Strategi Mengatasi Siswa Bermasalah di Sekolah Tingkat SMP

- Editor

Rabu, 6 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Antik Suluh Sasanti, S.Pd

Guru di SMP Negeri 1 Gladagsari, Boyolali

 

 

Siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tengah menginjak usia remaja memang memiliki kecenderungan untuk mencari jati diri dengan kondisi emosi yang masih labil. Contohnya, banyak kasus yang dialami siswa di sekolah SMP Negeri 1 Gladagsari yang lokasinya di lereng Gunung Merbabu Boyolali, di mana para orang tua siswa mayoritas sebagai petani atau buruh tani. Dengan kondisi sosial ekonomi rendah, ada beberapa keluarga yang bermasalah sampai terjadi perpisahan atau perceraian orang tua mereka, yang dampaknya sangat dirasakan siswa dan mempengaruhi perilaku siswa.

Masalah yang ditimbulkan oleh siswa dapat dilatarbelakangi oleh konflik, keuangan, kekerasan, penelantaran, perceraian, atau kematian, yang kemungkinan besar menyebabkan masalah pada tumbuh kembang siswa. Untuk itu tidak bisa sembarangan dalam menangani setiap permasalahan yang dihadapi siswa.

Pada umumnya bukan perceraian atau kematian yang berdampak buruk pada anak-anak, tetapi konflik yang menyertainya, atau masalah pengasuhan yang buruk, termasuk tidak bisa mengatasi pola asuh, kurangnya komunikasi, sering bertengkar, dan lain sebagainya. 

Selama Pembelajaran Tatap Muka  (PTM) terbatas, saya sering menugaskan guru BK  bersama wali kelas untuk home visit bagi siswa-siswa dengan berbagai macam masalah, antara lain: siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan, siswa kurang memperhatikan pelajaran, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, berkelahi, mencuri, berbuat tindakan nakal terhadap temannya. 

Home visit dilakukan karena setelah sekolah membuat surat panggilan kepada orang tua, mereka tidak pernah hadir ke sekolah. Dalam  hal ini guru dituntut untuk mengetahui asal-usul dan kepribadian siswa agar guru dapat memperoleh cara yang tepat dalam mendampingi siswa yang bermasalah tersebut. 

Ternyata setelah dilakukan home visit, kondisi keluarga siswa-siswa tersebut hampir sama permasalahannya yaitu antara lain ekonomi keluarga kurang mampu, siswa diasuh oleh kakek dan neneknya, hubungan orang tua yang tidak harmonis, dan pengaruh pergaulan. 

Melalui pendekatan personal kepada siswa yang bermasalah, guru berharap siswa akan terbuka dan berani mengemukakan permasalahannya sehingga guru memahami dan berusaha membantu mengatasi masalah siswa tersebut.Tugas guru sebenarnya tidak hanya terbatas mengajar namun juga berkewajiban mendidik siswa-siswi agar menjadi insan yang berkepribadian baik, berwatak baik, sopan dan memiliki karakter yang baik.

Sikap dan perilaku siswa di sekolah banyak dipengaruhi oleh cara asuh orang tua, karena siswa sebenarnya sangat memerlukan perhatian dan bimbingan orang tua. Hal ini sangat penting karena  sering terjadi tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dilakukan siswa di sekolah. Sementara orang tua tidak mau tahu, bahkan cenderung menimpakan kesalahan kepada sekolah. 

Tindakan yang kurang terpuji yang dilakukan oleh siswa di sekolah juga tidak terlepas dari peran guru selaku tenaga kependidikan. Oleh karena itu pihak sekolah perlu pendekatan serta kerjasama antara orang tua dan guru dalam mengatasi sikap dan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah.

Orang tua sangat dibutuhkan dalam perkembangan siswa. Perhatian dan kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai apa yang diinginkan dalam tumbuh kembang siswa tersebut. Orang tua merupakan pemberi motivasi terbesar bagi siswa, sehingga diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya kepada siswa. Kedekatan antara orang tua dan siswa memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan keluarga. 

Sementara itu peran guru di sekolah adalah membangun hubungan kedekatan antara guru dan siswa, dengan peran guru sebagai pendidik, pelatih, pembimbing, serta model dan teladan yang dapat memberikan kasih sayang dan perhatian kepada siswa di sekolah, serta menanamkan nilai dan norma yang dibutuhkan siswa untuk membentuk kepribadian yang baik di lingkungan sekolah.

Pada siswa usia remaja ini sedang giat-giatnya mencari hal-hal baru yang menantang dan membuat mereka penasaran. Di sisi lain, orang tua sebagai penanggung jawab selalu menginginkan mereka harus berbakti kepada orang tua dengan mematuhi aturan-aturan sesuai yang dikehendaki orang tua, sehingga tidak jarang sering menimbulkan konflik antara siswa dengan orang tuanya. Terkadang terjadi konflik hebat diawali dengan orang tua yang mempersoalkan masalah-masalah kecil sehingga siswa tidak lagi menjadikan orang tuanya sebagai sosok yang bisa diajak berbagi atau sharing tentang apa yang sebenarnya dikehendaki si siswa. Sebagai pelampiasan kekesalannya, siswa lebih bebas dengan bergaul dengan teman-temannya. 

Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera diatasi tentunya akan menghambat proses belajar dan akan berdampak pada pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Sedangkan siswa akan berhasil dalam proses belajar apabila siswa itu tidak mempunyai masalah yang dapat berpengaruh proses belajarnya.

Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah atau seorang guru dalam mengatasi siswa yang bermasalah di sekolah yaitu melakukan pendekatan terhadap siswa, mendata masalah siswa, komunikasi dengan orang tua siswa, memberi motivasi pada siswa agar tetap sekolah, mengawasi perilaku siswa di sekolah, dan mengusulkan siswa kurang mampu jika ada bantuan. 

Melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik antara siswa dan guru di sekolah yang dianggap sebagai pengganti orang tua, mengawasi perilaku siswa sangat penting. Namun orang tua tentu tidak bisa mengawasi seharian penuh, apalagi saat siswa berada di sekolah. Orang tua membutuhkan bantuan guru sebagai pendamping siswa saat berada di sekolah. Itulah sebabnya penting membangun komunikasi baik antara orang tua dan guru untuk memantau bagaimana perilaku, pergaulan, dan prestasi siswa. Dengan begitu siswa lebih mudah dalam menghadapi masalah sekolah. Dengan membangun komunikasi yang baik, permasalahan bisa diketahui lebih awal sehingga tidak terlambat penanganannya.

Sekolah perlu mengimbau orang tua untuk meningkatkan serta menjaga komunikasi yang baik dengan siswa di rumah, meskipun hubungan orang tua sudah tidak harmonis. Bagaimanapun masa depan siswa adalah yang paling utama. 

Bila orang tua sibuk dan merasa kurang berkomunikasi dengan siswa, maka orang tua diharapkan lebih sering memulai obrolan ringan dengan siswa. Walau sekedar menanyakan bagaimana siswa menjalani kegiatan di sekolah; apakah siswa mendapatkan kesulitan atau tidak dalam pembelajaran. Hasilnya, bukan hanya membangun kehangatan dalam keluarga, orang tua juga akan menjadi lebih tahu berbagai hal yang dihadapi siswa, termasuk bila siswa mengalami masalah sekolah. 

Harapan sekolah, dengan perhatian orang tua dan guru, siswa tidak merasa terasing dan bisa merasakan perhatian serta kasih sayang orang tua dan guru di sekolah. (*)

 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 245 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru