Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Keterampilan Psikomotorik Siswa

- Editor

Sabtu, 24 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Project Based Learning adalah pembelajaran berpusat pada siswa sedangkan guru bertidak sebagai motivator dan fasilitator, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Projek yang dilakukan siswa berupa produk Sehingga dengan model pembelajaran yang menekankan siswa untuk membuat produk secara mandiri dan dilakukan berulang maka diharapkan akan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa.

 

Model pembelajaran Project Based Learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah. Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).

 

Model Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dilandasi oleh pandangan konstruktivisme. Menurut teori ini, belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa pada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada arah pembentukan struktur kognitifnya (Degeng, 2013). Pembelajaran yang dilaksanakan dengan melibatkan siswa secara aktif dalam aktivitas berpikir dengan memunculkan pemahaman-pemahaman tentang diri dan lingkungannya, siswa akan belajar dan bekerja dalam sebuah proses (Sigler & Saam, 2007).

 

Mills (1977) berpendapat bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis secara rinci dan berurutan, (c) mendemontrasikan ketrampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan pada siswa untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik. Cara mengatasi permasalahan diatas dengan melakukan penelitian tindakan kelas. model pembelajaran yang dipilih adalah yang berpusat pada siswa dan mampu meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa. Istarani (2011: 156) berpendapat bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.

 

Halaman Selanjutnya

Baca selengkapnya di sini:…

Situasi pembelajaran yang dikondisikan dengan Project Based Learning akan menguatkan kebiasaan kerja, kemampuan berpikir kritis, dan produktivitas siswa, maka dalam situasi ini pula siswa dapat belajar membentuk sikap yang positif dalam pembelajaran. keterampilan proses sains tinggi mampu melakukan percobaan dengan baik. Dengan demikian, siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan melalui pelaksanaan percobaan.

Hal ini berdampak pada prestasi kognitif siswa yakni siswa dengan keterampi lan proses sains tinggi akan memiliki prestasi kognitif yang lebih baik daripada siswa dengan keterampilan proses sains rendah.

Ketika siswa mampu melakukan percobaan dengan baik, siswa tersebut cenderung lebih

rajin dan tertarik dalam melakukan percobaan. Siswa lebih empati terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan per cobaan. Siswa tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan percobaan. Hal ini berdampak pada prestasi belajar afektif siswa, yakni siswa dengan keterampilan proses tinggi cenderung memiliki prestasi belajar afektif yang lebih baik daripada siswa dengan keterampilan proses sains rendah.

 

Peningkatan keaktifan dan keterampilan Psikomotorik melalui penerapan model Project Based Learning dinyatakan dalam beberapa hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian Dwi (2016) menunjukkan bahwa Dalam pembelajaran Project Based Learning pada penelitian ini menggunakan penilaian proyek untuk melihat dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan kegiatan proyek sampai dengan membuat proyek aplikasi.

 

Ketrampilan Psikomotorik Siswa

Skor Ketrampilan Psikomotorik siswa pada siklus I, yaitu memilih dan menggunakan alat dan bahan sebesar 68,42 dengan kriteria tinggi; melakukan pekerjaan sesuai urutan yang benar sebesar 52,63 dengan kriteria cukup; ketepatan waktu sebesar 52,63 dengan kriteria cukup; kesesuaian produk yang diharapkan sebesar 52,63 dengan kriteria cukup; membuat laporan hasil penelitian sebesar 65,79 dengan kriteria tinggi.


Rata-rata skor ketrampilan psikomotorik siswa pada siklus I sebesar 58,42 dengan kriteria cukup. Hasil pada siklus I menunjukan bahwa tidak ada indikator ketrampilan psikomotorik yang memenuhi target pencapaian KKM, karena bernilai dibawah 75. Skor Ketrampilan Psikomotorik siswa pada siklus II, yaitu memilih dan menggunakan alat dan bahan sebesar 92,10 dengan kriteria Sangat tinggi; melakukan pekerjaan sesuai urutan yang benar sebesar 78,95 dengan kriteria Tinggi; ketepatan waktu sebesar 78,95 dengan kriteria Tinggi; kesesuaian produk yang diharapkan sebesar 89,47 dengan kriteria Sangat Tinggi; membuat laporan hasil penelitian sebesar 89,47 dengan kriteria Sangat Tinggi.

 

Rata-rata skor ketrampilan psikomotorik siswa pada siklus II sebesar 85,79 dengan kriteria Sangat tinggi. Hasil pada siklus II menunjukan bahwa semua indicator ketrampilan psikomotorik yang memenuhi target pencapaian KKM, karena bernilai diatas 75. Berdasarkan data ketrampilan psikomotorik siswa pada siklus I dan II menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai ketrampilan psikomotorik siswa pada pembelajaran Project Based Learning, yaitu sebesar 27,37.

 

Keaktifan Siswa

  • Skor Keaktifan Siswa Siklus 1

Dapat dilihat dengan skor keaktifan siswa yang berani mengajukan pertanyaan sebesar 65,79 dengan kriteria tinggi. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 78,95 dengan kriteria tinggi. Siswa aktif mengumpulkan informasi tentang produk yang akan dibuat sebesar 52,63 dengan kriteria cukup. Siswa berani mendemonstrasikan di depan teman-teman sebesar 57,9 dengan kriteria cukup. Siswa berani mempresentasikan produk hasil karyanya sebesar 78,95 dengan kriteria tinggi.

Rata-rata skor keaktifan siswa pada siklus I sebesar 66,84 dengan kriteria tinggi. Hasil dari siklus I menunjukan bahwa hanya dua indikator keaktifan yang memenuhi target pencapaian KKM, yaitu memperhatikan penjelasan guru dan siswa berani mempresentasikan produk hasil karyanya, sedangkan indikator yang lain masih belum memenuhi target pencapaian KKM karena bernilai dibawah 75.

 

  • Skor Keaktifan Siswa Siklus 2

Skor keaktifan siswa yaitu memperhatikan penjelasan guru sebesar 92,10 dengan kriteria sangat tinggi. Berani mengajukan pertanyaan sebesar 89,48 dengan kriteria sangat tinggi. Siswa aktif mengumpulkan informasi tentang produk yang akan dibuat sebesar 84,21 dengan kriteria sangat tinggi. Siswa berani mendemonstrasikan di depan teman-teman sebesar 84,21 dengan kriteria sangat tinggi. Siswa berani mempresentasikan produk hasil karyanya sebesar 97,37 dengan kriteria sangat tinggi. Rata-rata skor keaktifan siswa pada siklus 2 sebesar 89, 47 dengan kriteria sangat tinggi. Hasil dari siklus 2 menunjukkan bahwa semua indicator keaktifan yang memenuhi target pencapaian KKM, yaitu karena bernilai di atas 75.

 

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa. Peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 22,64%. Selain itu, model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan keterampilan Psikomotorik siswa. Peningkatan skor rata-rata keterampilan Psikomotorik siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 27,40%

 

Sumber: prosiding inovasi pendidikan di era big data dan aspek psikologinya

Penulis: WDS

Berita Terkait

Jadwal Pencairan Tambahan 1 Bulan Tunjangan Sertifikasi Guru dalam THR 2024
Kabar Gembira, Kebijakan Mendikbud tentang Uang Tambahan Setiap Bulan Untuk Guru Non Sertifikasi
Guru Harus Siapkan Administrasi Untuk Pencairan TPG Triwulan 1 Tahun 2024
Penjelasan Ditjen GTK bahwa Guru Honorer Tidak Terakomodasi dalam PPPK 2024 Tidak Akan Menjadi PPPK Paruh Waktu, Kabar Baik atau Kabar Buruk?
Harap Perhatikan, Guru Sertifikasi  Gagal Mendapatkan Pembayaran TPG Triwulan 1 Karena Ini
Benarkah Guru dan Kepala Sekolah Akan Terima 2 Jenis Tunjangan Sebelum Lebaran? Simak Penjelasannya
Pengumuman Penting dari Kemdikbud, Harap Bersiap Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 28 Maret Besok, Jangan Terlewat!
Segera Cek Saldo, THR Guru PNS dan PPPK Siap Dicairkan 28 Maret untuk Daerah Berikut
Berita ini 50 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 29 Maret 2024 - 12:13 WIB

Jadwal Pencairan Tambahan 1 Bulan Tunjangan Sertifikasi Guru dalam THR 2024

Jumat, 29 Maret 2024 - 11:00 WIB

Kabar Gembira, Kebijakan Mendikbud tentang Uang Tambahan Setiap Bulan Untuk Guru Non Sertifikasi

Jumat, 29 Maret 2024 - 09:21 WIB

Guru Harus Siapkan Administrasi Untuk Pencairan TPG Triwulan 1 Tahun 2024

Kamis, 28 Maret 2024 - 12:02 WIB

Penjelasan Ditjen GTK bahwa Guru Honorer Tidak Terakomodasi dalam PPPK 2024 Tidak Akan Menjadi PPPK Paruh Waktu, Kabar Baik atau Kabar Buruk?

Kamis, 28 Maret 2024 - 10:29 WIB

Harap Perhatikan, Guru Sertifikasi  Gagal Mendapatkan Pembayaran TPG Triwulan 1 Karena Ini

Rabu, 27 Maret 2024 - 20:52 WIB

Pengumuman Penting dari Kemdikbud, Harap Bersiap Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 28 Maret Besok, Jangan Terlewat!

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:00 WIB

Segera Cek Saldo, THR Guru PNS dan PPPK Siap Dicairkan 28 Maret untuk Daerah Berikut

Rabu, 27 Maret 2024 - 10:24 WIB

Dirjen GTK Menjawab, Nasib Honorer Tidak Masuk Database BKN di Seleksi PPPK 2024

Berita Terbaru