Dalam pendidikan, kita mengenal beberapa jenis karakter dan kecerdasan. Di antara ranah kecerdasan peserta didik adalah kecerdasan afektif.
Setiap anak pasti mempunyai karakter dan tipe kecerdasan masing-masing. Meskipun membuat guru agak kesulitan dalam mengajar, namun keberagaman karakter inilah yang membuat proses belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan.
Proses pembelajaran di dalam kelas bukan hanya sebatas memperbaiki kecerdasan intelektual peserta didik saja. Tapi juga bagaimana perilakunya, sikap, watak, sampai dengan emosi. Nah, ranah kecerdasan inilah yang disebut dengan afektif.
Tapi sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kecerdasan afektif?
Sebagai seorang guru, sedikit banyaknya Anda pasti sudah pernah dengar istilah tersebut dan mungkin sudah tahu mengenai kecerdasan afektif ini.
Afektif sendiri ialah sesuatu yang sangat berkaitan dengan watak, perilaku, sikap, emosi, minat, yang terdapat di dalam diri setiap siswa.
Ada beberapa ahli pendidikan yang menyebutkan bahwa ternyata kecerdasan afektif sangat berkaitan dengan kecerdasan kognitif. Hal ini karena jika seseorang sudah mempunyai tingkat kekuasaan kognitif yang tinggi maka kecerdasan afektifnya juga semakin tinggi. Artinya, siswa akan lebih mudah memperkirakan perubahan pada watak, sikap, hingga perilakunya.
Dan berdasarkan pengamatan pembelajaran di dalam kelas, ternyata hasil pembelajaran dapat berdampak pada terjadinya perubahan sikap mereka. Oleh karena itu, bisa kita simpulkan bahwa kecerdasan afektif atau ranah pendidikan afektif ini yang berkaitan dengan karakter, sikap, perilaku, atau yang senada dengannya.
Dan sebenarnya, kegiatan pembelajaran pada ranah afektif ini menjadi hal yang meski benar-benar diperhatikan. Karena pendidikan Indonesia bukan hanya untuk menghasilkan peserta didik yang cerdas, tapi juga memiliki integritas dan moral yang bagus.
Adapun ranah afektif ini terbagi menjadi 5 aspek, yakni menerima ataupun memperhatikan; menilai atau menghargai; menangani; mengatur, dan karakteristik dengan suatu nilai. Masing-masing aspek tersebut sudah seharusnya dimiliki oleh peserta didik kita.
Pertama, menerima atau memperhatikan artinya sebagaimana namanya, aspek ini lebih menekankan pada rangsangan stimulus dari luar. Rangsangan ini bisa saja berbentuk masalah, kondisi, atau yang lainnya.
Dan pada aspek menerima dan memperhatikan, Anda meski mengarahkan peserta didik untuk dapat menerima nilai-nilai kebaikan yang didapatkannya pada proses pembelajaran. Misal, dengan datang ke dalam kelas tepat waktu, mengerjakan PR dengan tekun, dan lain sebagainya.
Sementara aspek menanggapi atau responding ini mereka akan melibatkan dirinya ke dalam sebuah kejadian dan memberikan reaksinya. Kondisi ini biasanya dialami anak ketika berada di lingkungan sosial. Misal, adanya keinginan mereka untuk mempelajari hal yang berkaitan dengan bela Negara. Dan masih banyak sekali kegiatan yang membuat mereka ingin memberikan tanggapan terhadap sebuah persoalan. Mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Demikian, terkait kecerdasan afektif peserta didik. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam memahami masalah tersebut.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!