Pandemi Covid-19 merupakan musibah yang memilukan. Seluruh penduduk bumi, seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu. Pandemi tersebut telah memengaruhi sistem pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah ke penutupan sekolah, universitas, dan perguruan tinggi. Setidaknya sekitar 1,7 miliar siswa terkena dampak sebagai respon terhadap pandemi ini.
Penelitian Gewin (2020) menyatakan bahwa banyak universitas di seluruh dunia telah menunda atau membatalkan berbagai kegiatan seperti event kampus, seminar, konferensi, kompetisi olahraga, dan kegiatan lainnya. Universitas tlah bergerak cepat untuk mentransmisikan berbagai program agar pembelajaran tetap berlangsung. Menanggapi hal tersebut UNESCO merekomendasikan penggunaan program pembelajaran jarak jauh (distance learning).
Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya ini. Dengan adanya pembatasan interaksi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh ( PJJ ).
Ada kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah atau kampus. Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi normal, sekarang dengan mendadak ujian dibatalkan ataupun ditunda.
Penilaian internal bagi sekolah barangkali dianggap kurang urgent tetapi bagi keluarga murid, informasi penilaian sangat penting. Ada yang menganggap hilangnya informasi penilaian murid sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa depan mereka.
Lulusan universitas ataupun pendidikan menengah yang mencari pekerjaan tahun ini mengalami gangguan yang hebat. Kondisi pasar kerja yang cenderung sulit merupakan kendala bagi lulusan baru.
Dalam penanganan dampak Covid-19 pada dunia pendidikan, seluruh stakeholders harus bahu-membahu berbuat. Guru harus melakukan pembelajaran daring seefektif mungkin. Guru tak membebani murid dalam tugas-tugas.
Dalam pembelajaran daring di masa pandemi anak cenderung mudah bosan dan kehilangan semangat belajar. Untuk itu, peran orang tua harus bisa menciptakan suasana nyaman saat anak mengikuti PJJ di rumah. Berikan ruang kepada anak untuk dapat fokus seperti mematikan televisi atau lainnya. Jauhkan segala hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak untuk belajar.
Sementara itu, peran masyarakat umum untuk jaga jarak dan tinggal di rumah menjadi penentu keberhasilan dalam mengakhiri Covid-19 di Indonesia. Keberhasilan upaya penanganan Covid-19 sangat tergantung peran masyarakat. Butuh kerja sama semua perangkat RT, RW, Desa, sampai dengan pelaksanaan isolasi mandiri baik perorangan sampai kelompok dan kepatuhan dalam penerapan PSBB.
Kebijakan belajar di rumah pada institusi pendidikan jelas menyebabkan gangguan besar, seperti dalam hal pembelajaran siswa, gangguan dalam penilaian, pembatalan penilaian, peluang mendapatkan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Setelah pandemi selesai, recovery untuk pemulihan ini harus dilakukan secara cepat dan tepat dengan pengalokasian anggaran dari pemerintah untuk pendidikan. Pemangkasan birokrasi pendidikan harus segera dijalankan untuk menangani dampak Covid-19 ini bagi dunia pendidikan. Kebijakan penting yang harus dilakukan oleh menteri pendidikan adalah merecovery penilaian untuk pembelajaran, bukan menghilangkan, disebabkan pentingnya faktor penilaian bagi siswa.
Kebijakan pemerintah harus mendukung masuknya para lulusan ke pasar kerja untuk menghindari periode pengangguran yang lebih lama. Kementerian pendidikan harus berkoordinasi dengan menteri terkait agar lapangan kerja padat karya kembali dibuka dan disegarkan.
Penulis: JOBEL J.HAUMAHU,S.Pd, Seorang guru di SMP.NEGERI 2 MANOKWARI