Penerapan Project Based Learning – Belajar adalah mengalami. Orang cenderung mengingat lapa yang mereka lakukan daripada apa yang mereka lihat.
Begitu halnya dengan peserta didik yang harus mengubah cara pandang bahwa belajar tidak hanya sebatas mengingat. Diperlukan banyak pengalaman untuk membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baru melalui model pembelajaran yang tepat dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki mereka.
Oleh sebab itu, guru dapat melakukan penerapan Project Based Learning (PBL) yang memilki segudang manfaat bagi peserta didik untuk ke depannya.
Pembelajaran Berbasis Proyek atau lebih dikenal dengan nama Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai sarana belajar utama.
Tentu saja tujuannya tak lain agar peserta didik dapat melakukan pendalaman terhadap materi ajar, menghasilkan temuan atau gagasan baru, dan membangun kolaborasi antar peserta didik lainnya.
Proyek dalam model ini berbeda dengan tugas proyek yang diberikan guru, baik dalam proses maupun hasil belajar.
Jika tugas proyek ditentukan oleh guru, maka Project Based Learning dilakukan melalui diskusi bersama dan guru menggunakan tahapan berpikir peserta didik pada taksonomi Bloom yang meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta dalam menentukan serangkaian aktivitas proyek yang dilakukannya secara berkelompok nanti.
Melalui Project Based Learning, siswa dilatih untuk berpikir kritis dan ilmiah, kreatif dalam pemecahan masalah secara bersama-sama, mampu membuat kesimpulan yang tepat untuk menghasilkan konsep atau gagasan baru, serta inovatif dalam memunculkan produk tertentu.
Inilah tahapan dalam model pembelajaran Project Based Learning menurut Stoller (2006) :
1. Menyajikan permasalahan
Guru mengajukan pertanyaan pemantik berkenaan dengan topik permasalahan yang erat kaitannya dengan materi ajar dan mengajak peserta didik untuk terlibat aktif di dalamnya.
Dari sini peserta didik akan mulai mengidentifikasi masalah melalui eksporasi hal-hal di sekitarnya atau melalui pengalaman belajar yang didapatkannya selama ini.
2. Merencanakan proyek
Pada tahap ini, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok dan mengadakan diskusi bersama terkait aturan main, pemilihan aktivitas yang mewakili pertanyaan pemantik, alat dan bahan yang dibutuhkan, serta sarana penunjang lainnya.
3. Menyusun jadwal
Pada tahap ini, guru bersama peserta didik menentukan waktu pelaksanaan dan batas waktu untuk menyelesaikan proyek. Guru dapat membimbing peserta didik untuk menyusun jadwal terkait alokasi waktu yang ditetapkan dan skema pembagian tugas antar anggota kelompok.
4. Mengawasi proyek
Guru mengawasi aktivitas peserta didik terkait dengan proyek yang sedang dilakukan serta mencatat kemajuan mereka selama menyelesaikan proyek tersebut. Guru dapat memberikan bimbingan bila diperlukan.
5. Menilai
Penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik dan kualitas kinerja melalui instrumen-instrumen yang relevan. Guru dapat menggunakan rubrik penilaian terkait dengan keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa pada saat mempresentasikan proyek.
6. Mengadakan evaluasi
Pada tahap ini, guru melakukan diskusi atau refleksi pembelajaran dengan peserta didik terkait hasil proyek yang telah dilakukan. Guru dapat menanyakan pengalaman baru yang didapatkan peserta didik, kesimpulan yang ada, atau kesulitan-kesulitan yang ditemui selama melaksanakan proyek tersebut.
Itulah penjelasan terkait penerapan Project Based Learning. Semoga dapat memberikan pencarahan bagi guru yang ingin menerapkan metode tersebut.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!