Metode pembelajaran secara daring kerap sekali dilakukan ketika masa pandemi kemarin. Hingga saat ini, metode pembelajaran tersebut juga masih sering dilakukan.
Untuk penerapan pembelajaran daring saat ini tentu tidaklah intens seperti awal-awal pandemi, karena sekarang ini terkadang juga ada pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dalam praktiknya, metode daring ini bukan hanya satu metode saja melainkan ada beberapa metode yang bisa diterapkan. Tetapi hal semacam ini belum banyak diketahui oleh setiap guru karena dianggapnya metode ini hanya sekedar berbagi tugas dan tugas.
Padahal sejatinya metode pembelajaran dari ini setidaknya ada sekitar 3 metode yang selama ini sering diterapkan di beberapa sekolah-sekolah favorit. Berikut ini adalah metode pembelajaran daring yang sering dilakukan oleh para guru.
Pembelajaran Daring Berbasis Kompetensi
Metode pembelajaran daring yang pertama yang banyak diterapkan oleh tenaga pendidik adalah pembelajaran daring berbasis kompetensi. Dari basis kompetensi ini ada sekitar 4 bagian di mana yang pertama adalah menuntut siswa untuk bisa berpikir kritis pada suatu masalah.
Kedua, seorang guru dalam proses pengembangan potensi siswa hanyalah mendampingi saja dan mengarahkan jika ada yang salah. Ketiga, adalah kerja sama dan yang terakhir membebaskan siswa untuk menyampaikan ide yang ada di dalam pikirannya.
Pembelajaran Daring Model Hybrid
Metode pembelajaran yang kedua ini tentunya berbeda dengan yang pertama di mana untuk yang ini lebih kepada penggabungan. Jadi dalam satu waktu seorang siswa dituntut untuk belajar secara daring tetapi di lain waktu juga ada tatap muka.
Metode ini dipilih karena jika full daring tentu tidak ada sosialisasi antara murid dengan gurunya. Tetapi dengan gabungan seperti ini tentunya antara guru dan murid masih ada sosialisasi meskipun tidak penuh.
Konsep Tour Online
Mengingat kondisi pandemi yang seperti sebelumnya tentu para siswa tidak diperkenankan untuk melakukan studi tour ke beberapa tempat. Hal ini tentu untuk menghindari penyebaran virus corona agar tidak semakin parah.
Dengan itu, kemudian Kemendikbud membuat suatu konsep tour yang biasanya dilakukan setiap satu semester. Konsep ini merupakan bagian dari kementrian yang bekerja sama dengan Google Art & Culture.
Jadi dengan layanan tersebut para siswa tetap tidak keluar rumah namun bisa melihat berbagai museum atau tempat wisata di berbagai belahan bumi. Dengan bantuan Google para siswa bisa melihat seisi tempat dan seolah-olah berada di tempat tersebut.
Setiap metode pembelajaran seperti di atas tentu butuh media yang bisa digunakan untuk proses belajar mengajar. Salah satu yang Anda bisa menggunakan adalah Whatsapp sebagai media hubung antara guru dan murid.
Banyak manfaat yang akan Anda peroleh ketika menggunakan whatsapp sebagai media hubungnya. Misalnya, Anda bisa mengajar online secara praktis meskipun jaringan internet cukup sulit. Pasalnya, WhatsApp relatif bisa berfungsi dengan baik ketika berada di jaringan yang lemah sekalipun.
Nah, jika anda ingin mengetahui bagaimana memanfaatkan WhatsApp sebagai media belajar yang efektif, Anda dapat belajar melalui sebuah ebook “Optimalisasi Pembelajaran dan Penilaian Whatsapp Otomatis” yang dihadirkan oleh GuruJuara.com.
Anda bisa membeli ebook tersebut dengan klik link di bawah ini serta dapatkan promo harga terbaik khusus bagi Anda yang order sekarang.