Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: intelegensi siswa, kualitas dan profesionalisme guru, bahan ajar yang digunakan, media pembelajaran, pemilihan metode yang tepat, dan lingkungan.
Sementara itu faktor yang paling memicu kurangnya keberhasilan pembelajaran yaitu minimnya media pembelajaran. Sebab dalam belajar, siswa dituntut harus hafal, paham, dan menguasai materi yang dipelajarinya. Demikian juga ketika siswa sedang belajar aksara Bahasa Jawa.
Dalam pelajaran Bahasa Jawa, siswa diharapkan hafal aksara Jawa. Sementara siswa sendiri kurang terbiasa membaca huruf aksara. Sehingga hasil yang diharapkan jauh dari yang diinginkan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kreatifitas guru dalam keberhasilan pembelajaran.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran aksara Bahasa Jawa bisa menggunakan media pembelajaran yang tepat. Misalnya, menggunakan “Kartu Aksara Jawa Nglegena”. Media tersebut diharapkan mampu menjadi solusi alternatif dalam mengatasi hafalan siswa terkait aksara Jawa.
Langkah awal untuk membuat media pembelajaran tersebut yaitu menyiapkan alat dan bahan. Bahan yang bisa digunakan di antaranya adalah triplek besar, kardus bekas, kertas berwarna (kertas asturo), kartu remi. Kemudian alat yang diperlukan yaitu gunting, cutter, penggaris, lem, dan pensil.
Langkah kedua, membuat papan pajangan yang terbuat dari triplek bekas atau kardus bekas yang dilapisi kertas berwarna. Lalu pada papan tersebut ditambahkan dengan kantong-kantong dari kertas karton dan ditempelkan. Kemudian penulisan identitas pada papan pajangan dengan judul “Membaca dan Menulis Aksara Jawa Nglegena”.
Langkah ketiga, membuat “Kartu Aksara Jawa Nglegena” yang terdiri dari huruf-huruf dalam aksara pada kartu remi. Pembelajaran dengan kartu ini yaitu untuk menanamkan konsep pengenalan, pemahaman, dan penguasaan Aksara Jawa.
Cara memainkan kartu ini yaitu guru memajang papan pajangan di dinding. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 4 siswa.
Kemudian guru menjelaskan cara permainan serta aturan mainnya dan membagi kartu hingga habis dan kartu yang terakhir dibuka dan ditaruh di bawah. Siswa memainkan kartu dengan cara meletakkan atau mencocokkan antara kartu Aksara Jawa dengan huruf Aksara Jawa yang ada pada kartu yang telah terbuka.
Siswa yang pada gilirannya tidak memiliki kartu pasangan harus menjatuhkan satu kartu sebagai tanda kartu mati lalu dilanjutkan ke pemain berikutnya. Setelah kartu yang dipegang pemain habis, masing-masing pemain menghitung kartu mati. Siswa yang memiliki kartu mati paling banyak akan mendapat hukuman berupa memasukkan kartu-kartu sesuai dengan klasifikasi kata-kata sederhana berhuruf aksara pada kantong kartu yang telah disediakan.
Lalu guru mengevaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan dan keberhasilan siswa pada materi yang diberikan. Langkah terakhir guru menganalisis hasil evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan dan ketuntasan belajar.
Manfaat yang dicapai siswa dalam pembelajaran ini yaitu menanamkan konsep pengenalan, pemahaman, dan penguasaan membaca kata sederhana berhuruf Aksara Jawa, serta melatih kreatifitas peserta didik. Dengan cara ini, proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan dan memupuk keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Sementara manfaat bagi guru adalah lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran dan lebih mudah mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan waktu yang lebih efisien.
Ditulis oleh Poninten, S.Pd., SD Negeri 2 Keden, Pedan, Klaten