi.
Ya, itulah hasil dari belajar yang telah ia lakukan.
“Pertama kali saya tidak tahu sama sekali cara menulis buku, semua serba tidak jelas. Kemudian saya mencoba ikut seminar, workshop karya tulis dengan bimbingan narasumber yang hebat dan sabar. Akhirnya saya sudah mulai lancar menulis di antologi dan publikasi dan mendapat sertifikat. Dan akhirnya bisa mengembangkan diri sebagai guru yang profesional,” ungkapnya.
Antonius Padua Eka Wahyu Suryadi, selain aktif mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) juga aktif di berbagai kegiatan sosial di tempat tinggalnya. Di sisi lain, ia juga membuka les privat untuk anak-anak sekolah dasar.
Kepeduliannya terhadap lingkungan dan dunia pendidikan memang layak untuk mendapat acungan jempol. Sehingga atas apa yang telah dilakukan oleh guru yang memiliki hobi sepakbola tersebut, ia pernah diberikan penghargaan sebagai Guru Inspiratif di lingkungan SDN Jomblang 03 pada tahun 2022 ini.
Memang penghargaan tersebut mungkin tidak terlalu tinggi. Tapi tetap saja, guru yang saat ini tinggal di daerah Manyaran, Semarang Barat tersebut, layak untuk dijadikan teladan. Perjalanan hidupnya, semangatnya, pengorbanannya sampai menjadi guru seperti sekarang bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja.
Antonius Padua Eka Wahyu Suryadi sudah pernah merasakan manis dan pahitnya kehidupan. Sebelum menjadi guru, ia pernah menjadi seorang penjaga malam di Yayasan Sugiyo Pranoto. Sebelum itu, ia juga pernah bekerja sebagai karyawan di toko Dinasti Fashion di Malioboro. Hingga akhirnya sekarang menjadi guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah melalui berbagai badai rintangan yang tidak mudah.
Sebagai pendidik yang bertanggung jawab, rupanya pria yang terlahir dari keluarga sederhana dengan lima saudara tersebut ingin terus mengembangkan diri agar mampu mengajar dengan baik. Pasalnya, guru di era digital dituntut dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi masa kini yang sangat pesat perubahannya. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud