Guru Harus Mampu Membangun Personal Branding 

- Editor

Kamis, 16 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ditulis oleh Sugeng Iryanto 

Guru SMK Negeri 1 Kota Malang

 

Sebagai sosok dianut (digugu) dan dicontoh (ditiru) maka seorang guru harus memiliki kekuatan untuk berkomitmen selalu membangun dirinya. Perubahan pola pikir guru yang hanya “Apa adanya” harus diubah menjadi “Ada apanya”.  Artinya guru profesional harus introspeksi diri tentang pengetahuan dan kompetensi apa saja yang dimiliki selama ini untuk bisa dibagikan dan dicontohkan kepada para peserta didik.

Sebagai amanah peraturan dan perundang-undangan dalam sistem pendidikan bahwa guru harus secara berkelanjutan mengembangkan keprofesionalitasnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Seiring dengan berjalan dan berkembangnya waktu yang terus berubah, maka mengikuti program-program atau kegiatan pengembangan diri mau tidak mau harus dilakukan. 

Tak terbayangkan jika guru Indonesia berada paling depan dalam ruang pendidikan ini hanya dengan menerima apa adanya. Rasanya jika begitu peserta didik pun juga akan menerima apa adanya dan hal-hal yang biasa-biasa saja. Sehingga keterlambatan pengembangan pengetahuan akan terus terjadi dan keberadaan generasi muda bangsa ini akan terus berada di lini belakang di antara bangsa-bangsa lain, semakin tergilas dan terhina. 

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang telah bersedia memfasilitasi ruang pendidikan dengan berbagai metode dan sistem kepada guru Indonesia untuk berkiprah mengembangkan dirinya, maka sangat perlu dimanfaatkan agar para guru dapat berkembang sesuai minat dan profesinya. Di sinilah saatnya guru Indonesia untuk mengambil kesempatan-kesempatan yang ditawarkan untuk terus berkembang dengan mengikuti setiap perubahan yang ada di semua sektor kehidupan, sehingga cepat atau lambat akan terbentuk sebuah personal branding seorang guru. 

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendesain dan membangun personal branding seorang guru, tergantung pada komitmen masing-masing. Melalui program pemerintah, banyak sekali dibuka kelas-kelas Diklat untuk belajar, baik itu yang memiliki tenor sangat pendek maupun sedang, bahkan ada tenor panjang seperti program beasiswa jenjang pendidikan Strata 1 (Sarjana) dan Strata 2 (Magister). Ada juga Program Keahlian Ganda (KG) di mana seorang guru di kelompok mata pelajaran normatif dapat mengikuti pendidikan dan latihan pada mata pelajaran kelompok produktif. 

Selain itu ada juga Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai bentuk pengembangan keprofesian yang sampai saat ini masih terus ditawarkan bagi guru dalam jabatan maupun prajabatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen. 

Para pendidik di seluruh nusantara juga dapat mengikuti Program Guru Penggerak yang merupakan upaya pemerintah dalam membentuk guru agar mampu mengarahkan peserta didik dalam mengembagkan diri secara menyeluruh, memiliki pemikiran yang kritis, dan daya cipta yang kreatif. 

Selain itu, Diklat maupun Webinar juga merupakan salah satu kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh guru sehingga guru memiliki berbagai pengetahuan dan keterampilan tambahan. Artinya, seorang guru sebenarnya sangat memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dirinya sesuai minat dan bakatnya.  

Yang terakhir, personal branding seorang guru juga dapat dilakukan dengan cara menjadi anggota profesi, perkumpulan atau asosiasi musyawarah guru mata pelajaran, kegiatan sosial, organisasi sosial, ataupun memiliki jaringan pebisnis sekalipun.

“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,” ungkapan tersebut perlu ditanamkan dalam jiwa seorang pendidik dan menjadi motor motivasi dalam pengembangan diri. Dengan demikian, guru tidak akan miskin pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melainkan menjadi sosok yang profesional. Sehingga hasilnya akan mampu membuat karya inovatif mulai dari kategori sederhana hingga kategori kompleks di mana itu semua akan menjadi kontribusi besar dalam membangun mutu pendidikan. 

Personal branding tidak bisa hanya secara akademik formal, melainkan juga masih harus dibalut dengan lapisan-lapisan lain seperti kebiasaan baik, karakter baik, perangai baik, perilaku baik serta performa dan mindset yang baik serta memiliki nilai sisi religi yang tinggi. Sehingga ibarat sebuah bangunan, akan memiliki pondasi yang kuat, desain yang menawan, dan memiliki relief serta taman yang indah. 

Dengan terbangunnya personal branding yang baik, maka seorang guru akan dapat dijadikan panutan dan dicontoh oleh peserta didik. Sehingga seorang guru akan lebih disegani di hadapan para siswanya. 

Sisi positif lain dengan terbangunnya personal branding seorang guru akan membuatnya lebih produktif menghasilkan produk karya ilmiah atau karya inovatif yang dapat digunakan untuk peningkatan jenjang karir dan kepangkatan, khususnya bagi guru PNS. Karena setiap karya guru PNS dapat diajukan sebagai portofolio yang diakui angka kreditnya. Makin tinggi nilai angka kredit yang dapat, maka akan lebih mudah mencapai target minimum angka kredit untuk kenaikan pangkat. 

Hal ini perlu upaya yang efektif dan kerja keras seorang guru. Dan proses yang panjang pasti tak akan mengkhianati hasil. Keyakinan, kemauan dan komitmen sangat berarti sekali untuk pengembangan diri seorang guru. 

Tidak ada ruginya, membangun personal branding dengan berbagai cara, yang penting guru harus selalu bergerak aktif mengembangkan dirinya sehingga tidak tertinggal oleh yang lain. Yang penting ada kemauan untuk selalu maju dan berkembang.  (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis