Pembelajaran paradigma baru merupakan sudut pandang baru di dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Harapannya dengan sudut pandang baru tersebut akan dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas.
Istilah pembelajaran paradigma baru sendiri mulai muncul sejak dua tahun terakhir, yakni setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengenalkan konsep kurikulum baru yang saat ini lebih dikenal dengan Kurikulum Merdeka.
Di dalam menerapkan kurikulum tersebut, seorang pendidikan harus memahami beberapa hal. Di samping itu juga terdapat beberapa prinsip kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan agar dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran.
Secara ringkas paradigma baru dalam sistem pendidikan di Indonesia memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dan mengembangkan karakter mereka sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar filosofi bangsa Indonesia.
Seperti yang diketahui bahwa saat ini banyak pelajar yang minus dalam karakter. Sehingga penguatan profil pelajar berdasarkan nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan.
Di dalam menerapkan pembelajaran paradigma baru ini, guru tidak boleh lagi hanya fokus pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, ketika mengajar, guru jangan asyik sendiri, berlama-lama berbicara di depan siswa tanpa memperhatikan kebutuhan siswa dalam belajar.
Sebaliknya, diharapkan untuk para guru agar dapat mengenali kebutuhan siswa dalam belajar sehingga pembelajaran tersebut dapat berpusat kepada siswa. Guru tidak boleh satu jam bicara di dalam kelas sementara siswa hanya pasif mendengarkan saja.
Terdapat sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan di dalam menerapkan pembelajaran paradigma baru yang terdiri dari pembelajaran di dalam kelas atau yang disebut dengan intrakurikuler. Kemudian kegiatan di luar kelas yang disebut dengan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Nah, di dalam menerapkan beberapa kegiatan tersebut terdapat beberapa panduan yang harus dilaksanakan oleh guru.
Pertama terkait pembelajaran intrakurikuler. Pembelajaran di dalam kelas harus dilakukan dengan konsep berdiferensiasi. Artinya, guru dapat memahami perbedaan tingkat bakat dan minat yang ada di dalam diri siswa.
Diharapkan dengan pembelajaran berdiferensiasi tersebut siswa akan lebih mudah dalam belajar serta memiliki kenyamanan selama proses belajar. Sebab mereka diberikan waktu yang cukup untuk memahami konsep dan untuk mengasah kompetensi yang mereka belum kuasai.
Di sisi lain, guru diberikan kebebasan untuk menggunakan perangkat pembelajaran di dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini. Guru boleh menggunakan perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter peserta didiknya.
Sementara itu ketika melaksanakan pembelajaran kokurikuler atau pembelajaran di luar kelas harus memiliki prinsip interdisipliner. Dengan demikian para siswa dapat mengembangkan karakternya dan kompetensi umum yang ingin mereka kuasai.
Dan yang terakhir terkait pembelajaran ekstrakurikuler harus dilaksanakan sesuai minat dan bakat serta sumber daya pendidik yang ada. Misalnya ketika di satuan pendidikan terdapat siswa yang berniat terhadap seni musik, maka pihak sekolah harus berusaha untuk menyediakan fasilitas tersebut.
Namun di sisi lain pihak sekolah juga harus memperhatikan sumber daya yang dimiliki di satuan pendidikan tersebut. Sebab jika tidak ada yang membimbing, program yang dilakukan tersebut sudah pasti akan mandek tidak berjalan.
Pelajari materi tentang penerapan pembelajaran paradigma baru dalam Diklat yang akan diselenggarakan oleh Diklat.co berikut. Dalam kegiatan ini akan diulas lebih detail tentang penerapan pembelajaran gaya baru yang tentunya akan sangat penting sebagai bekal guru memasuki tahun ajaran baru.
Prinsip Penerapan Pembelajaran Paradigma Baru
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami oleh para pendidik.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya