Jangan Biarkan Pandemi Covid-19 Merenggut Kebiasaan Baik Siswa

- Editor

Rabu, 25 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Memungut 20 lembar sampah ketika memasuki gerbang sekolah sebagai karcis masuk,  menyetor hafalan Quran minimal 3 ayat sebagai karcis pulang merupakan di antara kegiatan baik yang dilakukan siswa di SMPN 4 Pringgabaya. Namun kebebasan tersebut nyaris terenggut ketika datang wabah virus Covid-19 sejak 2020 lalu.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 4  Pringgabaya adalah sekolah yang terletak di Jalan Jurusan Pohgading-Tanjung, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur,  Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasinyayang  tidak berada di jalan negara membuat sekolah ini kurang dikenal baik secara kedinasan maupun kelembagaan. Meskipun demikian, SMPN 4 Pringgabaya ini aktif dalam upaya mencerdaskan peserta didik untuk memiliki pengetahuan dan karakter baik melalui kegiatan pembiasaan.

Pembiasaan merupakan  proses pembentukan sikap  dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis secara berulang-ulang, yang dilakukan secara bersama–sama maupun sendiri. Nantinya, diharapkan dapat menghasilkan suatu kompetensi pada diri siswa.

Kegiatan pembiasaan di SMPN 4 Pringgabaya ada yang dilakukan secara terjadwal dan tidak terjadwal; ada yang dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas; kegiatan pembiasaan ini terdiri dari  kegiatan rutin, kegiatan terprogram , kegiatan spontan, dan keteladanan.

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus di sekolah yang bertujuan untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik. Misalnya, berdoa sebelum memulai kegiatan, sholat Dhuha bersama, membaca dan menghafal surat-surat pendek dalam Qur’an, sholat Dhuhur berjamaah, kegiatan infaq siswa, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kegiatan upacara bendera setiap hari Senin, dan lain sebagainya.

Adapun kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan. Pembiasaan ini bertujuan untuk membiasakan siswa dan personil sekolah untuk aktif dalam melaksanakan kegiatan tertentu sesuai dengan kemampuan dan bidang masing masing. Misalnya kegiatan class meeting, kegiatan memperingati hari-hari besar nasional, kegiatan lomba mata pelajaran dalam kompetisi sains nasional, kegiatan perkemahan, dan lain sebagianya.

Semenatara itu kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pendidikan secara spontan terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun dan sikap terpuji seperti membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, membiasakan bersikap sopan santun kepada semua orang,  membiasakan membuang sampah pada tempatnya, kebiasaan antre, dan lain sebagainya.

Dan kegiatan keteladanan berwujud dalam perilaku sehari-hari yang dapat dijadikan contoh atau teladan seperti kebiasaan berpakaian rapi, datang tepat waktu, menggunakan bahasa yang sopan, rajin membaca, dan lain sebagainya.

Semua jenis kegiatan yang telah disebutkan di atas dapat terlaksana dengan baik ketika dalam kondisi pembelajaran normal. Setelah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir selama dua tahun, secara perlahan-lahan mengubah banyak hal di lingkungan belajar kita, termasuk kegiatan pembiasaan baik di lingkungan SMPN 4 Pringgabaya.

Sejak terjadi pandemi Covid-19, pola pembelajaran harus berubah yang hanya dapat dilaksanakan dengan metode tatap muka terbatas (PTMT) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sehingga hal tersebut membuat  sebagian besar pembiasaan baik di SMPN 4 Pringgabaya tidak dapat dilaksanakan. Dengan demikian, berbagai jenis pembiasaan seperti hilang begitu saja.

Kondisi seperti itu dirasakan oleh guru pengampu mata pelajaran Seni Budaya yang menemukan fakta bahwa rata-rata siswa saat ini mengalami kesulitan dan bahkan tidak hafal lagu Indonesia Raya. Hal yang sama juga dikeluhkan oleh petugas sanitasi dan kebersihan lingkungan sekolah yang selalu mengontrol kebiasaan siswa  SMPN 4 Pringgabaya. Dalam kondisi normal, siswa dididik untuk memungut 20 lembar sampah sebagai karcis masuk kelas.  Di masa pandemi, pembiasaan tersebut terpaksa tidak bisa dilakukan sehingga mengakibatkan lingkungan sekolah memiliki nuansa yang kurang bersih. Begitu juga dengan kegiatan pembiasaan lainnya, tidak bisa dilakukan.

SMPN 4 Pringgabaya selama masa kondisi pandemi Covid-19 tetap menjalankan fungsinya untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik sehingga harapannya mereka menjadi individu yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Cara yang dilakukan adalah memberikan pengetahuan umum sebagai satu sarana untuk mempermudah beradaptasi; memberikan keterampilan dasar yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat sehingga mudah diterima dan bermanfaat; membentuk pribadi sosial menjadi individu yang dapat berinteraksi dan bergaul sesamanya tanpa terhambat oleh adanya perbedaan; menyediakan sumber daya manusia untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mudah diterima di dunia kerja dan di masyarakat; sebagai alat transformasi kebudayaan untuk membantu mereka melakukan perubahan ataupun penemuan baru dalam perkembangan peradaban manusia. 

Bukan hal yang mudah untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan seperti telah dilakukan dalam kondisi normal melalui model pendidikan daring. Sebab untuk melaksanakan pembiasaan tersebut membutuhkan interaksi langsung dengan peserta didik.  

Namun demikian, SMPN 4 Pringgabaya tetap menekankan kepada semua guru untuk terus disiplin dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh dengan kebiasaan baik seperti mengawali dan mengakhiri dengan kegiatan dengan doa. Pembiasaan baik harus tetap dilakukan sesuai kebutuhan dan kemampuan dalam pembelajaran jarak jauh.

Jangan sampai pandemi Covid-19 ini merenggut kebiasaan baik siswa setelah merenggut banyak nyawa manusia.

Ditulis oleh Muhlim,S.Pd. (Guru di SMPN 4 Pringgabaya)

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis