Sugeng Iryanto: 20 Tahun Penantian untuk Menjadi Guru PNS

- Editor

Jumat, 11 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang guru juga layak mendapat kehidupan sejahtera seperti orang-orang yang menjalani profesi lainnya. Namun untuk mencapai kesejahteraan sebagai pendidik memang terkadang tidak mudah. Untuk mencapai puncak karier yang diharapkan, bisa jadi harus menunggu hingga puluhan tahun.

Salah satu jalan untuk mencapai kelayakan hidup yang diharapkan bagi seorang guru adalah ketika telah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh pemerintah. Tapi tentu saja posisi tersebut tidak mungkin dicapai oleh seluruh guru yang ada di negeri ini. 

Seorang guru yang saat ini mengajar di SMK Negeri 1 Kota Malang, Sugeng Iryanto, bahkan harus menunggu hingga 20 tahun sampai diangkat sebagai guru PNS. Pria kelahiran Jakarta tahun 1966 tersebut, sudah mulai mengajar sejak tahun 1994. Pertama kali mengajar berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Itu pun harus melalui perjuangan yang cukup panjang. 

“Jika mengenang perjalanan hidup saya, menjadi Guru Tidak Tetap (GTT) di SMK Kota Negeri  1 Malang, Provinsi Jawa Timur mulai tahun 1994 hingga 2014. Saat itu belum bernama SMK Negeri 1 Kota Malang, saat saya diterima menjadi guru tidak tetap (GTT) saat itu masih bernama SMEA Negeri Malang,” kenang guru yang akrab disapa Pak Sugeng tersebut. 

Pada tahun 1993, masih berdasarkan penuturan guru jebolan IKIP Malang tersebut, terdapat rumor di tengah masyarakat bahwa untuk menjadi GTT di sekolah swasta sekalipun sangat sulit, apalagi di sekolah negeri.  

“Harus ada koneksi,” ungkapnya. 

Sugeng Iryanto sendiri setelah lulus dari IKIP Malang pada tahun 1993 mencoba melamar sebagai tenaga pengajar dengan cara mendatangi ke beberapa sekolah swasta yang ada di kota Malang. Inginnya menghadap Kepala Sekolah langsung, tapi susahnya bukan main. Nyaris di tiap sekolah hanya bisa menemui bagian security atau resepsionis. Dan umumnya ketika mereka diberikan berkas lamaran kerja, hanya menjawab: “Ditaruh saja, Mas, nanti kita hubungi.”

Atau bisa jadi jawaban yang terdengar, “Tidak ada lowongan, Mas!” 

Ia sempat trauma dengan jawaban senada, akhirnya ia memutuskan untuk berkirim surat lamaran kerja melalui jasa Pos Indonesia. Selang beberapa minggu, akhirnya ia mendapat panggilan diterima sebagai tenaga pengajar di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Wisnuwardhana Malang. Waktu itu, sekolah tersebut baru berdiri di bawah naungan Universitas Wisnuwardhana Malang. Sejak saat itu, ia mulai menjadi tenaga GTT dan diberi tugas mengajar di jurusan Perdagangan dan Perkantoran untuk mata pelajaran Pemasaran dan Kearsipan, ditambah pelajaran Keterampilan Mengetik. 

Tak lama kemudian, ia pindah ke SMEA Pembina yang merupakan sekolah negeri. Di sinilah, ia akhirnya mengabdi selama 20 tahun sebagai GTT sebelum akhirnya diangkat sebagai pegawai negeri atau guru PNS pada tahun 2014. 

“Do’a, perjuangan, dan kesabaran serta keikhlasan yang bisa mengantarkan saya diterima sebagai ASN setelah belasan kali mengikuti seleksi. Sejak itu, status GTT saya berakhir dan sampai saat ini bertugas di SMK Negeri 1 Kota Malang genap 28 tahun lebih 4 bulan,” sebut guru yang memiliki hobi bermain musik tersebut. 

Selama bertugas di SMK Negeri 1 Kota Malang, berbagai posisi jabatan pernah ia duduki mulai dari jabatan wali kelas, pembina implementasi kewirausahaan, pembina koperasi siswa, pembina bisnis center, pembantu bendahara komite sekolah, pembantu bendahara BOS, bendahara LSP, bendahara sub rayon, ketakmiran masjid sekolah, pendamping lomba  koperasi tingkat provinsi, dan lain sebagainya. Saat ini, ia dipercaya sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana.

Di samping memiliki kesibukan sebagai guru mata pelajaran Produktif Pemasaran (Ritel) dan sebagai Wakil Kepala Sekolah, Sugeng Iryanto sering memanfaatkan waktu luangnya untuk menulis. Sejauh ini setidaknya sudah 15 judul buku antologi yang pernah ditulis dan diterbitkan. 

Guru yang saat ini tinggal di daerah Kedungkandang, Malang ini memang aktif mengikuti pelatihan penulisan untuk mengasah kemampuannya di bidang tersebut. Misalnya, ia pernah mengikuti pelatihan Menulis Artikel Populer dan Mengubah PTK/Skripsi Jadi Buku Ber-ISBN yang diselenggarakan oleh e-Guru.id

“Sebelumnya tidak punya rasa percaya diri bahwa saya bisa menulis. Setelah mengikuti beberapa kali pelatihan, saya memperoleh kesempatan gratis untuk mempublikasi sebanyak dua kali artikel populer di media online NaikPangkat.com,” ucap Pak Sugeng. 

Berikut ini adalah tulisan Sugeng Iryanto yang ditayangkan oleh NaikPangkat.com

  1. Guru Harus Mampu Membangun Personal Branding 
  2. Peran Pendidikan dalam Mencetak Buruh yang Kompeten dan Sejahtera
  3. Salam dan Salim: Kebiasaan Baik Siswa yang Hilang Akibat Pandemi

 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza
Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat
Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya
Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa
Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN
Merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan Sederhana
Supar: Anak Perbatasan yang Sukses Wujudkan Impian Jadi Guru
Perjalanan Umroh yang Penuh Magis 
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 Maret 2024 - 11:34 WIB

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza

Minggu, 20 Agustus 2023 - 21:20 WIB

Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat

Minggu, 2 Juli 2023 - 22:08 WIB

Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya

Selasa, 6 Juni 2023 - 19:26 WIB

Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa

Senin, 5 Juni 2023 - 19:30 WIB

Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN

Sabtu, 22 April 2023 - 18:53 WIB

Merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan Sederhana

Jumat, 21 April 2023 - 14:05 WIB

Supar: Anak Perbatasan yang Sukses Wujudkan Impian Jadi Guru

Jumat, 21 April 2023 - 13:40 WIB

Perjalanan Umroh yang Penuh Magis 

Berita Terbaru