Melakukan hal-hal positif adalah obat dari masalah apa pun yang datang kapan saja dalam kehidupan. Ketika dihadapkan pada satu persoalan, fokuskan pikiran pada hal-hal positif yang ada di balik persoalan tersebut, meski hanya berupa hal kecil.
Ketika PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di tengah pandemi Covid-19 yang mewajibkan kita untuk tetap tinggal di rumah, jika kita sebagai anak sekolah, sebelum atau setelah pembelajaran, kita bisa membantu orang tua untuk melakukan apa saja: membantu membereskan tempat tidur, menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, dan lain-lain.
Intinyanya, hindari rasa kesal atau kecewa. Karena hal itu justru akan membuat pikiran dipenuhi hal negatif dan membuat stres.
Stres memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan tubuh, apalagi jika dibiarkan tanpa ada penanganan atau ‘pengobatan’. Pasalnya, stres dapat berhubungan langsung dengan berbagai fungsi tubuh. Seseorang yang mengalami stres bukan tidak mungkin mudah terkena sakit karena stres dapat mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), masalah pada pencernaan, bahkan meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif.
Sebagai hamba Allah SWT, kita pasti tak akan luput dari berbagai macam cobaan atau musibah. Hal itu sudah menjadi ketentuan Tuhan yang berlaku bagi setiap insan, baik yang beriman maupun kafir. Karena Allah SWT telah berfirman:
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At-Taghâbun: 11)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata, ketika seseorang ditimpa musibah kemudian ia meyakini bahwa apa yang terjadi tersebut merupakan ketentuan Allah, kemudian bersabar dan mengharapkan balasan pahala dari Allah disertai dengan perasaan tunduk berserah diri, maka Allah akan memberikan petunjuk ke dalam hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya. Bahkan bisa jadi Allah akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.
Dari tafsir di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sikap kita ketika menghadapi musibah harus tetap positif. Karena setiap musibah pasti datang atas izin Allah SWT dan pastinya selalu ada hikmah di balik semua itu.
Banyak orang menganggap bahwa pandemi dan berbagai pembatasan aktivitas di luar rumah selama pandemi sebagai petaka dan membuat semangat hidup berkurang sehingga mereka banyak bermalas-malasan. Waktu luang di rumah selama pandemi sebaiknya jangan dijadikan sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Sebab apabila terlanjur terbiasa bermalas-malasan, bisa terlena sehingga kehilangan semangat hidup.
Mungkin berada di dalam kondisi seperti ini dapat menjadikan kita kebingungan untuk mencari kegiatan ataupun aktivitas menarik untuk mengisi waktu. Maka dari itu, jangan ragu untuk memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang tepat. Ayo, segera cari kegiatan bermanfaat agar waktu luang jadi lebih menghasilkan berdasarkan keterampilan yang kita miliki. Misalnya jika kita punya keterampilan menulis, kita bisa menulis cerpen, puisi, atau karya-karya yang lainnya.
Jika kita berat melakukan sendirian, bisa berkolaborasi dengan saudara, teman, guru dan lain sebagainya. Ketika kita bekerja sama dengan tim dalam mengerjakan sesuatu pasti beban kerja akan jadi lebih ringan.
Jangan pernah menyerah. Berbagai ujian yang terjadi dalam kehidupan ini, perlu kita jalani dengan tanpa menyalahkan siapapun. Lebih baik melakukan refleksi diri dan selalu berpikir serta berlaku positif. Mari mengisi hari-hari dengan sesuatu yang positif. Maka dengan izin Allah, hidup ini akan lebih nikmat tanpa beban– yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis.
Ditulis oleh Dra. Retyo Yuli Pancaiswati – GURU SMP NEGERI 3 BOJONEGORO