Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menyatakan bahwa sekolah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka baik secara terbatas maupun secara penuh setelah para pendidik mendapatkan vaksinasi . Hal ini membawa angin segar bagi dunia pendidikan khususnya bagi para pendidik maupun orang tua murid.
Selama pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi memiliki kekurangan dan kelebihan yang dirasakan oleh para pendidik, siswa, maupun orang tua. Perilaku belajar siswa yang dilaksanakan secara jarak jauh tentu berbeda dengan pembelajaran secara tatap muka. Sementara itu, PJJ yang sudah dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama yaitu lebih dari satu tahun tentu sudah menjadi sebuah kebiasaan yang apabila diubah perlu adanya adaptasi lagi.
Permasalahan yang dirasakan oleh siswa selama pembelajaran jarak jauh di antaranya siswa kurang maksimal dalam memahami materi apalagi untuk materi-materi yang perlu bimbingan guru; siswa juga tidak bisa leluasa bersosialisasi dan berdiskusi dengan teman- temannya. Ada sebagian siswa yang tidak bisa mengakses materi pembelajaran dikarenakan tidak memiliki fasilitas seperti ponsel dan kuota internet.
Bagi orang tua pembelajaran jarak jauh bisa menjadi beban dan menjadi tanggung jawab tambahan yang mungkin memberatkan. Apalagi bagi orang tua yang memiliki penghasilan pas-pasan di mana mereka mau tidak mau harus membeli ponsel dan kuota. Selain itu orang tua harus membimbing siswa ketika belajar di rumah. Bagi orang tua siswa yang awam hal ini sering kali menjadi masalah. Tidak sedikit orang tua yang kehilangan kesabaran ketika mendampingi anaknya belajar.
Perilaku belajar siswa selama masa pandemi Covid-19 tentunya bervariasi. Ada yang disiplin dan mau mengikuti kegiatan belajar daring sesuai yang dijadwalkan oleh guru. Mereka mengerjakan setiap tugas dari guru dengan tepat waktu. Namun ada juga siswa yang mengumpulkan tugas dari guru dan hanya dikerjakan sebagian. Ada juga siswa yang acuh tak acuh terhadap pembelajaran daring di mana mereka memilih bermain.
Mengubah kebiasaan yang sudah berlangsung selama satu tahun lebih bukan hal yang mudah. Perlu penanganan yang serius dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Terutama perlu kerjasama antara orang tua murid dan pihak sekolah.
Adapun yang harus dilakukan dalam upaya mengubah perilaku belajar siswa pasca pandemi di antaranya:
Waktu Belajar
Waktu belajar pada masa pembelajaran secara daring bisa dilakukan kapan saja, cenderung santai. Dalam pembelajaran tatap muka pasca pandemi siswa perlu diarahkan agar mereka bisa mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai yang sudah dijadwalkan. Mereka harus bangun pagi dan dan berangkat ke sekolah. Selain itu siswa harus membuat jadwal kegiatan harian agar mereka dapat memanfaatkan waktu secara efektif.
Cara Belajar
Cara belajar pada masa pandemi sebagian besar dengan menggunakan perangkat ponsel atau laptop dan belajar secara mandiri. Setelah masa pandemic, siswa akan belajar langsung bertatap muka dan berinteraksi dengan guru, berdiskusi, dan berkolaborasi dengan teman-teman selama di sekolah.
Materi Pembelajaran
Dari segi materi pembelajaran, kalau dalam masa pembelajaran daring mungkin yang disampaikan hanya poin-poin tertentu saja. Pada masa pembelajaran pasca pandemi materi yang disampaikan lebih detail dengan penjelasan dari guru.
Alat Belajar
Bila semula siswa banyak menggunakan ponsel sebagai alat belajar di masa pandemi, pada pembelajaran tatap muka harus dibatasi dalam menggunakan alat tersebut.
Bergaul dengan Teman
Ketika pembelajaran daring siswa cenderung tidak berkomunikasi secara langsung, di pembelajaran tatap muka siswa sudah pasti harus bergabung dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Perlu diberi pemahaman kepada siswa bahwa akan berbeda cara bergaul dengan teman pada masa pasca pandemi dengan sebelum ada pandemic. Dalam bergaul, sekarang perlu menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan.
Berbagai Peran
Peran orang tua dalam mengubah perilaku belajar pasca pandemi Covid- 19 sangat penting. Orang tua perlu memberikan izin bagi anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka, membangunkan anaknya setiap pagi agar tidak kesiangan dan dapat mengikuti setiap kegiatan sekolah, menyiapkan sarapan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang baik, membatasi penggunaan ponsel, membekali siswa dengan masker dan hand sanitizer, selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada anaknya dalam belajar maupun dalam bergaul dengan teman-temanya.
Peran guru dalam mengubah perilaku belajar siswa pasca pandemi antara lain membuat rencana pembelajaran tatap muka. Guru harus selalu mengingatkan kepada siswa untuk menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, guru dapat mengombinasikan media, cara, dan teknik pembelajaran masa PJJ agar siswa tidak merasa bosan.
Peran lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah antara lain menyiapkan fasilitas protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, sabun cuci tangan, thermogun, masker, hand sanitizer, obat-obatan, alat dan bahan kebersihan. Serta seluruh personil sekolah dipastikan sudah mendapatkan vaksinasi. Tidak kalah penting sekolah tetap menjalin koordinasi dengan orang tua murid dan pihak lain yang mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka pasca pandemi.
Penulis: JUHINI, M.Pd., GURU SMPN 1 CIBINGBIN