Merdeka Mendidik, Memerdekakan Peserta Didik dalam Belajar

- Editor

Kamis, 18 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Andison, S.Pd.
Guru di SMP Negeri 03 Seluma

Dalam kehidupan ini, semua orang menginginkan kebebasan dalam mengembangkan ide-ide positif demi sebuah kemajuan. Oleh sebab itu kita harus merdeka agar kita lepas dari belenggu untuk dapat melakukan sesuatu hal yang bersifat positif.

Keadaan yang bersifat positif yang dimaksud adalah berdasarkan hukum yang berlaku. Begitu pula dengan hal merdeka dalam mendidik. Artinya kita bebas dalam memberikan suatu pencapaian yang positif untuk generasi bangsa tanpa adanya batasan.

Merdeka mendidik artinya kita bebas menentukan materi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan wilayah, lingkungan pendidikan, tanpa adanya tuntutan keharusan menyelesaikan materi yang ditetapkan. Merdeka mendidik juga berarti guru bebas berkreasi menentukan strategi yang akan digunakan agar mendapatkan hasil yang maksimal; guru bebas mencari media serta materi yang cocok untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Mendidik juga suatu di mana kita mengasuh dan memberikan latihan berupa ajaran, tuntunan, pembentukan akhlak, dan mengasah kecerdasan. Dalam hal mendidik atau mengasuh ini, tentunya kita memiliki gaya tersendiri.

Setidaknya terdapat empat jenis gaya pengasuhan yang umum diterapkan:

Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif dapat disebut pola asuh yang toleran atau penuh dengan kesabaran. Ciri-ciri pengasuhan ini adalah memiliki beberapa aturan atau standar perilaku, aturan yang tidak konsisten, sehingga tidak boleh berharap terlalu banyak dari anak.

Pola asuh seperti ini akan memberikan rasa bebas pada anak sehingga mereka tidak takut untuk berekspresi dan bereksplorasi. Namun di samping itu, efek dari gaya asuh ini adalah anak-anak akan kekurangan disiplin diri, memiliki keterampilan sosial yang buruk, bahkan sangat menuntut, dan terkadang merasa tidak nyaman.

Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah di mana orang tua dan anak didik selalu bicara bersama untuk mendapatkan sebuah solusi bagi kedua belah pihak. Pola asuh seperti ini mendorong anak untuk berani berpendapat dan percaya diri. Anak merasa dihargai, karena orang tua terbuka mendengarkan pendapat anak, bahkan ini akan mengeratkan hubungan antara anak dengan orang tua.

Gaya ini juga bisa mendorong anak lebih disiplin dan mandiri, serta mendidik anak bagaimana membuat pilihan terbaik. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa tipe pengasuhan jenis ini adalah yang terbaik untuk diterapkan.

Pola Asuh Otoriter

Pola pengasuhan ini ditandai dengan aturan yang kaku dan harapan tinggi untuk diikuti anak tanpa syarat. Karakter pengasuhan ini bisa memiliki aturan yang sangat ketat, sangat menuntut tidak memberikan anak pilihan.

Pola asuh seperti ini mungkin membuat anak memiliki jiwa disiplin yang tinggi. Namun di sisi lain juga dapat membuat anak merasa terkekang.

Pola Asuh yang Tidak Terlibat

Pola asuh yang tidak terlibat adalah pola asuh yang sangat berbahaya. Dalam gaya pengasuhan ini, orang tua abai dan tidak memenuhi kebutuhan anak-anak mereka, baik fisik maupun psikis. Orang tua berharap anak-anak mereka bisa membesarkan diri mereka sendiri.

Pola pengasuhan ini sangat sedikit sekali atau mungkin tidak mungkin diterapkan dalam sistem pendidikan.

Berdasarkan pola pengasuhan di atas, dalam dunia pendidikan tentunya kita harus bisa memilih untuk dapat menggunakannya sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai. Dalam mendidik anak di sekolah, tentunya kita harus bisa memilih cara mengasuh agar apa yang ingin disampaikan bisa diterima dan kemampuan anak bisa ditumbuhkembangkan. Salah satu caranya adalah dengan memerdekakan anak dalam proses belajar sesuai dengan arah keinginan anak dalam belajar.

Berdasarkan tuntutan zaman sekarang bahwa dalam mendidik siswa hendaknya kita menanamkan rasa merdeka kepada siswa supaya apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Pola dalam mengajar pun perlu kita perhatikan. Memilih pola mengajar yang sesuai dengan keinginan siswa adalah hal yang sangat penting demi pencapaian hasil yang maksimal. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 53 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru