Sanggar Tari MIN 17 Pidie Menghadapi Ujian Pandemi Covid-19

- Editor

Sabtu, 22 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Susi Armiyanti,S.Pd.I

Guru Tari di MIN 17 Pidie

MIN 17 Pidie, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie memiliki sebuah sanggar seni. Adalah kepala madrasah yang membentuk sanggar seni di MIN 17 Pidie ini, yang diberi nama Sanggar Haflatul Islam. 

Para siswa sangat bahagia mendapatkan wadah untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Latihan terus dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Masyarakat sekitar pun sudah mengetahui bahwa MIN 17 Pidie memiliki sanggar tari yang aktif. 

Masyarakat sekitar sering mengundang anak-anak sanggar Haflatul Islam MIN 17 Pidie untuk mengisi berbagai acara, seperti pesta perkawinan. 

Kelompok tari ini, pertama kali mendapat undangan dari Ibu Wakapolres Pidie untuk menampilkan tarian adat Aceh untuk menyambut tamu di Blang Asan. 

Dan setiap mendapatkan undangan untuk tampil, anak-anak tampak begitu semangat karena bisa tampil cantik dalam balutan pakaian adat Aceh di berbagai undangan. Hingga saat ini,  banyak sekali undangan yang datang untuk mengisi acara Walimatul Ursy di Kabupaten Pidie.

Warga masyarakat sekitar sangat menyukai penampilan  siswa-siswi MIN 17 Pidie.  Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, sehingga banyak dari beberapa warga sekitar yang tertarik untuk mendaftarkan anaknya ke madrasah ibtidaiyah ini. Para orang tua tersebut senang melihat anandanya bisa tampil di berbagai acara. Dan anak-anak sendiri mendapatkan panggungnya sendiri; mereka senang karena dapat menyalurkan bakat dan minat pada program inovasi di madrasah ini. 

Sanggar Tari di tengah Badai Pandemi 

Tiba-tiba dunia digemparkan dengan adanya virus yang sangat berbahaya, telah banyak  merenggut nyawa. Kami begitu shock mendengar tentang berita virus yang dapat membuat orang-orang terkapar di mana-mana. Banyak korban yang positif virus Corona adalah teman sendiri dan juga kerabat.  

Pada bulan Maret 2020, pemerintah Aceh resmi menginstruksikan warga masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun yang melibatkan kerumunan. Berbagai acara ditunda baik acara pesta perkawinan, proses belajar mengajar di sekolah, latihan nari, juga semua kegiatan dihentikan. Semua orang diimbau untuk belajar atau bekerja dari rumah. Setiap orang hanya dapat memandang dunia luar dari jendela rumahnya, tidak bisa ke mana-mana. 

“Program [tari] yang telah diinovasikan, tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan, kita doakan saja semoga pandemi segera berakhir dan tidak hadir ke tempat kita,” demikian kata Kepala Madrasah ketika awal-awal muncul pandemi Covid-19. 

Pembinaan sanggar tari untuk memotivasi siswa memang sangat dibutuhkan, apalagi di saat virus corona muncul. Pembina dan tim sanggar tetap semangat mengikuti jadwal latihannya yaitu secara daring. Hal ini dilakukan supaya setiap penari tidak ketinggalan setiap gerakan baru yang diajarkan dan ada beberapa permintaan tampilan yang menjadi tantangan bagi tim tarian.

Setiap yang  masuk dalam sanggar seni tari adalah mereka sudah mempunyai bakat dan minat sendiri, mereka menyukai program ekstrakurikuler yang merupakan salah satu program inovasi madrasah. 

Biasanya latihan dilakukan secara face to face (tatap muka) langsung dan menirukan gerakannya atas bimbingan guru seni tari. Akan tetapi, di masa pandemi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena hanya sempat latihan secara daring. Sehingga untuk melatih koreografi atau formasinya sangatlah  sulit. Padahal di tengah pandemi Covid-19, gerakan-gerakan tarian sangat baik dilakukan sebagai pengganti olahraga supaya terjaga kesehatannya. Hanya saja pemerintah melarang untuk keluar rumah dan menghentikan segala kegiatan di luar rumah guna memutuskan tali rantai penyebaran virus Corona. 

Setelah menjalankan jadwal belajar daring ini, ternyata hasilnya tidak maksimal, banyak kendala yang ditemukan terkait media dan internet, karena kondisi ekonomi keluarga yang berbeda-beda. Begitu sedih dan kecewa dengan keadaan yang tak biasa ini, bingung untuk berkarya.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Setelah belajar daring dari rumah, metode yang dilakukan adalah dengan belajar luring. Pemerintah memberlakukan protokol kesehatan tapi membolehkan melakukan aktivitas di luar rumah dengan mematuhi peraturan tersebut.  Jadi, jadwal latihan secara luring sangat tepat dilaksanakan dengan membatasi peserta latihan. 

Siapa yang menyangka, untuk memeriahkan acara “Preh Linto Baro dan Tueng Dara Baroe” di kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, sanggar tari kami banjir undangan untuk menampilan tarian adat Aceh. Hanya saja tamu undangan hanya dapat menyaksikan dari rumah secara virtual. 

Nah, di sini kita dapat melihat bahwa tarian adat Aceh sangat diminati oleh masyarakat sekitar. 

Semangat anak-anak sanggar Haflatul Islam MIN 17 Pidie semakin berkobar karena masih mendapatkan panggungnya di berbagai acara. Mereka selalu haus akan panggung hiburan karena selama proses belajar daring mereka seperti terpenjara di dalam rumah. 

Tak dapat dipungkiri, bahwa dengan seni hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan agama hidup menjadi terarah. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis