Kurikulum Merdeka mewajibkan implementasi Profil Pelajar Pancasila di semua level pendidikan. Penerapan tersebut berupa P5 atau Projek Pengutan Profil Pelajar Pancasila. P5 sendiri merupakan sebuah projek yang bertujuan untuk menanamkan nilai Pancasila pada diri siswa. Dalam pelaksanaannya, projek P5 memiliki 4 prinsip. Prinsip projek P5 tersbeut antara lain kontekstual, holistik, kolaboratif, dan berpusat pada peserta didik. Berikut penjelasannya:
Holistik
Secara etimologi, holistik artinya keseluruhan. Maksudnya adalah memandang segala sesuatu secara menyeluruh dan utuh. Lalu, bagaimana dalam konteks P5? Pengerjaan projek tentu berdasarkan suatu masalah. Prinsip holistik inilah yang akan mendorong siswa untuk mengamati secara mendalam permasalahan tersebut. Tidak hanya itu, siswa juga akan menelaah untuk memperoleh solusi.
Seperti yang sudah Kemendikbud putuskan, bahwasannya ada 7 tema projek profil Pancasila. Semua tema tersebut bukanlah wadah tematik. Faktanya, munculnya P5 menjadi wadah untuk menyatukan beragam konten pengetahuan dan pandangan secara terpadu. Itulah sebabnya, siswa harus memahami betul problem yang dijadikan sebagai topik dalam setiap tema P5.
Holistik ini tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga guru (pendamping projek). Guru harus mampu memahami koneksi antar komponen. Komponen tersebut antara lain satuan pendidikan, pendidik, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Yuk ikut pelatihan bersertifikat 32JP dengan judul “Penerapan Konsep Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Pembelajaran” Diklat akan diadakan 4- 13 Januari 2023 dengan instruktur yang luar biasa. Selain itu setiap peserta mendapatkan fasilitas lengkap seperti materi pelatihan, e-sertifikat 32JP, full suport dari tim instruktur dan laporan pengembangan diri. Daftar Sekarang di link berikut https://online.e-guru.id/aff/40180/2231/checkout dan dapatkan seminar gratis serta bonus lainnya.
Kontekstual
Prinsip projek P5 selanjutnya adalah kontekstual. Prinsip ini berkaitan dengan suatu usaha untuk melaksanakan projek berlandaskan pengalaman sehari-hari. Dalam artian, bahan utama selama projek berlangsung adalah realitas kehidupan dan lingkungan sekitar. Guru-dan siswa harus sama-sama menjalankan konsep ini agar apa yang menjadi tujuan suatu projek dapat tercapai.
Sebagai penyelenggara program P5, pihak satuan pendidikan, terutama tim fasilitator harus membuka ruang untuk siswa. Guru harus mengarahkan siswa agar mengeksplorasi segala sesuatu yang terdapat di dalam dan luar satuan pendidikan. Tentunya, hal tersebut dibarengi dnegan tema dan topik projek yang sesuai dengan fenomena sekitar. Dengan begitu, siswa akan berupaya untuk menjawab persoalam lokal yang ada.
Kenapa suatu projek harus berbasis permasalahan lingkungan sekitar? Hal ini tentu dengan alasan dan tujuan yang kuat. Salah satunya adalah menjadikan siswa sebagai pribadi yang peka dan kritis terhadap kondisi lingkungan. Jika sudah demikian, siswa mampu berpikir kritis untuk menemukan solusi terbaik dari setiap problem yang ada.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya