Mendidik yang Memerdekakan

- Editor

Rabu, 17 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Dra. Dian Armiznah

Guru MAN Aceh Barat Daya

 

 

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan setiap manusia yang hidup, butuh kepada pendidikan untuk  dapat mengangkat harkat dan martabat manusia, serta  dapat meningkatkan pengetahuan  dan perilaku manusia dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Pendidikan ini juga dapat membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya.

Bangsa yang maju tentu saja bangsa yang merdeka. Kemerdekaan Indonesia bertujuan antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni kehidupan bangsa secara utuh, bukan hanya sekedar cerdas otaknya saja, melainkan  cerdas jiwanya dan sehat raganya.

Menurut Ki Hajar Dewantara,  mendidik dan mengajar  adalah proses  memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani.  Sedangkan John Dewey mengatakan bahwa pendidikan  adalah proses yang dilakukan agar ada perubahan dalam masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi di level individu maupun masyarakat, yang mengarah kepada perubahan kondisi ke arah yang lebih baik. Maka sejatinya pendidikan juga merupakan proses pembebasan manusia, karena begitu banyak penindasan terjadi di antara manusia.

Pendidik identik dengan profesi guru atau dosen. Mereka berperan sebagai pemberi pendidikan.  Mengajar dan mendidik merupakan tugas utama dari seorang guru. Selain mentransfer ilmu pengetahuan   kepada peserta didik, guru juga berperan sebagai pembentuk karakter, memperbaiki adab  dan perilaku sesuai norma  yang berlaku  bagi setiap anak didiknya. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan bahwa mengajar yang baik adalah mendidik.

Mendidik lebih bersifat kegiatan dengan jangka waktu tertentu, yang hasil pendidikan itu tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Mendidik merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mendidik merupakan pembentukan sikap mental  dan kepribadian.

Mengajar cenderung  kepada mentransfer ilmu pengetahuan, materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuan, penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian di bidang ilmu tertentu. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak didik agar pintar berhitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya.  Maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar, belum mendidik.

Setiap guru belum tentu mampu mendidik walaupun ia mampu mengajar. Untuk menjadi pendidik guru tidak hanya mampu menguasai materi dan keterampilan mengajar saja. Tetapi lebih dari itu, seorang guru juga harus mampu menguasai dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam proses pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikan dengan  sikap dan kepribadian yang harus tumbuh dalam diri peserta didik,  sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga akan terbentuk insan yang berilmu dan bermoral tinggi, serta  berbudi pekerti mulia di tengah-tengah masyarakat.

Dalam dunia pendidikan  siswa kerap kali mendapat tekanan dengan berbagai aturan-aturan yang harus diikuti di setiap sekolah yang didudukinya. Akhir-akhir ini masih ada sekolah-sekolah yang menerapkan  kekerasan dan hukuman fisik bagi siswa yang melanggar aturan dan kedisiplinan  sekolah. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran dari Ki Hajar Dewantara Bapak pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan yang seharusnya dilakukan menggunakan  sistem among atau  Among Method  artinya guru itu menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang.  Beliau juga menegaskan bahwa asas-asas dalam pendidikan itu ada lima yaitu: asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan dan asas kebangsaan. Kelima asas  ini hendaknya merupakan pedoman yang harus diterapkan di sekolah pada  setiap jenjang pendidikan.

Peserta didik tentu memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda dengan latar belakang keluarga yang beraneka ragam. Siswa dari kalangan menengah ke bawah bisa jadi berbeda karakternya dengan siswa dari kalangan atas. Oleh sebab itu, guru harus memiliki trik tersendiri dalam menghadapi siswa dari kalangan yang berbeda itu. Kemampuan menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan guru pun tidak sama dari setiap peserta didik, ada yang cepat dan ada yang lambat.  Bila seorang guru  mengajar dengan tekanan-tekanan terhadap siswa, kemungkinan ilmu yang diajarkan akan sulit diterima karena siswa dalam kondisi  jiwa tertekan.

Mendidik adalah pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekaligus, yaitu mempersiapkan generasi yang akan  memegang peranan penting di masa yang akan datang; mentransfer  ilmu pengetahuan  sesuai dengan apa yang diharapkan; serta mentransfer nilai-nilai dan norma-norma bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bermasyarakat dalam rangka memelihara kesatuan dan persatuan bernegara.

Keteladanan merupakan sikap terpuji yang semestinya melekat pada semua tenaga pendidik. Kepribadian yang baik dari sosok guru akan memberikan contoh  terhadap siswa. Sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang wajib digugu dan ditiru. Kepribadian guru merupakan faktor yang paling  utama  bagi keberhasilan siswa. Guru dan pendidik merupakan pemimpin sejati, pembimbing, dan pengarah yang bijaksana. Segala perkataan, perbuatan, dan sikap seorang guru merupakan teladan bagi siswanya.

Guru yang baik adalah guru  yang mempercayai siswanya, memiliki sikap sabar dan rela berkorban, tidak  membedakan atau pilih kasih pada siswa, bersikap baik dalam masyarakat, bertanggung jawab terhadap seluruh kemajuan  siswanya, bersikap toleransi terhadap teman seprofesi, memiliki kemauan keras untuk meningkatkan hasil kerja dan prestasi siswanya. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru