Kata “New Normal” sudah tidak asing lagi pada saat ini dikarenakan telah terjadinya pandemi Covid 19 dalam kehidupan masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Apalagi dengan diberlakukannya karantina wilayah, tatanan kehidupan masyarakat mengalami transisi dan menyebabkan timbul berbagai macam pola kehidupan dengan kebiasaan baru atau masyarakat beradaptasi ke kebiasaan baru yang pada akhirnya muncul era kenormalan baru.
Selain berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia, pandemi Covid-19 juga membawa pengaruh pada dunia pendidikan. Wabah Covid-19 telah membuat dunia pendidikan terguncang dan pada akhirnya akan mengalami disrupsi. Di pandemi ini telah membawa dampak besar bagi semua elemen pendidikan baik di pihak guru, orang tua, anak didik, hingga pemangku kebijakan serta hal-hal yang mendasar dalam sistem pembelajaran di negeri ini.
Pada era new normal, tugas pendidik bukan sekedar mempersiapkan siswa untuk kembali bersekolah seperti semula. Lebih dari itu, anak didik perlu diarahkan agar mampu beradaptasi dengan situasi belajar di tengah kenormalan baru.
Kita berharap bahwa dunia pendidikan kembali normal. Harapannya, semoga para pendidik atau guru dapat kembali mengajar secara tatap muka, kembali berkumpul di sekolah. Sehingga orang tua tidak lagi disibukkan menemani atau membimbing anak belajar di rumah; tidak lagi perlu menggunakan masker di sekolah.
Wajah Baru Pendidikan
Meskipun pandemi ini telah berlalu, tampaknya wajah pendidikan kita tak akan pernah sama dengan sebelumnya. Mau tidak mau, pendidikan akan mengalami dan memasuki dimensi baru yang memiliki sistem dan kebijakan baru yang harus disesuaikan dengan kondisi pandemi seperti saat ini.
Benar apa yang diungkapkan oleh guru besar Matematika ITB, Prof. Iwan Pranoto seperti yang dikutip M. Hasan Chabibie seorang praktisi pendidikan selaku Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud RI bahwa sektor pendidikan harus mengalami revolusi. Diperlukan merombak sistem penilaian siswa, teknologi dan sistem pendidikan, serta standar evaluasi.
Menurut M. Hasan Chabibie dalam tulisannya di Times Indonesia, menyatakan bahwa ada empat hal yang mendasari pola baru dunia pendidikan sekarang ini. Pertama, merdeka belajar yang artinya membebaskan anak didik menyerap ilmu dari siapapun dan kapanpun untuk mengeksplorasi bakat-bakat alaminya menjadi karya-karya dan gagasan-gagasan segar.
Kedua, adanya pembelajaran global dengan memaksimalkan teknologi gital. Ketiga pemerataan akses dan infrastruktur digital bagi semua anak didik terutama yang berada di Kawasan pedalaman, perbatasan, dan wilayah terluar. Dan yang keempat , pembelajaran yang terkoneksi dengan alam yang mendorong kesadaran anak didik untuk mencintai alam, dengan menanam dan sadar tanaman pangan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masa New Normal ini memaksa dan membuat dunia pendidikan kudu melek teknologi dan memberikan peluang bagi sistem pendidikan secara global untuk belajar satu sama lain yang memungkinkan munculnya inovasi pola pendekatan pembelajaran—yang merupakan langkah awal menuju kebangkitan baru dalam dunia pendidikan.
Ditulis oleh Ulfi Yamna, S.Ag, Guru MIN Kota Jambi