Model Pembelajaran Kooperatif – Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu dan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapi. Negara kita sangat membutuhkan sumbangan yang optimal dari warga negaranya. Hal Tersebut menjadi cita-cita Pendidikan Nasional.
Untuk meningkatkan mutu Pendidikan, Negara kita mencanangkan Program wajib belajar 12 tahun. Dalam Program tersebut diharapkan seluruh warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memperoleh Pendidikan di mana kecerdasan dan kemampuan dapat dikembangkan secara optimal melalui Proses Belajar. Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar.
Dalam meningkatkan mutu Pendidikan perlu ditunjang adanya pembaharuan dibidang Pendidikan. Salah satu caranya adalah melalui peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran yaitu dengan pembaharuan pendekatan atau peningkatan relevansi model pembelajaran.
Salah satu cara meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan peningkatan relevansi model mengajar. Model mengajar dikatakan relevan jika, dalam prosesnya mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan Pendidikan . Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan model mengajar yang relevan dengan kebutuhan peserta didik namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang mengajar secara monoton yaitu hanya menggunakan salah satu metode saja , misalnya metode konvensional, Padahal belum tentu setiap pokok bahasan suatu materi pelajaran cocok dan efektif diajarkan dengan metode konvensional. Salah satu alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran yaitu dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif jigsaw.
Model pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, analisis sistem atau teori yang mendukung. Model pembelajarn Kooperatif sendiri disusun berdasarkan prinsip atau paham konstruktivisme. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, gagasan, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan gagasan.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajarn yang penting yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengambangan ketrampilan social. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, juga efektif mengembangkan kompetensi sosial peserta didik. Model ini mampu membantu peserta didik memahami konsep – konsep yang sulit. Sehingga dapat meningkatkan penilaian peserta didik pada belajar akademik dan yang berhubungan dengan prestasi belajar.
Model Pembelajaran Kooperatif jigsaw adalah pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusi oleh kelompok ahli dan kelompok asal, atau pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta didik yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.
Tugas seorang guru tidaklah mudah, harus mampu membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat belajar dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dalam hal ini untuk menyampaikan materi pelajaran sangat perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Masing-masing model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan pemilihan model pembelajaran ini adalah untuk mengefektifkan proses belajar mengajar guna meningkatkan daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran tersebut, karena dari kenyataan yang ditemukan bahwa apa yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan.
Alternatif penggunaan model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajarn kooperatif. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik berinteraksi dan bekerja sama dengan teman,tidak dipungkiri pada kenyataannya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika jauh dari harapan dan masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari perilaku peserta didik yang selalu beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dipelajari.
Dengan latar belakang bahwa mata pelajaran matematika dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, hal ini terbukti dari hasil pencapaian kompetensi khususnya turunan fungsi aljabar yang masih jauh dari harapan, sebagian besar masih dibawah ketuntasan kompetensi minimal ( KKM )
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan bahwa anggapan matematika khususnya turunan fungsi aljabar sulit dan pencapaian kompetensi pada turunan fungsi aljabar masih rendah , sehingga guru dituntut untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya dan berinovasi untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.
Untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil kompetensi pada turunan fungsi aljabar , model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan dirinya baik secara individu maupun kelompok dalam hal pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah.
Turunan fungsi aljabar merupakan fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, sebagai contoh fungsi f menjadi f’ yang memiliki nilai tidak beraturan.Pada dasarnya konsep turunan sering sekali kita pakai dalam kehidupan sehari-hari.Baik itu di dalam ilmu matematika atau ilmu yang lainnya. Fungsi dari turunan sendiri yang sering kita ketahui merupakan menghitung garis singgung pada suatu kurva atau fungsi dan kecepatan.
Beberapa aturan dalam turunan fungsi antara lain:
- f(x), menjadi f'(x) = 0
- Jika f(x) = x, maka f’(x) = 1
- Aturan pangkat berlaku jika f(x) = xn, maka f’(x) = n X n – 1
- Aturan kelipatan konstanta berlaku jika (kf) (x) = k. f’(x)
- Aturan rantai berlaku jika ( f o g ) (x) = f’ (g (x)). g’(x))
Contohnya fungsi f dan g terdiferensialkan pada selang I, maka fungsi f + g, f – g, fg, f/g, ( g (x) ≠ 0 pada I ) terdiferensialkan pada I dengan aturan sebagai berikut:
- ( f + g )’ (x) = f’ (x) + g’ (x)
- ( f – g )’ (x) = f’ (x) – g’ (x)
- (fg)’ (x) = f’(x) g(x) + g’(x) f(x)
- ((f)/g )’ (x) = (g(x) f’ (x)- f(x) g’ (x))/((g(x)2)
Penerapan model pembelajarn kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah telah dilaksanakan selama proses pembelajaran kooperatif jigsaw dilakukan beberapa tindakan yaitu melalui perencanaan, Tindakan, refleksi dan evaluasi maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran turunan fungsi aljabar dengan menggunakan model kooperatif jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan dan pemecahan masalah peserta didik secara signifikan dilihat dari hasil penilaian peserta didik.
Pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru hendaknya lebih terampil untuk mengorganisasikan peserta didik saat pembentukan kelompok dan diskusi agar waktu dalam pembelajaran lebih efektif, sehingga peserta didik tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran serta termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Setelah kegiatan pembelajaran permasalahan turunan fungsi aljabar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw hasil akhir kompetensi pengetahuan dan keterampilan jauh lebih baik dan meningkat ini ditunjukan dari hasil perilaku individu dalam menyelesaikan permasalah turunan fungsi aljabar
Ditulis oleh: Drs. Sudarto, Guru di SMA Negeri 1 Sukaresmi Cianjur