Meningkatkan Kemampuan HOTS melalui Literasi Kimia

- Editor

Kamis, 1 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada era globalisasi atau yang lebih dikenal dengan information age, peserta didik dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi agar mampu berkompetisi secara global. Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Oleh karena itu berbagai upaya kebijakan terus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar mampu bersaing di era globalisasi.


Namun demikian, upaya ini masih belum menunjukkan hasil memuaskan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2012 melaporkan bahwa Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara. Berdasarkan indeks EDI dapat dinyatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia belum memuaskan.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus mengacu pada trend perkembangan pendidikan saat ini, yaitu tuntutan kompetensi global. Dengan demikian, kualitas pendidikan di Indonesia mampu bersaing di lingkup internasional.

Kompetensi Global


Terdapat tiga kompetensi global yang harus dimiliki peserta didik agar mampu menghadapi globalisasi di bidang pendidikan, yaitu:

(1) empirically based knowledge and skill such as basic competency and numeracy, science, and technology skills; (2) higher-order cognitive skills such as critical thinking and creative problem solving; dan (3) global dispositions, perspectives, and attitudes.

Melalui kompetensi global, peserta didik dapat mengintegrasikan antara pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam menghadapi tantangan global di bidang pendidikan. Kemampuan peserta didik dalam mengintegrasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan membutuhkan keterampilan berpikir yang tidak hanya berhubungan dengan keterampilan pola perilaku rutin, namun perlu adanya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher-Order Thinking Skills – HOTS). Kemampuan peserta didik dalam mengintegrasikan pengetahuan yang dimiliki berkaitan erat dengan kompetensi literasi yang dimiliki peserta didik.

Catatan Penelitian terhadap Kemampuan Literasi Peserta Didik di Indonesia

Catatan hasil PISA yang menjelaskan bahwa kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk keterampilan sains.


Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah.


Bagaimanakah upaya Pemerintah untuk meningkatkan kompetensi literasi? Pemerintah mulai tahun 2021 telah meniadakan Ujian Nasional sebagai standar atau dasar kelulusan peserta didik di setiap akhir jenjang pendidikan. Asesmen Nasional (AN) mulai diperkenalkan di tahun 2021 sebagai jawaban Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Instrumen yang digunakan pada Asesmen Nasional meliputi tiga aspek, yaitu survei karakter, asesmen kompetensi minimum yang meliputi literasi membaca dan numerasi serta survei lingkungan belajar.


Upaya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya peserta didik tidak terlepas dari kompetensi literasi yang dimiliki oleh peserta didik. Mengapa demikian? Pada dasarnya, kunci dari kemampuan HOTS adalah sejauh mana peserta didik mampu mengintegrasikan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan berbagai masalah belajarnya.

Literasi untuk Meningkatkan HOTS

Peserta didik dengan kompetensi literasi yang baik dapat dipastikan mampu mengintegrasikan berbagai pengetahuan yang dimiliki untuk dapat memecahkan masalah belajarnya. Lebih khusus dalam bidang kimia, literasi yang dimaksud adalah literasi sains.


Literasi sains menjadi kemampuan yang penting dikuasai saat ini dengan prinsip sains penting untuk semua orang (science for all). Literasi sains begitu penting dan menjadi kebutuhan setiap individu karena kemampuan literasi sains suatu negara berhubungan erat dengan tingkat ekonomi suatu negara.

Membangun literasi sains adalah membangun sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Bagian terpenting dalam membangun literasi sains adalah bagaimana fakta-fakta sains yang ada membentuk keterampilan-keterampilan tertentu dalam kegiatan pembelajaran.


Hal penting yang diperhatikan untuk melatih literasi sains adalah pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berupa diskusi serta presentasi, melainkan mengharuskan guru untuk lebih kreatif untuk mengembangkan pertanyaan yang berbasis masalah yang akan dipecahkan melalui metode ilmiah.


Hal yang paling pokok dalam pengembangan literasi sains siswa berdasarkan penjelasan di atas meliputi pengetahuan tentang sains, proses sains, pengembangan sikap ilmiah, dan pemahaman peserta didik terhadap sains sehingga peserta didik bukan hanya sekedar tahu konsep sains melainkan juga dapat menerapkan kemampuan sains dalam memecahkan berbagai permasalahan dan dapat mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sains.

Ditulis oleh: Siwi Nugraheni, S.Pd.Si., Guru di SMK Negeri 3 Tanjung Selor

Berita Terkait

Penerapan Teknologi Satelit sebagai Upaya Pencegahan Dampak Abrasi Pantai
Mengenal Affordability Energy, Serta Kaitannya dengan Kron’s Loss Equation dan Transmission Line Losses
Tantangan Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali
Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 19:50 WIB

Penerapan Teknologi Satelit sebagai Upaya Pencegahan Dampak Abrasi Pantai

Jumat, 21 Juni 2024 - 13:28 WIB

Mengenal Affordability Energy, Serta Kaitannya dengan Kron’s Loss Equation dan Transmission Line Losses

Sabtu, 15 Juni 2024 - 13:59 WIB

Tantangan Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis