Pendidikan sesuai teori dan pemikiran – Indonesia sedang mengalami perubahan yang sangat mendasar. Dengan kata lain, transisi menuju demokratisasi di berbagai bidang kehidupan. Konsep dan cita-cita demokrasi di Nusantara ini sudah lama dikenal dan dibicarakan, namun masih baru pada tataran konsep, slogan dan harapan.
Demokrasi dalam Membangun Masyarakat Baru
Demokrasi bukan hanya sekedar konsep dan slogan melainkan kuas yang diekspresikan dalam kehidupan, dalam kehidupan politik, hukum, ekonomi dan sosial, dan juga dalam pendidikan. Pelaksanaan demokrasi tidaklah mudah, karena berakar pada kepribadian warga negara Indonesia, baik pegawai negeri tinggi, menengah atau rendah, pemimpin resmi atau informal, kelompok elit atau warga
Demokrasi bermula dari sikap hidup, sikap yang mengakui keberadaan, kapasitas, dan hak orang lain selain diri sendiri. Sikap demokratis berkembang dari lingkungan hidup yang demokratis (keluarga, masyarakat, organisasi, negara). Masyarakat kita sudah terlalu lama hidup dalam suasana kediktatoran, atau tirani di bawah selubung demokrasi.
Di era globalisasi, negara/masyarakat kita siap atau tidak siap, siap atau tidak terpaksa atau mungkin juga dipaksa untuk mengglobal. Kita perlu masuk ke pasar bebas, setidaknya perimeter Asia Tenggara, lalu perimeter Asia dan perimeter Asia-Pasifik.
Kita harus mengikuti aturan perdagangan dunia, perkembangan dunia, kondisi pinjaman lembaga dan bank di seluruh dunia. Sayangnya, sebagai negara berkembang, bangsa dan masyarakat yang belum memiliki banyak kekuatan tetapi lebih membutuhkan, kita lebih banyak terlibat atau diperlakukan seperti orang lain, objek, dalam beberapa kasus hingga beberapa bulan.
Konsep dan Teori Pendidikan
Untuk menata kehidupan yang lebih baik, berupa kehidupan yang lebih demokratis, otonomi daerah, mengatasi masalah nasional, mengejar ketertinggalan dengan negara lain dan menghadapi masalah bersama Secara global, pendidikan memegang peranan penting.
Di antara sekian banyak masalah yang dihadapi, baik lokal, nasional, maupun internasional, lintas bidang dan aspek yang berbeda, jika dianalisis dan disusun secara runtut, pada akhirnya akan terfokus pada masalah tersebut. Orang adalah objek (seringkali dengan masalah), tetapi juga objek pemecah masalah.
Dalam rangka meningkatkan kualitas manusia, khususnya generasi muda, untuk dapat memecahkan permasalahan yang kompleks tersebut, diperlukan landasan dan konsepsi pendidikan yang kokoh, komprehensif dan visioner, namun selalu berakar pada falsafah dan nilai-nilai keindonesiaan. bangsa. Karena permasalahan yang dihadapi masyarakat bersifat kompleks, multi level dan multidimensi, maka konsep dan platform yang digunakan mungkin tidak unik, melainkan kombinasi dari beberapa konsep yang terkait.
Masa depan membutuhkan saling pengertian, rasa hormat, kerjasama, persahabatan dan kerukunan antar profesi, kelompok, suku, ras dan bangsa. Di era globalisasi, interaksi dan solidaritas di antara kelompok-kelompok ini akan meningkat. Generasi penerus harus sadar sosial dan berkompeten tinggi, agar tidak dimusuhi dan dikucilkan oleh kelompok dan negara lain.
Kemampuan Potensial Peserta Didik
Peserta didik adalah individu atau individu dengan sejumlah kemampuan terpendam yang dapat dan harus dikembangkan. Potensi masing-masing siswa beragam (heterogen), dalam satu aspek siswa memiliki potensi yang tinggi, tetapi di sisi lain bisa biasa-biasa saja atau bahkan rendah. Fitur edukatif dimaksudkan untuk membantu siswa mengeluarkan potensi mereka sehingga mereka disegarkan secara optimal.