Oleh Dra. Dian Armiznah
Guru MAN Aceh Barat Daya
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan setiap manusia yang hidup, butuh kepada pendidikan untuk dapat mengangkat harkat dan martabat manusia, serta dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku manusia dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Pendidikan ini juga dapat membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya.
Bangsa yang maju tentu saja bangsa yang merdeka. Kemerdekaan Indonesia bertujuan antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni kehidupan bangsa secara utuh, bukan hanya sekedar cerdas otaknya saja, melainkan cerdas jiwanya dan sehat raganya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Sedangkan John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan agar ada perubahan dalam masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi di level individu maupun masyarakat, yang mengarah kepada perubahan kondisi ke arah yang lebih baik. Maka sejatinya pendidikan juga merupakan proses pembebasan manusia, karena begitu banyak penindasan terjadi di antara manusia.
Pendidik identik dengan profesi guru atau dosen. Mereka berperan sebagai pemberi pendidikan. Mengajar dan mendidik merupakan tugas utama dari seorang guru. Selain mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, guru juga berperan sebagai pembentuk karakter, memperbaiki adab dan perilaku sesuai norma yang berlaku bagi setiap anak didiknya. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan bahwa mengajar yang baik adalah mendidik.
Mendidik lebih bersifat kegiatan dengan jangka waktu tertentu, yang hasil pendidikan itu tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Mendidik merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mendidik merupakan pembentukan sikap mental dan kepribadian.
Mengajar cenderung kepada mentransfer ilmu pengetahuan, materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuan, penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian di bidang ilmu tertentu. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak didik agar pintar berhitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya. Maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar, belum mendidik.
Setiap guru belum tentu mampu mendidik walaupun ia mampu mengajar. Untuk menjadi pendidik guru tidak hanya mampu menguasai materi dan keterampilan mengajar saja. Tetapi lebih dari itu, seorang guru juga harus mampu menguasai dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam proses pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikan dengan sikap dan kepribadian yang harus tumbuh dalam diri peserta didik, sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga akan terbentuk insan yang berilmu dan bermoral tinggi, serta berbudi pekerti mulia di tengah-tengah masyarakat.
Dalam dunia pendidikan siswa kerap kali mendapat tekanan dengan berbagai aturan-aturan yang harus diikuti di setiap sekolah yang didudukinya. Akhir-akhir ini masih ada sekolah-sekolah yang menerapkan kekerasan dan hukuman fisik bagi siswa yang melanggar aturan dan kedisiplinan sekolah. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran dari Ki Hajar Dewantara Bapak pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan yang seharusnya dilakukan menggunakan sistem among atau Among Method artinya guru itu menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Beliau juga menegaskan bahwa asas-asas dalam pendidikan itu ada lima yaitu: asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan dan asas kebangsaan. Kelima asas ini hendaknya merupakan pedoman yang harus diterapkan di sekolah pada setiap jenjang pendidikan.
Peserta didik tentu memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda dengan latar belakang keluarga yang beraneka ragam. Siswa dari kalangan menengah ke bawah bisa jadi berbeda karakternya dengan siswa dari kalangan atas. Oleh sebab itu, guru harus memiliki trik tersendiri dalam menghadapi siswa dari kalangan yang berbeda itu. Kemampuan menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan guru pun tidak sama dari setiap peserta didik, ada yang cepat dan ada yang lambat. Bila seorang guru mengajar dengan tekanan-tekanan terhadap siswa, kemungkinan ilmu yang diajarkan akan sulit diterima karena siswa dalam kondisi jiwa tertekan.
Mendidik adalah pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekaligus, yaitu mempersiapkan generasi yang akan memegang peranan penting di masa yang akan datang; mentransfer ilmu pengetahuan sesuai dengan apa yang diharapkan; serta mentransfer nilai-nilai dan norma-norma bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bermasyarakat dalam rangka memelihara kesatuan dan persatuan bernegara.
Keteladanan merupakan sikap terpuji yang semestinya melekat pada semua tenaga pendidik. Kepribadian yang baik dari sosok guru akan memberikan contoh terhadap siswa. Sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang wajib digugu dan ditiru. Kepribadian guru merupakan faktor yang paling utama bagi keberhasilan siswa. Guru dan pendidik merupakan pemimpin sejati, pembimbing, dan pengarah yang bijaksana. Segala perkataan, perbuatan, dan sikap seorang guru merupakan teladan bagi siswanya.
Guru yang baik adalah guru yang mempercayai siswanya, memiliki sikap sabar dan rela berkorban, tidak membedakan atau pilih kasih pada siswa, bersikap baik dalam masyarakat, bertanggung jawab terhadap seluruh kemajuan siswanya, bersikap toleransi terhadap teman seprofesi, memiliki kemauan keras untuk meningkatkan hasil kerja dan prestasi siswanya. (*)