Lika-Liku Pendidikan dari Awal Pandemi hingga Saat Ini

- Editor

Kamis, 26 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pandemi – Memasuki bulan Maret 2020, ketika itu kami para panitia Ujian Sekolah sedang mempersiapkan semua kebutuhan agar ujian berbasis komputer dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Sehari sebelum ujian dimulai, ada informasi yang membuat kami semua terhenyak. Seluruh siswa dilarang datang ke sekolah, ujian harus dilakukan secara online termasuk seluruh proses pembelajaran. Dan inilah awal dari kisah tentang pembelajaran secara daring akibat pandemi Covid-19.

Saya sendiri sebagai guru masih sangat asing dengan pembelajaran online karena sebelumnya tidak pernah melakukannya sama sekali. Untuk itu, yang saya lakukan pertama kali adalah ikut sebuah workshop atau pelatihan tentang Google Classroom. Google Classroom adalah sebuah platform yang dapat digunakan untuk memberikan dan mengumpulkan tugas siswa dengan mudah.

Google Classroom sendiri merupakan salah satu GSuite sehingga akan terhubung dengan beberapa fitur Google lainnya seperti Google Drive, Google Calendar, Hangouts Meet, Google Form, Sheets, Docs, Gmail, dan beberapa fitur lainnya. Karena terhubung dengan Gdrive, segala file yang diunggah guru di Google  Classroom dapat tersimpan secara otomatis. Dan semua fitur tersebut sangat penting untuk pelaksanaan pembelajaran online.

Pihak sekolah juga cepat dalam merespon keadaan terjadi yaitu ketika seluruh pembelajaran harus dilakukan secara daring. Yang dilakukan pertama kali oleh pihak sekolah adalah mendatangkan narasumber yang menjelaskan kepada para guru terkait penggunaan aplikasi Zoom dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dalam bimbingan tersebut para guru diberi tahu bagaimana cara share screen materi, cara berinteraksi dengan siswa, dan lainnya. Sejumlah aplikasi pembelajaran seperti Kahoot dan Quizizz juga menjadi pembahasan.

Ketika memasuki bulan Juni 2020, merupakan awal Penerimaan Siswa Baru atau sering disebut PPDB. Dan di tahun 2020 ini adalah awal PPDB yang dilakukan secara online oleh sekolah kami. Walaupun pendaftaran bisa dilakukan secara online, tapi pihak sekolah tetap menyediakan ruangan untuk orang tua yang ingin daftar secara langsung di sekolah—tentunya dengan penerapan protokol kesehatan. Terdapat sekitar 324 siswa baru yang mendaftar di sekolah kami melalui pelbagai jalur.

Tahun ajaran baru pun tiba. Untuk memudahkan proses pembelajaran, pihak sekolah bekerja sama dengan pihak aplikasi Zoom agar pembelajaran jarak jauh tidak terjadi kendala. Awalnya sekolah kami memakai 10 akun untuk pelaksanaan PJJ dengan rincian 1 akun untuk menampung 2 sampai 3 kelas. Meskipun pembelajaran dilakukan secara online, selalu ada pembiasaan seperti mengaji, berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan kegiatan literasi yang dilakukan terpusat dengan empat room. Setiap room-nya bisa sampai 300 siswa beserta wali kelasnya.

Jumlah akun Zoom meningkat menjadi 27 akun sesuai dengan jumlah rombel di sekolah kami setelah pergantian kepala sekolah. Selain itu, sekolah juga menyediakan 27 webcam untuk dapat dipakai interaksi guru dengan siswa. Di samping itu juga untuk membuat suasana belajar yang interaktif dan lebih menarik.

Ketika tahun ajaran 2020–2021 berakhir, ujian sekolah masih harus dilakukan secara online.

Demikian juga acara perpisahan dilaksanakan secara virtual. Walaupun ada beberapa siswa dan orang tua yang di undang ke sekolah,  mereka adalah siswa-siswi yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. 

Di tahun ajaran baru 2021–2022, proses penerimaan siswa baru masih dilaksanakan secara online. Walaupun begitu, tetap saja ada beberapa orangtua yang datang ke sekolah secara langsung untuk bertanya maupun daftar di tempat.

Memaksimalkan Pembelajaran Jarak Jauh

Agar lebih memaksimalkan pembelajaran jarak jauh, ada banyak webinar dan workshop yang dapat diikuti oleh para guru. Kegiatan tersebut biasanya menawarkan pelatihan-pelatihan agar kegiatan PJJ lebih menarik, efektif, interaktif, dan menyenangkan. Misalnya mengikuti pelatihan cara membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) melalui Liveworksheets.

Liveworksheets adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat materi dan LKPD interaktif secara online. Liveworksheets dapat menampilkan materi berupa video, audio, gambar, serta simbol-simbol menarik lainnya yang dapat menambah daya tarik. Selain itu guru dapat membuat berbagai jenis pertanyaan seperti pilihan ganda, pilihan dengan fitur drop down, pertanyaan terbuka, kontak centang, menjodohkan dengan menarik garis,  dan lain sebagainya.

Selain guru yang dituntut kreatif dalam mendesain pembelajaran jarak jauh, orangtua di rumah memiliki peran penting dalam mengawasi putra-putrinya selama belajar secara daring ini. Sayangnya, beberapa orang tua ada yang membiarkan putra-putrinya untuk belajar sendiri tanpa pengawasan. Hal itu dapat mengakibatkan siswa belajar secara asal-asalan seperti belajarnya sambil tiduran, pakain tidak rapi, dan seterusnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, terdapat sejumlah kendala yang harus dihadapi guru. Banyak siswa yang mengerjakan tugasnya secara copy-paste dari milik temannya.  Sehingga untuk menilai kejujuran susah untuk diterapkan. Belum lagi masalah bagaimana cara pemberian nilai yang tepat karena proses belajar siswa tidak terawasi dengan baik.  

Melihat kondisi pendidikan yang seperti ini, kita semua tentu berharap semoga pandemi ini cepat berakhir.

Ditulis oleh Dra. Nia Kurniati

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis