Tujuan pembelajaran merupakan sebuah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Pembelajaran merupakan suatu arah yang ingin dituju dari sebuah rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sebuah pengakuan yang jelas yang memperlihatkan penampilan atau skill dari siswa yang dapat diraih dalam aktivitas pembelajaran. Langkah dalam tujuan pembelajaran dapat diimplementasikan secara global pada tahun 1971 termasuk di Indonesia. Penyusunan tujuan pembelajaran sangat penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran yakni:
A. Ranah Kognitif
1. Level Knowledge (Pengetahuan)
Pertama, dalam ranah kognitif siswa dituntut untuk dapat mengingat atau menghafal suatu materi (pelajaran). Selain itu, siswa juga akan ditantang untuk dapat menjelaskan kembali pengetahuan yang sudah diterima sebelumnya.
2. Level Comprehension (Pemahaman)
Kedua, dalam ranah kognitif siswa diharuskan untuk dapat melakukan tafsiran, mengartikan, menerjemahkan dan menjelaskan dengan cara mereka sendiri tentang pengetahuan yang sudah pernah diterima sebelumnya.
3. Level Application (Penerapan)
Ketiga, dalam ranah kognitif ini digunakan untuk menguji keahlian siswa dalam menerapkan pengetahuan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam soal maupun kehidupan nyata.
4. Level Analysis (Analisis)
Keempat, dalam ranah kognitif maka kemampuan siswa dalam mempraktekan segala pengetahuan yang diraih untuk membuat solusi dari kehidupan sehari hari.
5. Level Synthesis (Sintesis)
Kelima, dalam ranah kognitif maka keahlian siswa untuk dapat menghubungkan dan memadukan berbagai komponen dan aspek pengetahuan untuk dijadikan sebuah pengetahuan baru.
6. Level Evaluation (Evaluasi)
Keenam, dalam ranah kognitif maka keahlian siswa untuk menciptakan keputusan dari sebuah persoalan dari pengetahuan yang telah didapatkan.
B. Ranah Afektif (Sikap dan Perilaku)
1. Kemauan Menerima
Pertama, dalam ranah afektif yakni siswa memiliki kemauan untuk dapat mengamati suatu fenomena dan mampu menerima secara lapang seperti kemauan menerima pendapat orang lain.
2. Kemauan Menanggapi
Kedua, dalam ranah afektif maka ketika siswa ikut serta secara aktif dalam acara tertentu maka akan lebih condong pada perilaku inisiatif.
3. Berkeyakinan
Ketiga, dalam ranah afektif harus ada penerimaan siswa terhadap sistem nilai tertentu dari dalam diri personal masing masing.
4. Penerapan Karya
Keempat, dalam ranah afektif maka harus ada pengakuan siswa pada sistem nilai yang bersifat subyektif pada sebuah karya. Misalnya kesadaran pada hak dan kewajiban.
5. Ketekunan dan Ketelitian
Kelima, dalam ranah afektif maka siswa yang telah memiliki sistem nilai harus dapat berkomitmen tentang apa yang sudah diyakini tentang sistem nilai tersebut. hal tersebut dapat terlihat apabila siswa dapat berperilaku objektif dalam setiap hal.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya